Didanai Asing, Proyek Satelit SATRIA-1 Masuk ke Tahap Pelunasan
Sabtu, 27 Februari 2021 - 21:06 WIB
JAKARTA - Satelit Multifungsi SATRIA-1 yang dilakukan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), sudah memasuki tahap pemenuhan pembiayaan proyek.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, menyatakan bahwa salah satu bagian penting dalam Program Konektivitas Digital 2021 adalah pengadaan SATRIA-1.
Proyek kerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) itu menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) produksi Thales Alenia Space (TAS) dari Prancis, dengan rocket launcher produksi Space-X yaitu Falcon 9-5500 dari Amerika Serikat.
“Capital expenditure proyek ini sebesar USD545 juta atau setara dengan Rp7,68 triliun,” kata Johnny, dalam keterangan resmi Kominfo, Sabtu (27/2/2021).
Adapun nilai dari proyek tersebut terdiri dari porsi ekuitas sebesar USD114 juta atau setara dengan Rp1,61 triliun, dan porsi pinjaman sebesar USD431 juta atau setara dengan Rp6,07 triliun.
“Pinjaman ini didanai oleh sindikasi BPI France (Bank Kredit Ekspor Perancis) dan didukung oleh Banco Santander, HSBC Continental Europe, dan The Korea Development Bank (KDB). Porsi pinjaman komersial didanai oleh KDB dan bersama dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB),” jelas politikus Nasdem itu.
Johnny mengatakan, penandatangan dokumen pembiayaan atas proyek Satelit SATRIA-1 telah dilakukan pada tanggal 24 Februari 2021 lalu.
“Dengan tersedianya pembiayaan atas Satelit SATRIA-1, ini juga memberikan gambaran akan kepercayaan institusi keuangan global kepada pemerintah dan iklim investasi di Indonesia,” ujarnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, menyatakan bahwa salah satu bagian penting dalam Program Konektivitas Digital 2021 adalah pengadaan SATRIA-1.
Proyek kerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) itu menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) produksi Thales Alenia Space (TAS) dari Prancis, dengan rocket launcher produksi Space-X yaitu Falcon 9-5500 dari Amerika Serikat.
“Capital expenditure proyek ini sebesar USD545 juta atau setara dengan Rp7,68 triliun,” kata Johnny, dalam keterangan resmi Kominfo, Sabtu (27/2/2021).
Adapun nilai dari proyek tersebut terdiri dari porsi ekuitas sebesar USD114 juta atau setara dengan Rp1,61 triliun, dan porsi pinjaman sebesar USD431 juta atau setara dengan Rp6,07 triliun.
“Pinjaman ini didanai oleh sindikasi BPI France (Bank Kredit Ekspor Perancis) dan didukung oleh Banco Santander, HSBC Continental Europe, dan The Korea Development Bank (KDB). Porsi pinjaman komersial didanai oleh KDB dan bersama dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB),” jelas politikus Nasdem itu.
Johnny mengatakan, penandatangan dokumen pembiayaan atas proyek Satelit SATRIA-1 telah dilakukan pada tanggal 24 Februari 2021 lalu.
“Dengan tersedianya pembiayaan atas Satelit SATRIA-1, ini juga memberikan gambaran akan kepercayaan institusi keuangan global kepada pemerintah dan iklim investasi di Indonesia,” ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda