Di Bawah Permukaan Planet Mars Diperkirakan Terdapat Kehidupan
Sabtu, 20 Maret 2021 - 15:42 WIB
JAKARTA - NASA mengirim penjelajah Perseverance ke planet Mars untuk menjelajahi kawah dengan instrumen yang dirancang untuk menguji tanda-tanda kehidupan. Ilmuwn memperkirakan kehdiupan di Mars berada di bawah permukaan planet merah tersebut.
Profesor Nathalie Cabrol, direktur Carl Sagan Center for Research yang merupakan bagian dari Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute mengatakan dalam sebuah artikel bahwa biosfer mikroba mungkin ada di planet ini. (Baca: Ilmuwan Buktikan Kehipudan Baru Bisa Terbentuk di Planet Mars)
Dalam makalah yang diterbitkan oleh Nature Astronomy, Prof Cabrol mengatakan mikroba mungkin telah berpindah ke bawah tanah selama empat miliar tahun terakhir. Pakar mendasarkan studinya pada "analog Mars", yang merupakan lingkungan dingin dan tidak ramah di Bumi yang meniru kondisi planet, seperti Antartika.
Penelitiannya menunjukkan bahwa lanskap yang tampaknya tidak dapat mendukung kehidupan karena faktor lingkungan yang ekstrem malah membantu menciptakan kondisi kehidupan. "Interaksi dari faktor-faktor ini “membuka distribusi kehidupan dan kelimpahan di lanskap tersebut,” kata Prof Cabrol. (Baca juga: Besok Asteroid Besar Melintasi Bumi, Jika Jalurnya Berubah Bisa Kiamat Dunia)
Sementara "itu tidak serta-merta membuat lebih mudah untuk menemukan" bukti, Prof Cabrol mengatakan mengamati faktor-faktor ini dapat membantu dalam pencarian kehidupan di Mars .
Prof Cabrol mengatakan, kemungkinan Mars memiliki sungai, lautan, angin dan badai debu sekitar 3,6 miliar tahun yang lalu. “Mekanisme penyebaran masih ada sampai sekarang, dan mereka menghubungkan interior ke bawah permukaan,” katanya.
Namun, Prof Cabrol memperingatkan ada batas waktu untuk mengumpulkan sampel dari Mars saat eksplorasi manusia mulai direncanakan. (Baca juga: Pindahkan Badak dengan Cara Digantung di Helikopter, Ini Penjelasan Peneliti)
Saat ini penjelajah Perseverance NASA telah berada di Mars selama lebih dari sebulan, dan belum menemukan tanda-tanda kehidupan. Namun, tim ilmuwan telah menentukan bahwa beberapa batuan secara kimiawi mirip dengan batuan vulkanik di Bumi, dan angin serta air telah mengikis beberapa di antaranya.
Profesor Nathalie Cabrol, direktur Carl Sagan Center for Research yang merupakan bagian dari Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute mengatakan dalam sebuah artikel bahwa biosfer mikroba mungkin ada di planet ini. (Baca: Ilmuwan Buktikan Kehipudan Baru Bisa Terbentuk di Planet Mars)
Dalam makalah yang diterbitkan oleh Nature Astronomy, Prof Cabrol mengatakan mikroba mungkin telah berpindah ke bawah tanah selama empat miliar tahun terakhir. Pakar mendasarkan studinya pada "analog Mars", yang merupakan lingkungan dingin dan tidak ramah di Bumi yang meniru kondisi planet, seperti Antartika.
Penelitiannya menunjukkan bahwa lanskap yang tampaknya tidak dapat mendukung kehidupan karena faktor lingkungan yang ekstrem malah membantu menciptakan kondisi kehidupan. "Interaksi dari faktor-faktor ini “membuka distribusi kehidupan dan kelimpahan di lanskap tersebut,” kata Prof Cabrol. (Baca juga: Besok Asteroid Besar Melintasi Bumi, Jika Jalurnya Berubah Bisa Kiamat Dunia)
Sementara "itu tidak serta-merta membuat lebih mudah untuk menemukan" bukti, Prof Cabrol mengatakan mengamati faktor-faktor ini dapat membantu dalam pencarian kehidupan di Mars .
Prof Cabrol mengatakan, kemungkinan Mars memiliki sungai, lautan, angin dan badai debu sekitar 3,6 miliar tahun yang lalu. “Mekanisme penyebaran masih ada sampai sekarang, dan mereka menghubungkan interior ke bawah permukaan,” katanya.
Namun, Prof Cabrol memperingatkan ada batas waktu untuk mengumpulkan sampel dari Mars saat eksplorasi manusia mulai direncanakan. (Baca juga: Pindahkan Badak dengan Cara Digantung di Helikopter, Ini Penjelasan Peneliti)
Saat ini penjelajah Perseverance NASA telah berada di Mars selama lebih dari sebulan, dan belum menemukan tanda-tanda kehidupan. Namun, tim ilmuwan telah menentukan bahwa beberapa batuan secara kimiawi mirip dengan batuan vulkanik di Bumi, dan angin serta air telah mengikis beberapa di antaranya.
(ysw)
tulis komentar anda