Pernah Jadi Petaka, Inilah Sensor Otomatis Boeing 737 Series
Senin, 11 Januari 2021 - 07:01 WIB
JAKARTA - Tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan kepulauan Seribu kembali menyeret pihak Boeing selaku pembuat pesawat Boeing 737 Series. Kecelakaan yang melibatkan 737 Series di Indonesia bukanlah yang pertama dua tahun lalu pesawat Lion Air JT-610 yang mengalami nasib yang sama. BACA JUGA - Flightradar24 Rekam Detail Pergerakan Pesawat Sriwijaya Air SJ182
Seperti dilansir dari Arabnews, bahkan pesawat Ethiopian Airlines adalah jenis Boeing 737 Max Series yang bermasalah pada bagian input salah dari satu sensor Angle of Attack (AOA) atau sistem indikator otomotis Boeing 737 Series, BACA JUGA -Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh, Boeing 737 Terbagi 4 Jenis
Boeing selaku pembuat pesawat tersebut ikut bereaksi agar kecelakaan Boeing 737-8 MAX tidak terulang lagi. Dugaan indikator pesawat tersebut rusak membuat, Boeing berencana mengirimkan buletin kepada maskapai penerbangan yang mengoperasikan pesawat jet penumpang 737 MAX 8.
Seperti dilansir The New York Time, Buletin tersebut akan berisi informasi mengenai prosedur untuk menangani kesalahan pembacaan di kokpit yang bisa menyebabkan pesawat terjun bebas.
Lalu apakah The Maneuvering Characteristics Augmentation System ( MCAS ) atau sensor kontrol penerbangan otomatis yang dikembangkan oleh Boeing yang menjadi terkenal karena perannya dalam dua kecelakaan fatal 737 MAX , menewaskan 346 penumpang dan awak di dalam pesawat sebelum pesawat itu di- grounded di seluruh dunia pada tahun 2019.
Sesuai deskripsi teknis Boeing: "The Angle of Attack (AoA) adalah parameter aerodinamis yang merupakan kunci untuk memahami batasan kinerja pesawat. Kecelakaan dan insiden baru-baru ini telah menghasilkan program pelatihan awak pesawat baru, yang pada gilirannya telah meningkatkan minat pada AoA. dalam penerbangan komersial. Kesadaran akan AOA sangat penting saat pesawat hampir berhenti.
Meskipun ada dua sensor pada MAX, hanya satu yang digunakan pada satu waktu untuk memicu aktivasi MCAS pada 737 MAX. Setiap kesalahan pada sensor ini, mungkin karena kerusakan fisik, menyebabkan kegagalan satu titik : sistem kontrol penerbangan tidak memiliki dasar untuk menolak masukannya sebagai informasi yang salah.
Perangkat lunak ini bergantung pada keberadaan perangkat lunak indikator visual , opsi berbayar yang tidak dipilih oleh sebagian besar maskapai penerbangan.
Seperti dilansir dari Arabnews, bahkan pesawat Ethiopian Airlines adalah jenis Boeing 737 Max Series yang bermasalah pada bagian input salah dari satu sensor Angle of Attack (AOA) atau sistem indikator otomotis Boeing 737 Series, BACA JUGA -Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh, Boeing 737 Terbagi 4 Jenis
Boeing selaku pembuat pesawat tersebut ikut bereaksi agar kecelakaan Boeing 737-8 MAX tidak terulang lagi. Dugaan indikator pesawat tersebut rusak membuat, Boeing berencana mengirimkan buletin kepada maskapai penerbangan yang mengoperasikan pesawat jet penumpang 737 MAX 8.
Seperti dilansir The New York Time, Buletin tersebut akan berisi informasi mengenai prosedur untuk menangani kesalahan pembacaan di kokpit yang bisa menyebabkan pesawat terjun bebas.
Lalu apakah The Maneuvering Characteristics Augmentation System ( MCAS ) atau sensor kontrol penerbangan otomatis yang dikembangkan oleh Boeing yang menjadi terkenal karena perannya dalam dua kecelakaan fatal 737 MAX , menewaskan 346 penumpang dan awak di dalam pesawat sebelum pesawat itu di- grounded di seluruh dunia pada tahun 2019.
Sesuai deskripsi teknis Boeing: "The Angle of Attack (AoA) adalah parameter aerodinamis yang merupakan kunci untuk memahami batasan kinerja pesawat. Kecelakaan dan insiden baru-baru ini telah menghasilkan program pelatihan awak pesawat baru, yang pada gilirannya telah meningkatkan minat pada AoA. dalam penerbangan komersial. Kesadaran akan AOA sangat penting saat pesawat hampir berhenti.
Meskipun ada dua sensor pada MAX, hanya satu yang digunakan pada satu waktu untuk memicu aktivasi MCAS pada 737 MAX. Setiap kesalahan pada sensor ini, mungkin karena kerusakan fisik, menyebabkan kegagalan satu titik : sistem kontrol penerbangan tidak memiliki dasar untuk menolak masukannya sebagai informasi yang salah.
Perangkat lunak ini bergantung pada keberadaan perangkat lunak indikator visual , opsi berbayar yang tidak dipilih oleh sebagian besar maskapai penerbangan.
(wbs)
tulis komentar anda