Ironis, Dana Riset Rp5,9 Triliun Habis, NASA Malah Minta Bantuan Swasta Bikin Baju Luar Angkasa
Minggu, 03 Oktober 2021 - 07:00 WIB
AMERIKA SERIKAT - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meminta bantuan pihak swasta membuat baju luar angkasa untuk misi mereka ke depannya. Disebutkan Ars Technica, baju ruang angkasa yang digunakan NASA saat ini sudah tergolong usang. Baju itu sudah tidak ideal digunakan di Stasiun Ruang Angkasa Internasional dan misi prestisius NASA yang segera berjalan, Artemis Project.
"Segala aktivitas kami di luar angkasa telah berevolusi. Kami menyerukan adanya teknologi inovatif sehingga astronot kami akan tetap aman dalam baju luar angkasa revolusioner. Baju yang lebih pas dan memungkinkan eksplorasi manusia yang lebih besar daripada sebelumnya," ucap NASA Deputy Administrator Pam Melroy.
Pengumuman itu ironis mengingat selama 14 tahun, menurut Ars Technica, NASA telah berupaya keras membuat baju luar angkasa yang baru. Bahkan dana yang dikeluarkan tergolong fantastis. Dalam catatan mereka NASA telah menghabiskan dana sebesar USD420 juta atau setara Rp5,9 triliiun untuk membuat baju itu.
Hanya saja proses pembuatan baju itu NASA justru seperti terus menabrak tembok. Baju yang telah mereka buat ternyata selalu mengalami banyak kekurangan. Bahkan hal ini membuat proyek prestisius NASA ke bulan, Project Artemis, terancam tidak mengenakan baju terbaru tersebut.
Padahal rencananya NASA akan mencetak banyak sejarah pada proyek yang akan berjalan pada 2024 itu. Pertama menempatkan astronot wanita pertama di dunia yang sampai ke bulan . Kedua semua astronot Project Artemis akan mengenakan baju luar angkasa baru saat berada di bulan.
Langkah melibatkan swasta dalam membuat baju luar angkasa justru merupakan pengulangan upaya NASA ketika gagal membuat roket peluncur dan pesawat luar angkasa. Saat itu NASA akhirnya meminta perusahaan-perusahaan swasta membuat pesawat luar angkasa berikut roketnya untuk misi-misi NASA ke luar angkasa. Jadi NASA tinggal menyewa pesawat dan roket tersebut.
Untuk proyek baju ruang angkasa itu, NASA akan menyediakan seluruh teknologi baju ruang angkasa yang telah mereka buat untuk pihak swasta yang tertarik. Hanya saja mereka tetap membebaskan pihak swasta untuk berinovasi sendiri dalam membuat baju spesial itu.
"Langkah ini justru merupakan cara kami untuk menciptakan lapangan kerja dan membantu mendorong kegiatan ekonomi aktif," ujar Pam Melroy.
"Segala aktivitas kami di luar angkasa telah berevolusi. Kami menyerukan adanya teknologi inovatif sehingga astronot kami akan tetap aman dalam baju luar angkasa revolusioner. Baju yang lebih pas dan memungkinkan eksplorasi manusia yang lebih besar daripada sebelumnya," ucap NASA Deputy Administrator Pam Melroy.
Pengumuman itu ironis mengingat selama 14 tahun, menurut Ars Technica, NASA telah berupaya keras membuat baju luar angkasa yang baru. Bahkan dana yang dikeluarkan tergolong fantastis. Dalam catatan mereka NASA telah menghabiskan dana sebesar USD420 juta atau setara Rp5,9 triliiun untuk membuat baju itu.
Hanya saja proses pembuatan baju itu NASA justru seperti terus menabrak tembok. Baju yang telah mereka buat ternyata selalu mengalami banyak kekurangan. Bahkan hal ini membuat proyek prestisius NASA ke bulan, Project Artemis, terancam tidak mengenakan baju terbaru tersebut.
Padahal rencananya NASA akan mencetak banyak sejarah pada proyek yang akan berjalan pada 2024 itu. Pertama menempatkan astronot wanita pertama di dunia yang sampai ke bulan . Kedua semua astronot Project Artemis akan mengenakan baju luar angkasa baru saat berada di bulan.
Langkah melibatkan swasta dalam membuat baju luar angkasa justru merupakan pengulangan upaya NASA ketika gagal membuat roket peluncur dan pesawat luar angkasa. Saat itu NASA akhirnya meminta perusahaan-perusahaan swasta membuat pesawat luar angkasa berikut roketnya untuk misi-misi NASA ke luar angkasa. Jadi NASA tinggal menyewa pesawat dan roket tersebut.
Untuk proyek baju ruang angkasa itu, NASA akan menyediakan seluruh teknologi baju ruang angkasa yang telah mereka buat untuk pihak swasta yang tertarik. Hanya saja mereka tetap membebaskan pihak swasta untuk berinovasi sendiri dalam membuat baju spesial itu.
"Langkah ini justru merupakan cara kami untuk menciptakan lapangan kerja dan membantu mendorong kegiatan ekonomi aktif," ujar Pam Melroy.
(wsb)
tulis komentar anda