Ini Dia Penyebab Pria Menjadi Hiperseks
Kamis, 03 Februari 2022 - 07:38 WIB
Hiperseksual merupakan perilaku seksual yang berlebihan dan terus-menerus. Gangguan ini biasanya terkait dengan berbagai keadaan suasana hati, komponen impulsif, dan kehilangan kendali.
Ilmuwan dan dokter dari Swedia menemukan bahwa pria dengan gangguan hiperseksual memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi dalam darah dibandingkan pria tanpa gangguan hiperseksual. Oksitosin adalah hormon yang diproduksi oleh hipotalamus dan disekresikan oleh kelenjar hipofisis.
“Oksitosin ini memainkan peran kunci dalam perilaku seksual, dan tingkat hormon yang tidak normal dapat menyebabkan gangguan hiperseksual,” tulis Andreas Chatzittofis, MD PhD dari Fakultas Kedokteran Universitas Siprus dan Universitas Ume Swedia, dikutip SINDOnews dari laman news-medical, Kamis (3/2/2022).
Dalam Jurnal Endokrinologi & Metabolisme Klinis Masyarakat Endokrin, Andreas Chatzittofis menjelaskan, bahwa pria dengan gangguan perilaku seksual kompulsif (CSBD) memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria sehat. Melalui terapi perilaku kognitif mampu menurunkan perilaku hiperseksual dan tingkat oksitosin.
"Oksitosin memainkan peran penting dalam kecanduan seks dan mungkin menjadi target obat potensial untuk pengobatan farmakologis di masa depan," kata Chatzittofis.
Para peneliti menganalisis sampel darah 64 pria dengan gangguan hiperseksual dan 38 pria sehat dan menemukan pria hiperseksual memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi dalam darah mereka. Sebanyak 30 pria dengan gangguan hiperseksual menjalani program terapi perilaku kognitif dan melihat penurunan yang signifikan dalam tingkat oksitosin mereka setelah perawatan.
Pada tubuh manusia, hormon oksitosin dihasilkan di bagian hipotalamus pada otak dan dikeluarkan melalui kelenjar pituitari yang terletak di bawahnya. Oksitosin sering disebut sebagai hormon cinta karena berkaitan dengan perasaan cinta, kasih sayang, emosi yang baik, dan keterikatan antarmanusia. Namun, kelebihan hormon oksitosin memberikan efek yang tidak baik.
Ilmuwan dan dokter dari Swedia menemukan bahwa pria dengan gangguan hiperseksual memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi dalam darah dibandingkan pria tanpa gangguan hiperseksual. Oksitosin adalah hormon yang diproduksi oleh hipotalamus dan disekresikan oleh kelenjar hipofisis.
“Oksitosin ini memainkan peran kunci dalam perilaku seksual, dan tingkat hormon yang tidak normal dapat menyebabkan gangguan hiperseksual,” tulis Andreas Chatzittofis, MD PhD dari Fakultas Kedokteran Universitas Siprus dan Universitas Ume Swedia, dikutip SINDOnews dari laman news-medical, Kamis (3/2/2022).
Dalam Jurnal Endokrinologi & Metabolisme Klinis Masyarakat Endokrin, Andreas Chatzittofis menjelaskan, bahwa pria dengan gangguan perilaku seksual kompulsif (CSBD) memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria sehat. Melalui terapi perilaku kognitif mampu menurunkan perilaku hiperseksual dan tingkat oksitosin.
"Oksitosin memainkan peran penting dalam kecanduan seks dan mungkin menjadi target obat potensial untuk pengobatan farmakologis di masa depan," kata Chatzittofis.
Para peneliti menganalisis sampel darah 64 pria dengan gangguan hiperseksual dan 38 pria sehat dan menemukan pria hiperseksual memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi dalam darah mereka. Sebanyak 30 pria dengan gangguan hiperseksual menjalani program terapi perilaku kognitif dan melihat penurunan yang signifikan dalam tingkat oksitosin mereka setelah perawatan.
Pada tubuh manusia, hormon oksitosin dihasilkan di bagian hipotalamus pada otak dan dikeluarkan melalui kelenjar pituitari yang terletak di bawahnya. Oksitosin sering disebut sebagai hormon cinta karena berkaitan dengan perasaan cinta, kasih sayang, emosi yang baik, dan keterikatan antarmanusia. Namun, kelebihan hormon oksitosin memberikan efek yang tidak baik.
(wib)
tulis komentar anda