India Kembali Targetkan Misi Pendaratan ke Bulan dengan Robot Chandranaya 3
Rabu, 09 Februari 2022 - 05:29 WIB
NEW DELHI - India berencana melanjutkan misi pendaratan ke Bulan untuk kedua kalinya dengan robot Chandrayaan 3 pada Agustus 2022. Rencana ini akan menjadi upaya kedua bagi India dalam misi pendaratan robot di Bulan.
Pada 2019, pendarat Vikram misi Chandrayaan 2 menabrak bulan di akhir proses pendaratan, meskipun pengorbit yang menyertainya masih bekerja mempelajari Bulan dari kejauhan. Segera setelah tumbukan, Badan Penelitian Luar Angkasa India (Indian Space Research Organization/ISRO) mengumumkan misi penerus untuk mencoba pendaratan di Bulan kembali.
Tetapi kemudian pandemi COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, mengerem semua jenis misi luar angkasa dan mengganggu banyak peluncuran yang direncanakan India. Sekarang, ISRO siap untuk menetapkan jadwal baru untuk misi ke Bulan, pada Agustus 20022 atau tiga tahun setelah peluncuran pertama.
"Kali ini, kami akan lebih berhati-hati. Saya harus memberitahu Anda bahwa tidak ada negara yang berhasil mendarat di Bulan dalam percobaan pertama. AS bisa mendarat di bulan setelah gagal tiga kali pada 1960-an," kata Menteri Luar Angkasa India Jitendra Singh kepada Times of India dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Rabu (9/2/2022)
Kehati-hatian ISRO telah diterjemahkan ke dalam beberapa perubahan desain untuk meningkatkan peluang keberhasilan Chandrayaan 3 dibandingkan dengan pendarat Vikram yang jatuh. Misalnya, misi baru tidak akan menyertakan pengorbit seperti pesawat ruang angkasa Chandrayaan 2 yang masih mengorbit di Bulan.
"Pengorbit ini tidak akan dimuat dengan instrumen ilmiah seperti sebelumnya. Tugasnya hanya akan terbatas untuk membawa pendarat ke bulan, mengawasi pendaratan dari orbitnya dan berkomunikasi antara pendarat dan stasiun Bumi," kata Ketua ISRO S Somanath.
Selain itu, pendarat baru hanya akan menyertakan empat mesin; di akhir proses desain, para insinyur telah menambahkan mesin kelima ke pendarat Vikram. Pendarat generasi kedua juga akan mengandalkan desain yang sedikit berbeda untuk kaki pendaratan dan akan menyertakan instrumen untuk mengukur kecepatan pendarat lebih akurat saat mendekati permukaan Bulan.
Menurut laman SpaceNews misi Chandrayaan 3 akan diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di atas roket Geosynchronous Satellite Launch Vehicle Mark III. ISRO belum merilis detail tentang timeline pasca-peluncuran; Chandrayaan 2 mencapai orbit Bulan 30 hari setelah peluncuran dan berusaha mendarat 48 hari setelah peluncuran.
Chandrayaan 3 membidik lokasi pendaratan yang sama di wilayah kutub selatan Bulan yang ditargetkan Vikram pada 2019. Jika semuanya berjalan lancar, India akan menjadi negara keempat yang berhasil mendaratkan misi di Bulan, setelah Amerika Serikat, Rusia, dan China, meskipun belum ada satu pun dari negara-negara itu yang mendarat di kutub selatan yang kaya es.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Pada 2019, pendarat Vikram misi Chandrayaan 2 menabrak bulan di akhir proses pendaratan, meskipun pengorbit yang menyertainya masih bekerja mempelajari Bulan dari kejauhan. Segera setelah tumbukan, Badan Penelitian Luar Angkasa India (Indian Space Research Organization/ISRO) mengumumkan misi penerus untuk mencoba pendaratan di Bulan kembali.
Tetapi kemudian pandemi COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, mengerem semua jenis misi luar angkasa dan mengganggu banyak peluncuran yang direncanakan India. Sekarang, ISRO siap untuk menetapkan jadwal baru untuk misi ke Bulan, pada Agustus 20022 atau tiga tahun setelah peluncuran pertama.
Baca Juga
"Kali ini, kami akan lebih berhati-hati. Saya harus memberitahu Anda bahwa tidak ada negara yang berhasil mendarat di Bulan dalam percobaan pertama. AS bisa mendarat di bulan setelah gagal tiga kali pada 1960-an," kata Menteri Luar Angkasa India Jitendra Singh kepada Times of India dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Rabu (9/2/2022)
Kehati-hatian ISRO telah diterjemahkan ke dalam beberapa perubahan desain untuk meningkatkan peluang keberhasilan Chandrayaan 3 dibandingkan dengan pendarat Vikram yang jatuh. Misalnya, misi baru tidak akan menyertakan pengorbit seperti pesawat ruang angkasa Chandrayaan 2 yang masih mengorbit di Bulan.
"Pengorbit ini tidak akan dimuat dengan instrumen ilmiah seperti sebelumnya. Tugasnya hanya akan terbatas untuk membawa pendarat ke bulan, mengawasi pendaratan dari orbitnya dan berkomunikasi antara pendarat dan stasiun Bumi," kata Ketua ISRO S Somanath.
Selain itu, pendarat baru hanya akan menyertakan empat mesin; di akhir proses desain, para insinyur telah menambahkan mesin kelima ke pendarat Vikram. Pendarat generasi kedua juga akan mengandalkan desain yang sedikit berbeda untuk kaki pendaratan dan akan menyertakan instrumen untuk mengukur kecepatan pendarat lebih akurat saat mendekati permukaan Bulan.
Menurut laman SpaceNews misi Chandrayaan 3 akan diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di atas roket Geosynchronous Satellite Launch Vehicle Mark III. ISRO belum merilis detail tentang timeline pasca-peluncuran; Chandrayaan 2 mencapai orbit Bulan 30 hari setelah peluncuran dan berusaha mendarat 48 hari setelah peluncuran.
Chandrayaan 3 membidik lokasi pendaratan yang sama di wilayah kutub selatan Bulan yang ditargetkan Vikram pada 2019. Jika semuanya berjalan lancar, India akan menjadi negara keempat yang berhasil mendaratkan misi di Bulan, setelah Amerika Serikat, Rusia, dan China, meskipun belum ada satu pun dari negara-negara itu yang mendarat di kutub selatan yang kaya es.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(wib)
tulis komentar anda