Siapa yang Pertama Kali Dapat Vaksin COVID-19?

Senin, 07 Desember 2020 - 09:01 WIB
ilustrasi Vaksin virus corona. FOTO/ IST
NEW YORK - Sejumlah vaksin Covid-19 kini sedang dalam proses akhir pembuatan. Di sisi lain, masyarakat tentu bertanya siapa yang pertama kali akan mendapat vaksin tersebut. (Baca Juga: Wamen BUMN: Anak Usaha Telkom Bakal Melantai di Bursa Saham Tahun Depan )

Setelah berbulan-bulan melakukan debat dan musyawarah, panel ahli independen yang Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memutuskan siapa yang akan mendapatkan terlebih dahulu vaksin COVID-19 ini.

(Baca Juga: Telkom Ganti Nama di Bursa, Monggo di Cek Kode Sahamnya.. )

Dikutip dari The New York Times, Minggu (6/12/2020), dewan komite C.D.C merekomendasikan bahwa 21 juta pekerja perawatan kesehatan AS yang memenuhi syarat akan menjadi yang pertama mendapatkan vaksin COVID-19.

Setelahnya baru tiga juta orang tua yang tinggal di panti jompo dan fasilitas perawatan jangka panjang lainnya.



Menurut analisis oleh The New York Time, sebanyak 39 persen kematian akibat virus corona telah terjadi di fasilitas perawatan jangka panjang.

Namun sayangnya, perusahaan produsen vaksin seperti Pfizer dan Moderna, memperkirakan bahwa mereka tidak akan cukup memvaksinasi lebih dari 22,5 juta orang Amerika pada Januari mendatang.

Jadi, setiap negara harus emutuskan petugas kesehatan mana yang lebih diprioritaskan untuk mendapat vaksin tersebut.

C.D.C kemungkinan akan memilik untuk memprioritaskan perawatan pada dokter dan perawat, terapis, pernapasan, dan karawan rumah sakit lainnya, termasuk staf kebersihan yang kemungkinan terbesar terpapar virus corona.

Setelah itu, C.D.C mengisyaratkan bahwa yang akan mendapat antrean selanjutnya untuk vaksin COVID-19 adalah 87 juta orang AS yang bekerja di bidang pangan dan pertanian, manufaktur, penegakan hukum, pendidikan, transportasi, petugas tanggap darurat, dan sektor lainnya.

Para pertugas itu, kata C.D.C berisiko tinggi terpapar virus karena pekerjaan mereka yang mengharuskan mereka untuk ebkerja di kantor.

Masing-masing negara bagian AS dapat memutuskan untuk memasukkan ke dalam kelompok ini karyawan industri yang sangat terpengaruh oleh virus tersebut.
(wbs)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More