10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, RI Tak Masuk Hitungan

Senin, 29 Maret 2021 - 19:19 WIB
RI tak masuk hitungan 10 negara terbesar penghasil emas di dunia di tahun 2019. Foto/Ist
JAKARTA - Emas adalah salah satu elemen paling langka di dunia, yang menyusun kira-kira 0,003 bagian per juta kerak bumi. Tak heran banyak orang yang memburunya.

Tapi berapa banyak emas yang digali dunia setiap tahun? Dan negara mana yang paling banyak menghasilkan emas ?

Dilansir dari laman usfunds.com, pada 2019, produksi tambang emas global dilaporkan sebanyak 3.463,7 ton -turun 1% dari tahun sebelumnya- dan penurunan output pertama dari tahun ke tahun sejak 2008. Produksi emas relatif stabil sejak 2010, ini menimbulkan pertanyaan setelah dieksplorasi selama bertahun-tahun, apakah kita telah mencapai puncak emas?

Idenya adalah bahwa semua emas mudah telah ditemukan dan penjelajah harus menggali lebih dalam untuk menemukan simpanan yang layak secara ekonomi. Misalnya, Afrika Selatan pernah menjadi negara penghasil emas teratas sejauh ini, menggali lebih dari 1.000 ton pada 1970, tetapi produksi tahunan terus menurun sejak saat itu.

Di sisi lain, beberapa negara telah muncul dalam beberapa tahun terakhir sebagai produsen emas yang berkembang. Seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini, China menempati posisi nomor satu produsen emas global dengan selisih yang besar.



Peringkat 10 teratas mengalami perubahan besar pada 2019 -Rusia memimpin atas Australia untuk menempati posisi kedua, Indonesia jatuh dari daftar dan Brasil bergabung dengan peringkat sebagai produsen terbesar ke-10. Ghana juga melampaui Afrika Selatan untuk menjadi produsen teratas di benua itu.

Di bawah ini adalah detail lebih lanjut tentang 10 negara teratas dengan produksi emas terbesar pada 2019, dimulai dengan produsen teratas dan konsumen teratas emas batangan, China. Semua data ini sendiri diambil dari Dewan Emas Dunia.

1. China 383,2 ton

Selama bertahun-tahun, Cina telah menjadi negara penghasil teratas, menyumbang 11% dari produksi tambang global. Namun, produksi turun dari hampir 400 ton tahun lalu, mewakili penurunan tiga tahun berturut-turut.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More