Hidup Sezaman dengan Dinosaurus, Buaya Purba Ini Punya Gigi Setajam Pisau

Rabu, 09 Februari 2022 - 20:31 WIB
Buaya purba yang hidup 240 tahun lalu selama periode Trias, memiliki ukuran tubuh besar sekitar 5 meter dan gigi setajam pisau. Foto/Live Science
LONDON - Buaya purba yang hidup 240 tahun lalu selama periode Trias, memiliki ukuran tubuh besar sekitar 5 meter dan gigi setajam pisau. Fosil buaya purba merupakan Archosaur yang ditemukan di Cekungan Ruhuhu di Tanzania barat pada tahun 1963.

Buaya purba dalam bahasa Kiswahill diberi nama Mambawakale ruhuhu atau "buaya purba dari Cekungan Ruhuhu". Berukuran lebih dari 5 meter panjang dari moncong ke ekor, Archosaur merupakan pemangsa yang sangat besar dan menakutkan selama periode Trias.

“Predator puncak ini berjalan dengan empat kaki dan punya ekor yang panjang. Ini salah satu predator terbesar dari periode Trias Tengah [247 juta hingga 237 juta tahun yang lalu] atau sekitar waktu yang sama ketika dinosaurus pertama muncul," kata Richard Butler, seorang profesor paleobiologi Universitas Birmingham, Inggris, kepada Live Science dikutip SINDOnews, Rabu (9/2/2022).



Ahli paleontologi membutuhkan waktu hampir 60 tahun sejak ditemukan pertama kali pada 1963 untuk menyusun ulang fosil buaya purba ini dengan tepat. Selama ekspedisi, para ilmuwan, sebagian besar dari Inggris, sangat bergantung pada Tanzania dan Zambia untuk menemukan hotspot fosil, menemukan fosil, membangun jalan ke situs dan mengangkut fosil dari lapangan.



Kemudian, fosil-fosil buaya purba itu dibawa dari Cekungan Ruhuhu di Tanzania barat daya ke Museum Sejarah Alam di London, Inggris. Di sini fosil yang ditemukan disusun kembali dan di analisis para ilmuwan.



Satu spesimen dijuluki Pallisteria angustimentum oleh ahli paleontologi Inggris Alan Charig (1927-1997). Tengkorak binatang ini berukuran panjang 75 sentimeter serta tulang rahang bawah yang terawetkan dan tangan kiri yang cukup lengkap. Namun, Charig tidak mendeskripsikan penemuan itu secara resmi.

Jadi, ketika Butler dan rekan-rekannya memeriksa spesimen beberapa dekade kemudian, mereka memilih nama Mambawakale ruhuhu dari bahasa Kiswahili untuk secara formal mengakui kontribusi Tanzania.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More