Arkeolog Temukan Bukti Santet Digunakan Orang Yunani Ribuan Tahun Lalu
Senin, 31 Mei 2021 - 14:01 WIB
ATHENA - Arkeolog Yunani menemukan sejumlah bukti bahwa ribuan tahun lalu orang Yunani kuno juga mengirim santet untuk membunuh musuh-musuhnya. Peristiwa ini terjadi ketika Alexander Agung meninggal pada 323 SM dan terjadi perebutan kekuasaan oleh para jenderal dan pejabat tinggi.
Belum lama ini, arkeolog Yunani menemukan guci keramik berusia 2.300 tahun berisi tulang ayam yang dipotong-potong. Benda tersebut kemungkinan merupakan bagian dari santet atau kutukan kuno untuk melumpuhkan dan membunuh 55 orang di Athena kuno.
Penemuan ini mengungkapkan bukti baru bagaimana orang mencoba menggunakan santet di kota. Mereka menemukan guci, bersama dengan koin, di bawah lantai Gedung Komersial Klasik Agora, yang digunakan oleh pengrajin kuno.
"Kami juga menemukan panci berisi potongan kepala dan kaki ayam muda," tulis Jessica Lamont, seorang arkeolog di Universitas Yale, dalam sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal Hesperia.
Pada saat itu, sekitar 300 SM, orang-orang yang mengirim santet juga memasukan paku besi besar melalui guci itu. "Di dalam guci itu terdapat 55 nama yang ditulis di selembar kain yang kemungkinan target dari kutukan itu," kata Lamont.
Laomnt menulis, bagian kuku dan ayam kemungkinan berperan dalam kutukan tersebut. Kuku biasanya ditemukan dengan kutukan kuno dan "memiliki kekuatan penghambat dan secara simbolis melumpuhkan atau menahan kemampuan korban.
Kepala dan kaki ayam di dalam guci menunjukkan bahwa sebelaum dimasukan, kepala tersebut seperti habis dipuntir dan ditusuk. Bagian kaki ayam juga terlihat ditusuk. "Pengirim kutukan sepertinya berusaha untuk melumpuhkan bagian tubuh yang sama dari korban yang ditujunya," tulis Lamont.
Gaya tulisan tangan di guci menunjukkan bahwa setidaknya dua orang yang menuliskan nama orang yang menjadi target santet. "Itu pasti disusun oleh orang-orang dengan pengetahuan yang baik tentang bagaimana melemparkan kutukan yang kuat," kata Lamont Live Science melalui email.
Lamont mengatakan, kemungkinan santet itu terkait dengan perselisihan di Athena sekitar 2.300 tahun yang lalu. Setelah Alexander Agung meninggal pada 323 SM, kerajaannya runtuh dan para jenderal serta pejabatnya saling bertempur untuk mendapatkan kekuasaan.
Belum lama ini, arkeolog Yunani menemukan guci keramik berusia 2.300 tahun berisi tulang ayam yang dipotong-potong. Benda tersebut kemungkinan merupakan bagian dari santet atau kutukan kuno untuk melumpuhkan dan membunuh 55 orang di Athena kuno.
Penemuan ini mengungkapkan bukti baru bagaimana orang mencoba menggunakan santet di kota. Mereka menemukan guci, bersama dengan koin, di bawah lantai Gedung Komersial Klasik Agora, yang digunakan oleh pengrajin kuno.
"Kami juga menemukan panci berisi potongan kepala dan kaki ayam muda," tulis Jessica Lamont, seorang arkeolog di Universitas Yale, dalam sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal Hesperia.
Pada saat itu, sekitar 300 SM, orang-orang yang mengirim santet juga memasukan paku besi besar melalui guci itu. "Di dalam guci itu terdapat 55 nama yang ditulis di selembar kain yang kemungkinan target dari kutukan itu," kata Lamont.
Laomnt menulis, bagian kuku dan ayam kemungkinan berperan dalam kutukan tersebut. Kuku biasanya ditemukan dengan kutukan kuno dan "memiliki kekuatan penghambat dan secara simbolis melumpuhkan atau menahan kemampuan korban.
Kepala dan kaki ayam di dalam guci menunjukkan bahwa sebelaum dimasukan, kepala tersebut seperti habis dipuntir dan ditusuk. Bagian kaki ayam juga terlihat ditusuk. "Pengirim kutukan sepertinya berusaha untuk melumpuhkan bagian tubuh yang sama dari korban yang ditujunya," tulis Lamont.
Gaya tulisan tangan di guci menunjukkan bahwa setidaknya dua orang yang menuliskan nama orang yang menjadi target santet. "Itu pasti disusun oleh orang-orang dengan pengetahuan yang baik tentang bagaimana melemparkan kutukan yang kuat," kata Lamont Live Science melalui email.
Lamont mengatakan, kemungkinan santet itu terkait dengan perselisihan di Athena sekitar 2.300 tahun yang lalu. Setelah Alexander Agung meninggal pada 323 SM, kerajaannya runtuh dan para jenderal serta pejabatnya saling bertempur untuk mendapatkan kekuasaan.
(ysw)
tulis komentar anda