Ahli Seismologi: Bumi Alami Periode Paling Tenang Akibat Pandemi Covid-19
Jum'at, 19 Februari 2021 - 08:45 WIB
ZURICH - Sekelompok ahli seismologi internasional dari 33 negara mengukur penurunan hingga 50% kebisingan di permukaan Bumi. Kondisi ini terjadi karena kurangnya aktifitas manusia akibat pandemi Cobid-19.
Tim, termasuk para ahli dari Layanan Seismologi Swiss di ETH Zurich mengukur tingkat kebisingan yang lebih rendah di 185 dari 268 stasiun seismik yang dianalisis di seluruh dunia. Kebisingan lingkungan perkotaan turun hingga 50% akibat lockdown karena layanan bus dan kereta api berkurang, pesawat di-grounded dan pabrik-pabrik ditutup. (Baca: Parahnya Cuaca Ekstrem di AS, Bahkan Satelit Cuaca Dibikin Bingung)
"Minggu-minggu selama penguncian adalah periode paling tenang yang kami catat," kata ahli gempa John Clinton, mengacu pada arsip data yang mencakup 20 tahun terakhir, seperti dikutip Reuters .
Dengan kebisingan manusia yang selalu meningkat, katanya, kemungkinan besar ini adalah periode paling tenang dalam sejarah manusia modern.
Para ahli, dipimpin oleh Thomas Lecocq dari Royal Observatory of Belgium, mampu melacak “gelombang ketenangan” di seluruh dunia saat lockdown pertama kali di China, kemudian Italia, sebelum menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika.
Kebisingan latar belakang yang lebih rendah selama penguncian juga berarti gempa bumi kecil yang tidak akan teramati telah terdeteksi di beberapa tempat. (Baca juga: Mengenal Kawah jezero. Lokasi Pendaratan dan Penjelajahan Perseverance)
Ilmuwan Seismologi Frederick Massin mengatakan, getaran kecil memungkinkan ahli untuk meningkatkan pemahaman tentang bahaya seismik. Ini juga membantu menilai kemungkinan gempa bumi yang lebih besar di masa depan.
“Ini adalah kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak mungkin kami dapat melakukan eksperimen semacam ini secara normal," kata Massin.
Tim, termasuk para ahli dari Layanan Seismologi Swiss di ETH Zurich mengukur tingkat kebisingan yang lebih rendah di 185 dari 268 stasiun seismik yang dianalisis di seluruh dunia. Kebisingan lingkungan perkotaan turun hingga 50% akibat lockdown karena layanan bus dan kereta api berkurang, pesawat di-grounded dan pabrik-pabrik ditutup. (Baca: Parahnya Cuaca Ekstrem di AS, Bahkan Satelit Cuaca Dibikin Bingung)
"Minggu-minggu selama penguncian adalah periode paling tenang yang kami catat," kata ahli gempa John Clinton, mengacu pada arsip data yang mencakup 20 tahun terakhir, seperti dikutip Reuters .
Dengan kebisingan manusia yang selalu meningkat, katanya, kemungkinan besar ini adalah periode paling tenang dalam sejarah manusia modern.
Para ahli, dipimpin oleh Thomas Lecocq dari Royal Observatory of Belgium, mampu melacak “gelombang ketenangan” di seluruh dunia saat lockdown pertama kali di China, kemudian Italia, sebelum menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika.
Kebisingan latar belakang yang lebih rendah selama penguncian juga berarti gempa bumi kecil yang tidak akan teramati telah terdeteksi di beberapa tempat. (Baca juga: Mengenal Kawah jezero. Lokasi Pendaratan dan Penjelajahan Perseverance)
Ilmuwan Seismologi Frederick Massin mengatakan, getaran kecil memungkinkan ahli untuk meningkatkan pemahaman tentang bahaya seismik. Ini juga membantu menilai kemungkinan gempa bumi yang lebih besar di masa depan.
“Ini adalah kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak mungkin kami dapat melakukan eksperimen semacam ini secara normal," kata Massin.
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda