FDA Setujui Babi Hasil Rekayasa Genetik untuk Makanan dan Transplantasi
Rabu, 16 Desember 2020 - 02:44 WIB
WASHINGTON - Babi yang telah direkayasa secara genetik agar bebas dari molekul pemicu alergi daging telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA). Ini adalah sejarah! (Baca juga: Rangkaian Misi Luar Angkasa dan Fenomena Alam di Desember 2020 )
Di awal pekan ini, FDA menyetujui babi yang direkayasa genetik -dikenal sebagai babi GalSafe- tersebut bisa untuk konsumsi makanan manusia dan tujuan terapeutik potensial. Seperti digunakan dalam xenotransplantasi (atau transplantasi jaringan babi ke manusia). "Ini pertama kalinya hewan hasil rekayasa genetika disetujui untuk makanan dan keperluan medis," kata FDA.
"Hari ini persetujuan pertama untuk produk bioteknologi hewan untuk makanan dan sebagai sumber potensial untuk penggunaan biomedis merupakan tonggak yang luar biasa untuk inovasi ilmiah," kata Komisaris FDA, Stephen Hahn, dalam sebuah pernyataan, tulis Live Science.
Para ilmuwan telah mengubah babi GalSafe secara genetik sehingga mereka kekurangan molekul gula yang disebut alpha-gal. Ini biasanya ditemukan di jaringan beberapa mamalia, termasuk babi, sapi, dan domba. Orang dengan alergi daging yang dikenal sebagai sindrom alpha-gal dapat mengembangkan reaksi serius yang mengancam nyawa jika mereka terpapar molekul ini. Diperkirakan orang mengembangkan alergi daging ini setelah digigit oleh kutu tertentu, yang mengandung alpha-gal dalam air liurnya.
Perubahan genetik ini juga dapat membuat babi GalSafe berguna untuk xenotransplant. "Karena alpha-gal diperkirakan menyebabkan penolakan jaringan dan organ pada orang yang menerima transplantasi ini," kata badan tersebut.
FDA memutuskan babi GalSafe aman untuk dimakan dan mereka tidak memiliki tingkat alpha-gal yang terdeteksi di jaringan dagingnya. Namun badan tersebut tidak mengevaluasi apakah mereka benar-benar mencegah alergi daging.
Selain itu, FDA mencatat setiap perusahaan yang ingin menggunakan babi ini dalam produk medis perlu mendapatkan persetujuan terpisah dari FDA untuk penggunaan medis tersebut.
Sementara itu, perusahaan yang membuat babi GalSafe, Revivicor Inc., mengatakan, mereka awalnya berencana untuk menjual daging babi dari GalSafe melalui pesanan pos, bukan di supermarket.
Babi GalSafe bukanlah hewan rekayasa genetika pertama yang disetujui untuk dikonsumsi manusia. Pada 2015, FDA menyetujui jenis salmon, yang dikenal sebagai AquAdvantage, yang direkayasa secara genetik untuk memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, menurut STAT News. Tapi dalam kasus itu, persetujuannya hanya untuk penggunaan makanan dan bukan penggunaan medis. (Baca juga: Terlibat Kecelakaan Beruntun di Kemang, Selebgram Cantik Ini Sempat Berusaha Kabur )
Di awal pekan ini, FDA menyetujui babi yang direkayasa genetik -dikenal sebagai babi GalSafe- tersebut bisa untuk konsumsi makanan manusia dan tujuan terapeutik potensial. Seperti digunakan dalam xenotransplantasi (atau transplantasi jaringan babi ke manusia). "Ini pertama kalinya hewan hasil rekayasa genetika disetujui untuk makanan dan keperluan medis," kata FDA.
"Hari ini persetujuan pertama untuk produk bioteknologi hewan untuk makanan dan sebagai sumber potensial untuk penggunaan biomedis merupakan tonggak yang luar biasa untuk inovasi ilmiah," kata Komisaris FDA, Stephen Hahn, dalam sebuah pernyataan, tulis Live Science.
Para ilmuwan telah mengubah babi GalSafe secara genetik sehingga mereka kekurangan molekul gula yang disebut alpha-gal. Ini biasanya ditemukan di jaringan beberapa mamalia, termasuk babi, sapi, dan domba. Orang dengan alergi daging yang dikenal sebagai sindrom alpha-gal dapat mengembangkan reaksi serius yang mengancam nyawa jika mereka terpapar molekul ini. Diperkirakan orang mengembangkan alergi daging ini setelah digigit oleh kutu tertentu, yang mengandung alpha-gal dalam air liurnya.
Perubahan genetik ini juga dapat membuat babi GalSafe berguna untuk xenotransplant. "Karena alpha-gal diperkirakan menyebabkan penolakan jaringan dan organ pada orang yang menerima transplantasi ini," kata badan tersebut.
FDA memutuskan babi GalSafe aman untuk dimakan dan mereka tidak memiliki tingkat alpha-gal yang terdeteksi di jaringan dagingnya. Namun badan tersebut tidak mengevaluasi apakah mereka benar-benar mencegah alergi daging.
Selain itu, FDA mencatat setiap perusahaan yang ingin menggunakan babi ini dalam produk medis perlu mendapatkan persetujuan terpisah dari FDA untuk penggunaan medis tersebut.
Sementara itu, perusahaan yang membuat babi GalSafe, Revivicor Inc., mengatakan, mereka awalnya berencana untuk menjual daging babi dari GalSafe melalui pesanan pos, bukan di supermarket.
Babi GalSafe bukanlah hewan rekayasa genetika pertama yang disetujui untuk dikonsumsi manusia. Pada 2015, FDA menyetujui jenis salmon, yang dikenal sebagai AquAdvantage, yang direkayasa secara genetik untuk memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, menurut STAT News. Tapi dalam kasus itu, persetujuannya hanya untuk penggunaan makanan dan bukan penggunaan medis. (Baca juga: Terlibat Kecelakaan Beruntun di Kemang, Selebgram Cantik Ini Sempat Berusaha Kabur )
(iqb)
tulis komentar anda