Tidak Menghancurkan seperti Nuklir, Dirty Bomb Bisa Bikin 1 Negara Gila
Senin, 21 Maret 2022 - 05:06 WIB
KIEV - Heboh penemuan petagon kelelawar di Ukraina yang dicurigai sebagai senjata untuk menyerang Rusia, ternyata bagi Rusia itu bukan sesuatu yang menakutkan. Selain nuklir Rusia juga punya senjata biologis ( Dirty Bomb) yang pernah digunakan Uni Soviet di Perang Dingin.
Tercatat pada bulan April 1979, senjata biologis misterius yang tengah dikembangkan terlepas dari sebuah laboratorium di Uni Soviet, menewaskan sedikitnya 66 orang dan sejumlah hewan.
Seperti dilansir dari Unilad, hampir 40 tahun kemudian, para peneliti merangkai kembali genom bakteri yang menyebabkan kejadian tersebut. Mereka mengkonfirmasi jika penyebabnya adalah koloni mikroba penyebab antraks bernama Bacillus anthracis yang telah dimodifikasi oleh ilmuwan Soviet.
Rusia, ketika masih menjadi bagian dari Uni Soviet, mengendalikan program senjata biologis yang sangat besar, yang dijalankan oleh sebuah badan bernama Biopreparat, yang mempekerjakan sekitar 70.000 orang.
Setelah Perang Dingin berakhir, tim ilmuwan masuk untuk 'melucutinya'. Mereka menemukan bahwa Soviet telah memproduksi dan menggunakan antraks, cacar, dan penyakit lainnya secara massal sebagai senjata, setelah mengujinya pada monyet hidup di sebuah pulau di Rusia selatan.
Mereka bahkan memasukkan spora antraks ke dalam hulu ledak rudal jarak jauh antarbenua yang ditujukan ke kota-kota negara Barat.
Terakhir, dalam pembahasan menyeramkan senjata non-konvensional ini, ada "dirty bomb", yaitu bahan peledak normal yang dibalut oleh unsur-unsur radioaktif, yang merupakan turunan lain dari bom nuklir.
Bom itu dikenal sebagai RDD, perangkat penyebaran radiologis. Bom itu bisa menjadi bahan peledak konvensional yang membawa isotop radioaktif seperti Cesium 60 atau Strontium 90.
Jika dibandingkan dengan bom konvensional, dirty bomb tidak akan membunuh lebih banyak orang, setidaknya di awal-awal. Namun, bom itu bisa membuat area yang sangat luas, bisa mencapai seluruh wilayah London, wilayah yang terpapar tidak dapat dihuni selama berminggu-minggu sampai benar-benar didekontaminasi.
Dirty bomb hampir seperti senjata psikologis, dirancang untuk menimbulkan kepanikan penduduk dan merusak moral masyarakat.
Senjata ini belum pernah melihatnya digunakan dalam perang. Sebagian alasannya karena berbahaya dan sulit ditangani sehingga membuat penggunanya juga menghadapi risiko untuk diri mereka sendiri.
Tercatat pada bulan April 1979, senjata biologis misterius yang tengah dikembangkan terlepas dari sebuah laboratorium di Uni Soviet, menewaskan sedikitnya 66 orang dan sejumlah hewan.
Seperti dilansir dari Unilad, hampir 40 tahun kemudian, para peneliti merangkai kembali genom bakteri yang menyebabkan kejadian tersebut. Mereka mengkonfirmasi jika penyebabnya adalah koloni mikroba penyebab antraks bernama Bacillus anthracis yang telah dimodifikasi oleh ilmuwan Soviet.
Rusia, ketika masih menjadi bagian dari Uni Soviet, mengendalikan program senjata biologis yang sangat besar, yang dijalankan oleh sebuah badan bernama Biopreparat, yang mempekerjakan sekitar 70.000 orang.
Setelah Perang Dingin berakhir, tim ilmuwan masuk untuk 'melucutinya'. Mereka menemukan bahwa Soviet telah memproduksi dan menggunakan antraks, cacar, dan penyakit lainnya secara massal sebagai senjata, setelah mengujinya pada monyet hidup di sebuah pulau di Rusia selatan.
Mereka bahkan memasukkan spora antraks ke dalam hulu ledak rudal jarak jauh antarbenua yang ditujukan ke kota-kota negara Barat.
Terakhir, dalam pembahasan menyeramkan senjata non-konvensional ini, ada "dirty bomb", yaitu bahan peledak normal yang dibalut oleh unsur-unsur radioaktif, yang merupakan turunan lain dari bom nuklir.
Bom itu dikenal sebagai RDD, perangkat penyebaran radiologis. Bom itu bisa menjadi bahan peledak konvensional yang membawa isotop radioaktif seperti Cesium 60 atau Strontium 90.
Jika dibandingkan dengan bom konvensional, dirty bomb tidak akan membunuh lebih banyak orang, setidaknya di awal-awal. Namun, bom itu bisa membuat area yang sangat luas, bisa mencapai seluruh wilayah London, wilayah yang terpapar tidak dapat dihuni selama berminggu-minggu sampai benar-benar didekontaminasi.
Dirty bomb hampir seperti senjata psikologis, dirancang untuk menimbulkan kepanikan penduduk dan merusak moral masyarakat.
Senjata ini belum pernah melihatnya digunakan dalam perang. Sebagian alasannya karena berbahaya dan sulit ditangani sehingga membuat penggunanya juga menghadapi risiko untuk diri mereka sendiri.
(wbs)
tulis komentar anda