Inilah Ambisi-ambisi Besar Xiaomi di Industri Seluler
Rabu, 27 Mei 2020 - 09:54 WIB
BEIJING - Xiaomi baru saha mengungkap smartphone 5G termurahnya, Redmi 10X. Handset mewakili awal yang baru untuk mempopulerkan 5G karena perusahaan mampu membawa standar konektivitas baru ke kisaran Rp3,7 juta.
Terlepas dari 5G, handset baru ini juga dilengkapi dengan layar AMOLED yang juga merupakan pencapaian lain pada titik harga di bawah Rp4 juta. Dan gebrakan dari pabrikan China itu tak berhenti sampai di sini.
Pernyataan terbaru elite Xiaomi , Lei Jun, menunjukkan sampai akhir tahun, perusahaan akan berhenti memproduksi smartphone 4G untuk China. Penghalang terakhir mereka membawa konektivitas baru ke ponsel murah Redmi telah terpecahkan, yakni dengan mengadopsi chipset 5G terjangkau, MediaTek Dimensity 820.
Selain upayanya untuk memperluas portofolio smartphone 5G-nya, sebut Giz China, perusahaan juga telah memulai pra-riset tentang 6G seiring perkembangan satelit internet.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini yang dibuat oleh Xinhua, Lei Jun, salah satu pendiri, dan CEO Xiaomi itu membenarkan beberapa rencana masa depan perusahaannya. Dia juga menyebutkan beberapa kesulitan yang mereka hadapi karena pandemik COVID-19 yang sedang berlangsung.
Menurut Le Jun, 5G akan merevolusi industri dengan aplikasi seperti konferensi 4K dan 8K, cloud gaming (streaming game), dan pilot otomatis. Untuk alasan itu, perusahaan akan memastikan portofolio besar ponsel Redmi dengan 5G untuk meningkatkan adaptasi.
Ketika sampai pada korban COVID-19, perusahaan memiliki rantai pasokan yang sangat terpengaruh. Untuk alasan itu, handset 5G terpaksan digudangkan. Akibatnya, Xiaomi harus mensubsidi pabrik Rp516 miliar untuk meningkatkan produksi 5G smartphone.
Namun perusahaan akan pulih dengan menghentikan produksi perangkat 4G di China. Oleh karena itu, Xiaomi akan memiliki sumber daya yang cukup untuk dibelanjakan di ponsel 5G. Mereka juga fokus pada perangkat baru dengan teknologi inovatif dan perangkat IoT.
Perusahaan akan bekerja sama dengan Pemerintah China untuk membangun sistem peringatan bencana yang solid. Selain itu, teknologi akan bekerja di sistem layanan publik lainnya. Semuanya akan dibuat berkat kemampuan 5G.
Xiaomi akan berinvestasi dalam pengembangan 6G, seperti yang dilakukan Huawei ketika 5G hanya sebuah konsep.
Sayangnya, Lei Jun tidak memberikan banyak detail tentang 6G.
Namun, dia menyatakan, Xiaomi sudah memulai pra-penelitian pada generasi jaringan berikutnya. Selain itu, perusahaan akan bekerja untuk mengembangkan teknologi internet satelit yang solid di masa depan.
Terlepas dari 5G, handset baru ini juga dilengkapi dengan layar AMOLED yang juga merupakan pencapaian lain pada titik harga di bawah Rp4 juta. Dan gebrakan dari pabrikan China itu tak berhenti sampai di sini.
Pernyataan terbaru elite Xiaomi , Lei Jun, menunjukkan sampai akhir tahun, perusahaan akan berhenti memproduksi smartphone 4G untuk China. Penghalang terakhir mereka membawa konektivitas baru ke ponsel murah Redmi telah terpecahkan, yakni dengan mengadopsi chipset 5G terjangkau, MediaTek Dimensity 820.
Selain upayanya untuk memperluas portofolio smartphone 5G-nya, sebut Giz China, perusahaan juga telah memulai pra-riset tentang 6G seiring perkembangan satelit internet.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini yang dibuat oleh Xinhua, Lei Jun, salah satu pendiri, dan CEO Xiaomi itu membenarkan beberapa rencana masa depan perusahaannya. Dia juga menyebutkan beberapa kesulitan yang mereka hadapi karena pandemik COVID-19 yang sedang berlangsung.
Menurut Le Jun, 5G akan merevolusi industri dengan aplikasi seperti konferensi 4K dan 8K, cloud gaming (streaming game), dan pilot otomatis. Untuk alasan itu, perusahaan akan memastikan portofolio besar ponsel Redmi dengan 5G untuk meningkatkan adaptasi.
Ketika sampai pada korban COVID-19, perusahaan memiliki rantai pasokan yang sangat terpengaruh. Untuk alasan itu, handset 5G terpaksan digudangkan. Akibatnya, Xiaomi harus mensubsidi pabrik Rp516 miliar untuk meningkatkan produksi 5G smartphone.
Namun perusahaan akan pulih dengan menghentikan produksi perangkat 4G di China. Oleh karena itu, Xiaomi akan memiliki sumber daya yang cukup untuk dibelanjakan di ponsel 5G. Mereka juga fokus pada perangkat baru dengan teknologi inovatif dan perangkat IoT.
Perusahaan akan bekerja sama dengan Pemerintah China untuk membangun sistem peringatan bencana yang solid. Selain itu, teknologi akan bekerja di sistem layanan publik lainnya. Semuanya akan dibuat berkat kemampuan 5G.
Xiaomi akan berinvestasi dalam pengembangan 6G, seperti yang dilakukan Huawei ketika 5G hanya sebuah konsep.
Sayangnya, Lei Jun tidak memberikan banyak detail tentang 6G.
Namun, dia menyatakan, Xiaomi sudah memulai pra-penelitian pada generasi jaringan berikutnya. Selain itu, perusahaan akan bekerja untuk mengembangkan teknologi internet satelit yang solid di masa depan.
(iqb)
tulis komentar anda