Pesawat Antariksa Jepang Berhasil Angkut Sampel Asteroid Ryugu
Senin, 07 Desember 2020 - 06:01 WIB
TOKYO - Jepang telah berhasil mengangkut pesawat luar angkasa yang membawa sampel debu asteroid Ryugu dari tempat pendaratannya di pedalaman Australia. (Baca Juga: Wamen BUMN: Anak Usaha Telkom Bakal Melantai di Bursa Saham Tahun Depan )
Hayabusa2, sebuah kapsul tak berawak yang membawa sampe debu pertama dari asteroid diterbangkan dengan helikopter dari tempat mendarat di pedalaman Australia ke fasilitas penelitian domestik Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA).
(Baca Juga: Telkom Ganti Nama di Bursa, Monggo di Cek Kode Sahamnya.. )
Misi ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mendasar tentang asal-usul tata surya dan dari mana molekul seperti air berasal.
Pesawat luar angkasa itu diluncurkan dari pusat antariksa Tanegashima Jepang pada 2014. Membutuhkan setidaknya empat tahun untuk mencapai asteroid Ryugu sebelum akhirnya mengumpulkan sampel debu dan kembali ke Bumi.
Para ilmuwan mengatakan sampel debu itu kemungkinan mengandung bahan organik yang bisa berkontribusi pada kehidupan Bumi.
"Apa yang sebenarnya kami lakukan di sini adalah mencoba mengambil sempel batuan murni yang belum tersinari matahari," kata ahli astrofisika Lisa Harvey, dikutip dari Reuters, Sabtu (6/12/2020).
Gas yang ada di dalam sampel batuan dapat mengungkap lebih banyak lagi tentang kondisi yang ada sektiar 4,6 miliar tahun lalu.
Hayabusa2, sebuah kapsul tak berawak yang membawa sampe debu pertama dari asteroid diterbangkan dengan helikopter dari tempat mendarat di pedalaman Australia ke fasilitas penelitian domestik Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA).
(Baca Juga: Telkom Ganti Nama di Bursa, Monggo di Cek Kode Sahamnya.. )
Misi ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mendasar tentang asal-usul tata surya dan dari mana molekul seperti air berasal.
Pesawat luar angkasa itu diluncurkan dari pusat antariksa Tanegashima Jepang pada 2014. Membutuhkan setidaknya empat tahun untuk mencapai asteroid Ryugu sebelum akhirnya mengumpulkan sampel debu dan kembali ke Bumi.
Para ilmuwan mengatakan sampel debu itu kemungkinan mengandung bahan organik yang bisa berkontribusi pada kehidupan Bumi.
"Apa yang sebenarnya kami lakukan di sini adalah mencoba mengambil sempel batuan murni yang belum tersinari matahari," kata ahli astrofisika Lisa Harvey, dikutip dari Reuters, Sabtu (6/12/2020).
Gas yang ada di dalam sampel batuan dapat mengungkap lebih banyak lagi tentang kondisi yang ada sektiar 4,6 miliar tahun lalu.
(wbs)
tulis komentar anda