Keadaan Bumi Genting, Ini Penjelasan WMO Soal Suhu Panas di Antartika
Sabtu, 03 Juli 2021 - 21:10 WIB
GENEWA - Kabar bumi dalam keadaan genting bukanlah tanpa bukti, pasalnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengkonfirmasi rekor suhu tinggi baru di Antartika mencapai 18,3 derajat Celcius.
Organisasi Meteorologi PBB (WMO) mengatakan suhu itu tercatat di stasiun penelitian Esperanza Argentina di Semenanjung Antartika pada 6 Februari 2020. Baca Juga - Varian Delta Serang Dunia, Fungsi Kekebalan Vaksin COVID-19 Dipertanyakan
Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas mengatakan Semenanjung Antartika telah menjadi salah satu wilayah yang menghadapi pemanasan global tertinggi di dunia, peningkatan hampir 3 derajat Celcius dalam lebih dari 50 tahun.
“Rekor suhu baru ini konsisten dengan perubahan iklim yang kami pantau saat ini.
“Verifikasi rekor baru ini membantu berbagai pihak mendapatkan gambaran tentang cuaca dan iklim di Antartika di masa depan,” katanya.
WMO sebelumnya menolak pembacaan suhu setinggi 20,7 derajat Celcius yang dilaporkan pada 9 Februari tahun lalu di stasiun penelitian Brasil dekat Pulau Seymour.
Rekor suhu tinggi yang dikonfirmasi sebelumnya di benua Antartika adalah 17,5 derajat Celcius yang tercatat di Esperanza pada 24 Maret 2015.
Suhu di permukaan bumi tercatat meningkat 1 derajat Celcius sejak abad ke-19, cukup untuk meningkatkan laju kekeringan, gelombang panas, dan badai tropis.
Namun, udara di Antartika tercatat dua kali lebih panas, melihat lebih banyak bongkahan es yang mencair.
Sementara itu, suhu terbaru akan dimasukkan dalam arsip cuaca dan iklim ekstrem WMO.
Arsip tersebut berisi catatan suhu tertinggi dan terendah di dunia, volume curah hujan, musim kemarau terpanjang, kekuatan angin maksimum, dan sambaran petir terpanjang.
Organisasi Meteorologi PBB (WMO) mengatakan suhu itu tercatat di stasiun penelitian Esperanza Argentina di Semenanjung Antartika pada 6 Februari 2020. Baca Juga - Varian Delta Serang Dunia, Fungsi Kekebalan Vaksin COVID-19 Dipertanyakan
Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas mengatakan Semenanjung Antartika telah menjadi salah satu wilayah yang menghadapi pemanasan global tertinggi di dunia, peningkatan hampir 3 derajat Celcius dalam lebih dari 50 tahun.
“Rekor suhu baru ini konsisten dengan perubahan iklim yang kami pantau saat ini.
“Verifikasi rekor baru ini membantu berbagai pihak mendapatkan gambaran tentang cuaca dan iklim di Antartika di masa depan,” katanya.
WMO sebelumnya menolak pembacaan suhu setinggi 20,7 derajat Celcius yang dilaporkan pada 9 Februari tahun lalu di stasiun penelitian Brasil dekat Pulau Seymour.
Rekor suhu tinggi yang dikonfirmasi sebelumnya di benua Antartika adalah 17,5 derajat Celcius yang tercatat di Esperanza pada 24 Maret 2015.
Suhu di permukaan bumi tercatat meningkat 1 derajat Celcius sejak abad ke-19, cukup untuk meningkatkan laju kekeringan, gelombang panas, dan badai tropis.
Namun, udara di Antartika tercatat dua kali lebih panas, melihat lebih banyak bongkahan es yang mencair.
Sementara itu, suhu terbaru akan dimasukkan dalam arsip cuaca dan iklim ekstrem WMO.
Arsip tersebut berisi catatan suhu tertinggi dan terendah di dunia, volume curah hujan, musim kemarau terpanjang, kekuatan angin maksimum, dan sambaran petir terpanjang.
(wbs)
tulis komentar anda