Air di Planet Mars Ternyata Tidak Seluas yang Diperkirakan
Jum'at, 11 Desember 2020 - 04:23 WIB
JAKARTA - Planet Mars merupakan planet tetangga Bumi yang disasar sebagai tempat bermukim umat manusia ke depannya. Planet tersebut diyakini memiliki sumber air melimpah dan kenyataannya tidak demikian. (Baca juga: NASA Tegaskan Bersiap Ciptakan Oksigen di Mars )
Sebelumnya, penelitian di Planet Merah tersebut menemukan adanya potensi air dalam bentuk air asin (air laut). Namun di luar prediksi, kemungkinan sumber airnya tidak seluas yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini terungkap dalam sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di Arkansas Center for Space and Planetary Sciences.
Laman Phys melaporkan, para peneliti menggabungkan data tentang tingkat penguapan air garam, yang dikumpulkan melalui eksperimen di ruang simulasi Mars di pusat, dengan model sirkulasi cuaca global planet untuk membuat peta seluruh planet, di mana air asin kemungkinan besar ditemukan.
Brines adalah campuran air dan garam yang lebih tahan terhadap panas, pembekuan, dan penguapan dibandingkan air murni. Menemukan brines memiliki implikasi di mana para ilmuwan akan mencari kehidupan masa lalu atau sekarang di Mars. Dan ujungnya, manusia melakukan perjalanan ke planet itu untuk mendapatkan sumber air.
"Para ilmuwan memperhitungkan semua perubahan fase utama cairan ke dalam perhitungan —pembekuan, pendidihan, dan penguapan— bukan hanya fase tunggal, seperti yang biasa dilakukan di masa lalu," kata Vincent Chevrier, profesor dan penulis pertama studi yang diterbitkan di Jurnal Ilmu Planet.
"Ia melihat semua properti pada saat yang sama, bukan satu per satu," kata Chevrier. "Kemudian kami membuat peta dengan mempertimbangkan semua proses itu secara bersamaan."
Chevrier mengutarakan, hal itu menunjukkan penelitian sebelumnya mungkin telah melebih-lebihkan berapa lama air asin tetap berada di permukaan dalam atmosfer Mars yang dingin, tipis, dan gersang. "Kesimpulan terpenting adalah jika Anda tidak menggabungkan semua proses ini, Anda selalu melebih-lebihkan stabilitas air asin. Itulah realitas situasinya," kritiknya.
Lebih lanjut dikatakan, kondisi yang menguntungkan untuk air asin yang stabil di permukaan planet kemungkinan besar ada di garis lintang tengah hingga tinggi utara. Selain itu, di kawah besar di belahan selatan. Di bawah permukaan yang dangkal, air asin mungkin ada di dekat ekuator.
Dalam skenario temuan terbaik, air asin bisa hadir hingga 12 jam per hari. "Tidak ada tempat air asin yang stabil sepanjang hari di Mars," katanya. (Baca juga: MUI Imbau Masyarakat Tenang dalam Merespons Status Tersangka Habib Rizieq )
Sebelumnya, penelitian di Planet Merah tersebut menemukan adanya potensi air dalam bentuk air asin (air laut). Namun di luar prediksi, kemungkinan sumber airnya tidak seluas yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini terungkap dalam sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di Arkansas Center for Space and Planetary Sciences.
Laman Phys melaporkan, para peneliti menggabungkan data tentang tingkat penguapan air garam, yang dikumpulkan melalui eksperimen di ruang simulasi Mars di pusat, dengan model sirkulasi cuaca global planet untuk membuat peta seluruh planet, di mana air asin kemungkinan besar ditemukan.
Brines adalah campuran air dan garam yang lebih tahan terhadap panas, pembekuan, dan penguapan dibandingkan air murni. Menemukan brines memiliki implikasi di mana para ilmuwan akan mencari kehidupan masa lalu atau sekarang di Mars. Dan ujungnya, manusia melakukan perjalanan ke planet itu untuk mendapatkan sumber air.
"Para ilmuwan memperhitungkan semua perubahan fase utama cairan ke dalam perhitungan —pembekuan, pendidihan, dan penguapan— bukan hanya fase tunggal, seperti yang biasa dilakukan di masa lalu," kata Vincent Chevrier, profesor dan penulis pertama studi yang diterbitkan di Jurnal Ilmu Planet.
"Ia melihat semua properti pada saat yang sama, bukan satu per satu," kata Chevrier. "Kemudian kami membuat peta dengan mempertimbangkan semua proses itu secara bersamaan."
Chevrier mengutarakan, hal itu menunjukkan penelitian sebelumnya mungkin telah melebih-lebihkan berapa lama air asin tetap berada di permukaan dalam atmosfer Mars yang dingin, tipis, dan gersang. "Kesimpulan terpenting adalah jika Anda tidak menggabungkan semua proses ini, Anda selalu melebih-lebihkan stabilitas air asin. Itulah realitas situasinya," kritiknya.
Lebih lanjut dikatakan, kondisi yang menguntungkan untuk air asin yang stabil di permukaan planet kemungkinan besar ada di garis lintang tengah hingga tinggi utara. Selain itu, di kawah besar di belahan selatan. Di bawah permukaan yang dangkal, air asin mungkin ada di dekat ekuator.
Dalam skenario temuan terbaik, air asin bisa hadir hingga 12 jam per hari. "Tidak ada tempat air asin yang stabil sepanjang hari di Mars," katanya. (Baca juga: MUI Imbau Masyarakat Tenang dalam Merespons Status Tersangka Habib Rizieq )
(iqb)
tulis komentar anda