Bukan Gempa, Suara Ledakan di Buleleng Mungkin Karena Meteor Jatuh
Minggu, 24 Januari 2021 - 19:05 WIB
BULELENG - Warga di Kabupaten Buleleng , Bali, dikabarkan mendengar suara ledakan di langit, sekitar pukul 10.27 WITA, Minggu (24/1). Saat kejadian, beberapa saksi mengaku melihat bola api yang disertai ledakan.
Saat dikonfirmasi, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengaku belum ada informasi lebih lanjut mengenai hal ini.
Selain itu, Thomas juga mengaku belum bisa memastikan penyebab ledakan tersebut. Tetapi ia tak memungkiri kemungkinan ledakan disebabkan oleh meteor besar atau asteroid yang memasuki atmosfer Bumi.
"Kalau benar ada saksi yang melihat bola api meluncur disertai ledakan, mungkin juga itu meteor besar atau asteroid yang memasuki atmosfer, yang menyebabkan ledakan akibat gelombang kejut asteroid," kata Thomas, saat dihubungi MNC Portal.
Thomas menjelaskan, untuk asteroid dengan ukuran yang cukup besar, misalnya lebih dari 1 meter, bisa menimbulkan ledakan akibat gelombang kejut. "Mestinya juga disertai objek terang seperti bola api yg meluncur," imbuhnya.
Di sisi lain, alat sensor seismik milik Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), juga mencatat anomali gelombang seismik sekitar pukul 10.27 WITA. Tetapi BMKG memastikan bahwa ledakan tersebut bukan karena aktivitas gempa tektonik.
"Kami meyakini bahwa fenomena ini bukan aktivitas gempa tektonik karena dua sensor seismik lainnya yang lokasinya relatif dekat tidak mencatatnya," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, lewat akun Twitter miliknya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengaku belum ada informasi lebih lanjut mengenai hal ini.
Selain itu, Thomas juga mengaku belum bisa memastikan penyebab ledakan tersebut. Tetapi ia tak memungkiri kemungkinan ledakan disebabkan oleh meteor besar atau asteroid yang memasuki atmosfer Bumi.
"Kalau benar ada saksi yang melihat bola api meluncur disertai ledakan, mungkin juga itu meteor besar atau asteroid yang memasuki atmosfer, yang menyebabkan ledakan akibat gelombang kejut asteroid," kata Thomas, saat dihubungi MNC Portal.
Thomas menjelaskan, untuk asteroid dengan ukuran yang cukup besar, misalnya lebih dari 1 meter, bisa menimbulkan ledakan akibat gelombang kejut. "Mestinya juga disertai objek terang seperti bola api yg meluncur," imbuhnya.
Di sisi lain, alat sensor seismik milik Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), juga mencatat anomali gelombang seismik sekitar pukul 10.27 WITA. Tetapi BMKG memastikan bahwa ledakan tersebut bukan karena aktivitas gempa tektonik.
"Kami meyakini bahwa fenomena ini bukan aktivitas gempa tektonik karena dua sensor seismik lainnya yang lokasinya relatif dekat tidak mencatatnya," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, lewat akun Twitter miliknya.
(dan)
tulis komentar anda