Temuan Serpihan, Ini Sistem Kerja Alat Keselamatan Kapal Selam

Minggu, 25 April 2021 - 06:14 WIB
Kapal selam buatan Jerman, KRI Nanggala 402 . FOTO/ IST
BALI - Setelah dilakukan beberapa hari akhirnya TNI resmi menyatakan KRI Nanggala 402 tenggelam (subsunk) setelah sebelumnya dinyatakan hilang kontak (submiss) . Kapal selam TNI AL itu tenggelam di kedalaman 850 meter di perairan Bali utara.

Seperti dilansir dari The Sun, Memang ada kemungkinan untuk individu melepaskan diri dari kapal selam yang karam naik ke permukaan, tapi prosedur berbahaya ini semakin berisiko di perairan yang semakin dalam.

BACA JUGA -

Selain Makhluk seperti Laba-Laba, Mars Diyakini Dihuni Malaikat

Nanggala beroperasi di area dengan kedalaman hingga 700. Ini area yang terlalu dalam untuk metode ini; namun ada kemungkinan badan kapal masih utuh.



Walau Nanggala masih utuh, kecil kemungkinan peralatan penyelamat dapat meraih kapal itu di kedalaman 700 meter. Ada prosedur-prosedur internasional yang telah dikembangkan dengan baik untuk memberi bantuan dalam kecelakaan kapal selam, dan beberapa kapal dan sistem pencari telah diaktifkan oleh negara-negara lain dan juga oleh Indonesia.

Idealnya, sebuah unit penyelamat laut dalam dapat diterjunkan untuk menempel pada pintu kapal selam dan mengeluarkan para awak - ini jika pintu kapal selam dapat diakses dan perairan tidak terlalu dalam. Jika Nanggala berada pada kedalaman 700 meter, maka ini mungkin terlalu dalam.

Bagaimana pun, unit penyelamat semacam itu harus dibawa ke lokasi. Ada sistem-sistem - seperti American Deep Submergence Rescue Vehicle (DSRV) berkapasitas 24 orang - yang bisa diterbangkan ke sebuah wilayah, lalu dinaikkan ke kapal laut dan dibawa ke lokasi kejadian.

"Saat ini kita isyaratkan dari sub-miss kita tingkatkan menuju fase sub-sunk," kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono dalam jumpa pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai Bali, Sabtu (25/4/2021).
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More