Bikin Merinding, Ahli Beberkan Turunan Genetika Varian C.1.2
Kamis, 02 September 2021 - 08:02 WIB
CAPE TOWN - Para ahli riset genetika menyatakan keprihatinan melihat munculnya varian baru Covid-19 yang memiliki banyak kemiripan dengan varian lain antara lain Alpha, Beta, dan Gamma.
Menurut CNN, varian yang dikenal sebagai C.1.2 menular ke seluruh Afrika Selatan termasuk di tujuh negara lain di Afrika, Asia dan Pasifik.
Para peneliti belum dapat memastikan apakah mutasi dari tipe varian lebih berbahaya, tetapi mereka membawa perubahan pada varian lain untuk meningkatkan kerentanan terhadap respons sistem kekebalan manusia sampai tingkat tertentu.
Tim peneliti, yang juga termasuk ahli virologi dari South African Institute of Infectious Diseases, Penny Moore menjelaskan bahwa lebih banyak mutasi belum tentu lebih berbahaya.
“Kami sedang mengevaluasi efek varian ini pada netralisasi antibodi setelah infeksi virus corona atau vaksinasi terhadap virus corona di Afrika Selatan.
"Varian ini terdeteksi selama gelombang ketiga infeksi sejak Mei lalu dan dikaitkan dengan penyebaran varian baru," katanya dalam sebuah laporan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi empat jenis varian yaitu Alpha atau B.1.1.7, Beta (B.1.351), Gamma (P.1) dan Delta (B.1.617.2).
Varian yang memiliki mutasi yang menjadi perhatian dan menyebabkan cluster penyakit antara lain Eta (B.1.525), Iota (B.1526), Kappa (B.1.617.1) dan Lambda (C.37).
Chief Technical Officer Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove mengatakan jumlah orang yang terkonfirmasi positif terinfeksi varian C.1.2 sangat sedikit.
“Hingga saat ini baru sekitar 100 kasus terkait varian C.1.2 yang dilaporkan di seluruh dunia dan kasus varian tersebut belum bertambah,” jelasnya.
Menurut CNN, varian yang dikenal sebagai C.1.2 menular ke seluruh Afrika Selatan termasuk di tujuh negara lain di Afrika, Asia dan Pasifik.
Para peneliti belum dapat memastikan apakah mutasi dari tipe varian lebih berbahaya, tetapi mereka membawa perubahan pada varian lain untuk meningkatkan kerentanan terhadap respons sistem kekebalan manusia sampai tingkat tertentu.
Tim peneliti, yang juga termasuk ahli virologi dari South African Institute of Infectious Diseases, Penny Moore menjelaskan bahwa lebih banyak mutasi belum tentu lebih berbahaya.
“Kami sedang mengevaluasi efek varian ini pada netralisasi antibodi setelah infeksi virus corona atau vaksinasi terhadap virus corona di Afrika Selatan.
"Varian ini terdeteksi selama gelombang ketiga infeksi sejak Mei lalu dan dikaitkan dengan penyebaran varian baru," katanya dalam sebuah laporan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi empat jenis varian yaitu Alpha atau B.1.1.7, Beta (B.1.351), Gamma (P.1) dan Delta (B.1.617.2).
Varian yang memiliki mutasi yang menjadi perhatian dan menyebabkan cluster penyakit antara lain Eta (B.1.525), Iota (B.1526), Kappa (B.1.617.1) dan Lambda (C.37).
Chief Technical Officer Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove mengatakan jumlah orang yang terkonfirmasi positif terinfeksi varian C.1.2 sangat sedikit.
“Hingga saat ini baru sekitar 100 kasus terkait varian C.1.2 yang dilaporkan di seluruh dunia dan kasus varian tersebut belum bertambah,” jelasnya.
(wbs)
tulis komentar anda