Bisa Meledak, WHO Minta Indonesia Tidak Sepelekan Mutasi BA.4 dan BA.5
Senin, 13 Juni 2022 - 11:47 WIB
GENEWA - Pemerintah Indonesia mengumumkan Covid-19 varian baru BA.4 dan BA.5 t elah masuk ke Indonesia, hal ini langsung menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pasalnya detail sifat varian ini belum bisa dipastikan sifatnya.
Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove, mengatakan BA.4 dan BA.5 tampaknya tidak lebih menular atau mematikan daripada mutasi omicron asli sejauh ini, tetapi itu bisa berubah karena lebih banyak kasus terdeteksi, tambahnya.
Van Kerkhove menekankan perlunya mempertahankan sistem pengawasan genom yang "kuat" yang akan memungkinkan negara melacak dan menganalisis dua subvarian serta versi omicron sebelumnya.
"Ini masih awal, dan bisa meledak jika tak mendapatkan perhatian. Yang harus kami pastikan adalah kami terus memiliki kemampuan untuk melacak, kemampuan berbagi, dan kemampuan menganalisis sehingga kami dapat menjawab pertanyaan seperti ini," kata Van Kerkhove saat briefing WHO. yang disiarkan langsung di platform media sosial organisasi, Senin (13/6/2022)
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan bila pelonggaran itu, masih dalam tahap evaluasi. Sehingga penerapannya, melihat situasi apabila ada lonjakan akan diperketat kembali.
"Jadi pelonggaran masker di luar ruangan terbuka akan tetap kami evaluasi. Apabila ada peningkatan kasus nanti akan ada dengan BA.4 dan BA.5, maka akan kita perketatkan protokol kesehatannya," ujar Mohammad Syahril dalam konferensi pers streaming di YouTube Kemenkes, Jumat (10/6/2022)
Lebih lanjut, Syahril mengatakan jika penerapan protokol kesehatan (Prokes) kembali pada kepribadian masing-masing. Di mana Pemerintah terus mengimbau untuk tetap mematuhi Prokes. Baca Juga: Omicron BA.4 dan BA.5 Ditemukan di Indonesia, 4 Orang Terinfeksi
Sehubungan dengan itu, dia juga meminta agar tetap mematuhi Prokes di mana pun berada. Baik di dalam maupun di luar ruangan, dengan begitu bisa mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Terlebih bagi mereka, yang sedang sakit dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
"Prokes menjadi upaya pertama disamping vaksinasi, tentu saja kita tidak ingin ada lonjakan kasus lagi seperti varian delta maupun omicron sebelumnya. Prokes kembali lagi pada pribadi masing-masing ya, karena bapak presiden susah mengatakan tetap dalam ruangan tertutup, kerumunan dan kedekatan orang (mobilitas)," tambahnya
"Masker adalah kewajiban kita, juga bagi mereka yang sakit dan ada komorbid diwajibkan masker," jelas Jubir Syahril
Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove, mengatakan BA.4 dan BA.5 tampaknya tidak lebih menular atau mematikan daripada mutasi omicron asli sejauh ini, tetapi itu bisa berubah karena lebih banyak kasus terdeteksi, tambahnya.
Van Kerkhove menekankan perlunya mempertahankan sistem pengawasan genom yang "kuat" yang akan memungkinkan negara melacak dan menganalisis dua subvarian serta versi omicron sebelumnya.
"Ini masih awal, dan bisa meledak jika tak mendapatkan perhatian. Yang harus kami pastikan adalah kami terus memiliki kemampuan untuk melacak, kemampuan berbagi, dan kemampuan menganalisis sehingga kami dapat menjawab pertanyaan seperti ini," kata Van Kerkhove saat briefing WHO. yang disiarkan langsung di platform media sosial organisasi, Senin (13/6/2022)
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan bila pelonggaran itu, masih dalam tahap evaluasi. Sehingga penerapannya, melihat situasi apabila ada lonjakan akan diperketat kembali.
"Jadi pelonggaran masker di luar ruangan terbuka akan tetap kami evaluasi. Apabila ada peningkatan kasus nanti akan ada dengan BA.4 dan BA.5, maka akan kita perketatkan protokol kesehatannya," ujar Mohammad Syahril dalam konferensi pers streaming di YouTube Kemenkes, Jumat (10/6/2022)
Lebih lanjut, Syahril mengatakan jika penerapan protokol kesehatan (Prokes) kembali pada kepribadian masing-masing. Di mana Pemerintah terus mengimbau untuk tetap mematuhi Prokes. Baca Juga: Omicron BA.4 dan BA.5 Ditemukan di Indonesia, 4 Orang Terinfeksi
Sehubungan dengan itu, dia juga meminta agar tetap mematuhi Prokes di mana pun berada. Baik di dalam maupun di luar ruangan, dengan begitu bisa mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Terlebih bagi mereka, yang sedang sakit dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
"Prokes menjadi upaya pertama disamping vaksinasi, tentu saja kita tidak ingin ada lonjakan kasus lagi seperti varian delta maupun omicron sebelumnya. Prokes kembali lagi pada pribadi masing-masing ya, karena bapak presiden susah mengatakan tetap dalam ruangan tertutup, kerumunan dan kedekatan orang (mobilitas)," tambahnya
"Masker adalah kewajiban kita, juga bagi mereka yang sakit dan ada komorbid diwajibkan masker," jelas Jubir Syahril
(wbs)
tulis komentar anda