Kasus COVID-19 Melambung, Masyarakat Perlu Dukungan Isoman Aman
Rabu, 14 Juli 2021 - 11:17 WIB
JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 menyatakan pandemi virus corona di Indonesia terus melonjak hingga bertambahnya sebaran zona merah di tanah air. Kemunculan beberapa varian COVID-19,baru yang telah masuk ke Indonesia pun diperparah dengan mobilitas masyarakat yang sempat meninggi.
Pegiat edukasi hoax COVID-19 dr. RA Adaninggar Primadia Nariswari, SpPD, menerangkan, lonjakan kasus yang terjadi bulan Juni 2021 disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah mobilitas masyarakat yang sempat meninggi pada bulan Mei, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, faktor tersebut diperparah dengan perilaku masyarakat yang semakin abai terhadap protokol kesehatan.
Angka kematian akibat COVID-19 pun telah mencapai 67,355 orang sejak awal pandemi (Worldometers, 13 Juli 2021). Bahkan pada 11 Juli 2021, Indonesia mencatat rekor kematianharian COVID-19 tertinggi di dunia dengan 1,007 jiwa, menyalip India dengan 720 kasus kematian dan Rusia dengan 749 kematian.
“Sangat menyedihkan tentunya saat kita melihat berita penambahan kasus aktif COVID-19 di Indonesia setiap harinya. Di sinilah peran aktif kita sebagai masyarakat sangat dibutuhkan untuk saling bekerjasama mengurangi penularan serta menurunkan angka kasus positif COVID-19,” ujar Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer, Allianz Life Indonesia dalam keterangan persnya di Jakarta.
World Health Organization (WHO) pun sudah mengeluarkan pedoman untuk mengurangi penularan, yaitu melalui strategi mentaati protokol kesehatan, strategi testing, tracing dan isolation serta vaksinasi untuk membentuk herd immunity. Pasien COVID-19 tanpa gejala atau pasien bergejala ringan disarankan melakukan isolasi mandiri (isoman). Hal ini dilakukan sebagai upaya membantu pasien dengan gejala lebih berat agar berkesempatan mendapatkan perawatan rumah sakit.
Namun, kita tetap tidak boleh sembarangan melakukan isoman karena terdapat berbagai tata cara yang harus diikuti. Beberapa hal dasar yang harus diperhatikan dalam menjalani isoman yaitu, pasien harus tinggal di kamar terpisah, menyediakan ventilasi yang baik, serta pasien harus menggunakan masker medis walaupun di dalam rumah. Sedangkan, tata cara yang dapat dijadikan panduan isolasi mandiri meliputi, memeriksa suhu dan saturasi oksigen secara teratur selama tiga kali sehari (suhu normal 36,5 – 37,5 derajat Celcius dan saturasi normal 95% ke
atas), minum obat yang diresepkan dokter secara teratur, sering mencuci tangan dan menggunakan disinfektan mengandung 70% alkohol, serta meluangkan waktu 15 menit di bawah sinar matahari secara setiap harinya.
Pasien COVID-19 yang melakukan isoman pun perlu memikirkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan selama masa isolasi. Pasien dapat melakukan telekonsultasi, pembelian obat secara online dan juga melakukan tes swab PCR dan antigen home visit. Menanggapi hal tersebut, sikap preventif perlu dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah melindungi diri dan keluarga dengan asuransi. Asuransi dapat menjadi solusi peringan beban di kala isolasi mandiri.
Selama melakukan isoman, selain biaya untuk telekonsultasi dan obat tentunya pasien juga memerlukan
Pegiat edukasi hoax COVID-19 dr. RA Adaninggar Primadia Nariswari, SpPD, menerangkan, lonjakan kasus yang terjadi bulan Juni 2021 disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah mobilitas masyarakat yang sempat meninggi pada bulan Mei, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, faktor tersebut diperparah dengan perilaku masyarakat yang semakin abai terhadap protokol kesehatan.
Angka kematian akibat COVID-19 pun telah mencapai 67,355 orang sejak awal pandemi (Worldometers, 13 Juli 2021). Bahkan pada 11 Juli 2021, Indonesia mencatat rekor kematianharian COVID-19 tertinggi di dunia dengan 1,007 jiwa, menyalip India dengan 720 kasus kematian dan Rusia dengan 749 kematian.
“Sangat menyedihkan tentunya saat kita melihat berita penambahan kasus aktif COVID-19 di Indonesia setiap harinya. Di sinilah peran aktif kita sebagai masyarakat sangat dibutuhkan untuk saling bekerjasama mengurangi penularan serta menurunkan angka kasus positif COVID-19,” ujar Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer, Allianz Life Indonesia dalam keterangan persnya di Jakarta.
World Health Organization (WHO) pun sudah mengeluarkan pedoman untuk mengurangi penularan, yaitu melalui strategi mentaati protokol kesehatan, strategi testing, tracing dan isolation serta vaksinasi untuk membentuk herd immunity. Pasien COVID-19 tanpa gejala atau pasien bergejala ringan disarankan melakukan isolasi mandiri (isoman). Hal ini dilakukan sebagai upaya membantu pasien dengan gejala lebih berat agar berkesempatan mendapatkan perawatan rumah sakit.
Namun, kita tetap tidak boleh sembarangan melakukan isoman karena terdapat berbagai tata cara yang harus diikuti. Beberapa hal dasar yang harus diperhatikan dalam menjalani isoman yaitu, pasien harus tinggal di kamar terpisah, menyediakan ventilasi yang baik, serta pasien harus menggunakan masker medis walaupun di dalam rumah. Sedangkan, tata cara yang dapat dijadikan panduan isolasi mandiri meliputi, memeriksa suhu dan saturasi oksigen secara teratur selama tiga kali sehari (suhu normal 36,5 – 37,5 derajat Celcius dan saturasi normal 95% ke
atas), minum obat yang diresepkan dokter secara teratur, sering mencuci tangan dan menggunakan disinfektan mengandung 70% alkohol, serta meluangkan waktu 15 menit di bawah sinar matahari secara setiap harinya.
Pasien COVID-19 yang melakukan isoman pun perlu memikirkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan selama masa isolasi. Pasien dapat melakukan telekonsultasi, pembelian obat secara online dan juga melakukan tes swab PCR dan antigen home visit. Menanggapi hal tersebut, sikap preventif perlu dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah melindungi diri dan keluarga dengan asuransi. Asuransi dapat menjadi solusi peringan beban di kala isolasi mandiri.
Selama melakukan isoman, selain biaya untuk telekonsultasi dan obat tentunya pasien juga memerlukan
tulis komentar anda