Dianggap Pelecehan, Akurasi Tes COVID-19 Lewat Lubang Anus Dipertanyakan

Sabtu, 30 Januari 2021 - 16:14 WIB
Ilustrasi tes swab di Indonesia. FOTO/ SINDOnews
BEIJING - Tingkat akurasi rapid test antigen atau swab antigen ramai dibicarakan. Sebab, jenis tes virus corona itu dijadikan syarat bepergian keluar kota dan menjadi syarat masuk ke beberapa kota. Dan kini pemerintah China mengatakan pengujian asam nukleat cukup rendah.



Beberapa lokasi di Beijing cukup tinggi kasus infeksinya bahkan memaksa warganya untuk menjalani swab anal, yaitu staf medis mengambil sampel lewat anus. Netizen China dengan pedas memberikan komentarnya atas cara swab ini.

Sebagaimana diketahui, Epidemi virus COVID-19 di Kota Beijing terus menyebar luas. Komisi Kesehatan Kota Beijing dalam konferensi pers pada 20 Januari, hanya menyatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan total 5.192 sampel berupa swab nasofaring, orofaring, swab anal dan uji serum dari seluruh guru dan siswa sekolahan dimana terdapat siswa prianya yang positif terinfeksi .

Pada 23 Januari, media China Central TV melaporkan bahwa semua warga Distrik Daxing Beijing di mana terdapat kasus infeksi telah menjalani pengambilan sampel lewat swab nasofaring , swab anal dan uji serum pada saat yang bersamaan.



Para ahli mengklaim bahwa pengambilan sampel swab anal, dapat meningkatkan kemampuan deteksi dan menekan risiko “kecurian” dalam mendiagnosis infeksi suspek.



Para pendatang internasional di Beijing dan Qingdao diharuskan menjalani tes usap anal sebelum menyelesaikan periode karantina. Menurut media pemerintah, tes tersebut hanya digunakan di beberapa kota pada kelompok berisiko tinggi.

Orang-orang selama ini telah dites dengan metode usap tenggorokan dan hidung yang lebih tradisional, serta tes antibodi. Tetapi penduduk sekarang telah diberikan usapan asam nukleat rektal.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More