Mengapa China Lakukan Tes Anal COVID terhadap Wisatawan?
Sabtu, 06 Maret 2021 - 10:06 WIB
Orang lain yang menginap di hotel karantina telah diminta untuk mengikuti tes. Seseorang mengungkap dia diminta untuk menjalani tes anal pada September 2020 saat berada di hotel karantina setelah kembali dari Australia. Dia menambahkan, tes itu dilakukan oleh perawat dan rasanya seperti mengalami diare.
Tes tersebut telah menjadi kontroversi di antara para ahli, bahkan di China. Yang Zhanqiu, Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan, mengatakan, tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal, karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernapasan, bukan melalui feses.
Jika tujuan dari tes ini adalah untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, argumennya berlanjut, maka tes hidung/tenggorokan akan bekerja paling baik.
"Ada kasus tentang tes virus Corona positif pada kotoran pasien, tapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Yang.
Para ahli di luar China juga mempertanyakan praktik tersebut. "Nilai mendeteksi orang dengan virus adalah menghentikan penularan," kata Benjamin Cowling, profesor kesehatan masyarakat di Universitas Hong Kong, kepada Times. "Jika seseorang terkena infeksi tetapi tidak menular ke orang lain, kami tidak perlu mendeteksi orang itu."
Tes tersebut telah menjadi kontroversi di antara para ahli, bahkan di China. Yang Zhanqiu, Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan, mengatakan, tes hidung dan tenggorokan masih lebih efektif daripada tes anal, karena virus diketahui menyebar melalui tetesan pernapasan, bukan melalui feses.
Jika tujuan dari tes ini adalah untuk mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, argumennya berlanjut, maka tes hidung/tenggorokan akan bekerja paling baik.
"Ada kasus tentang tes virus Corona positif pada kotoran pasien, tapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Yang.
Para ahli di luar China juga mempertanyakan praktik tersebut. "Nilai mendeteksi orang dengan virus adalah menghentikan penularan," kata Benjamin Cowling, profesor kesehatan masyarakat di Universitas Hong Kong, kepada Times. "Jika seseorang terkena infeksi tetapi tidak menular ke orang lain, kami tidak perlu mendeteksi orang itu."
Baca Juga
(iqb)
tulis komentar anda