Badai Matahari Hantam Bumi dengan Kecepatan 1,8 Juta Kilometer Per Jam
Rabu, 05 Mei 2021 - 01:09 WIB
JAKARTA - Peristiwa antariksa berupa badai matahari baru saja menghantam bumi dengan kecepatan lebih dari 500 kilometer per detik atau 1,8 juta kilometer perjam.
Dilansir Expres.co.uk, Selasa (4/5/2021), Astronom Tony Phillips mengatakan, badai geomagnetik kelas G1 kecil terjadi pada 2 Mei 2021 ketika aliran angin matahari diperkirakan menghantam medan magnet bumi.
"Bahan gas tersebut mengalir lebih cepat dari 500 km / s dari lubang ekuator di atmosfer matahari," katanya.
Phillips mengatakan, badai ini dikategorikan sebagai badai kelas G1 yang dapat menyebabkan "fluktuasi jaringan listrik yang lemah" dan dapat memiliki "dampak kecil pada operasi satelit".
Seperti diketahui, Matahari sering melepaskan suar matahari yang pada gilirannya meledakkan energi ke luar angkasa. Beberapa dari semburan matahari ini dapat menghantam Bumi dan sebagian besar tidak berbahaya bagi planet kita.
Namun, Matahari juga dapat melepaskan semburan api matahari yang sangat kuat sehingga dapat melumpuhkan teknologi Bumi.
Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan Matahari melepaskan semburan matahari yang ekstrim rata-rata setiap 25 tahun sekali.
Dilansir Expres.co.uk, Selasa (4/5/2021), Astronom Tony Phillips mengatakan, badai geomagnetik kelas G1 kecil terjadi pada 2 Mei 2021 ketika aliran angin matahari diperkirakan menghantam medan magnet bumi.
"Bahan gas tersebut mengalir lebih cepat dari 500 km / s dari lubang ekuator di atmosfer matahari," katanya.
Phillips mengatakan, badai ini dikategorikan sebagai badai kelas G1 yang dapat menyebabkan "fluktuasi jaringan listrik yang lemah" dan dapat memiliki "dampak kecil pada operasi satelit".
Seperti diketahui, Matahari sering melepaskan suar matahari yang pada gilirannya meledakkan energi ke luar angkasa. Beberapa dari semburan matahari ini dapat menghantam Bumi dan sebagian besar tidak berbahaya bagi planet kita.
Namun, Matahari juga dapat melepaskan semburan api matahari yang sangat kuat sehingga dapat melumpuhkan teknologi Bumi.
Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan Matahari melepaskan semburan matahari yang ekstrim rata-rata setiap 25 tahun sekali.
tulis komentar anda