Peneliti UNAIR Klaim Temukan Lima Kombinasi Obat Corona

Selasa, 16 Juni 2020 - 15:49 WIB
Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga mengklaim telah temukan lima regimen kombinasi obat, hasil penelitian dari kombinasi obat-obatan yang sudah beredar di pasaran. FOTO/ ist
JAKARTA - Penanganan COVID-19 di Indonesia sepertinya bakal mendapat angin segar. Pasalnya, obat corona diklaim telah ditemukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga.

Bahkan, ada lima regimen kombinasi obat yang ditemukan dan digadang efektif melawan virus corona. Lima regimen kombinasi obat tersebut yakni Lopinavir, ritonavir dan azitromisin; Lopinavir, ritonavir dan doksisiklin; Lopinavir, ritonavir dan klaritromisin; Hidroksiklorokuin dan azitromisin; dan Hidroksiklorokuin dan doksisiklin. BACA JUGA: Dituding Gunakan Bahan Kualitas Jelek, BMW Panggil 5 Model

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, Purwati, mengatakan, penemuan kelima obat itu merupakan hasil penelitian dari kombinasi obat-obatan yang sudah beredar di pasaran.

Kemudian, peneliti melihat potensi dan efektivitas obat tersebut, sehingga membuat efek antiviral dari SARS-CoV-2. Selain itu, uji coba toksisitas juga dilakukan, untuk mengetahi efek terhadap tubuh manusia. Baca Juga - Melebihi Harga Motor 600cc, Jangan Harap Kawasaki Ninja ZX-25R Dijual Murah

“Kami mengecek atau meneliti potensi untuk membunuh virus SARS-CoV-2 dan efektivitas obat tersebut. Kami juga mengecek juga inflamasi dan anti inflamasi," jelas Purwati.



Lebih lanjut, Purwati memaparkan, ada 14 regimen obat yang diteliti, sebelum akhirnya ditemukan lima regimen kombinasi yang bereaksi positif untuk menghambat virus masuk ke sel target. Selain itu, kombinasi tersebut juga bisa menghambat dan menurunkan perkembangbiakan virus yang ada di sel.

Namun, Purwati menegaskan, para peneliti masih akan melakukan uji coba obat-obat kepada manusia, sehingga belum bisa dijual di pasaran. “Kami mengikuti perkembangan secara bertahap dari 24 jam, 48 jam, dan 72 jam, dari jumlahnya ratusan menjadi undetected. Ini hasil dari kombinasi obat tersebut," paparnya.
(wbs)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More