China Siapkan Program Pengiriman Wisatawan ke Luar Angkasa
Selasa, 19 Juli 2022 - 21:09 WIB
BEIJING - Perusahaan layanan peluncuran China CAS Space menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan travel raksasa milik negara untuk mewujudkan pariwisata ke luar angkasa . Penerbangan uji pertama dijadwalkan pada tahun 2023, dan CAS Space berencana melakukan setidaknya 15 penerbangan uji sebelum meluncurkan wisatawan pertamanya.
CAS Space, sebuah perusahaan roket yang berbasis di Beijing, bukan Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) milik negara, menandatangani perjanjian dengan China Tourism Group yang berbasis di Hong Kong untuk mewujudkan pariwisata luar angkasa. CAS Space, mengumumkan kesepakatan itu di akun resminya di aplikasi media sosial China WeChat pada 12 Juli 2022.
Kesepakatan itu tidak keluar begitu saja. CAS Space mengumumkan tahun lalu bahwa mereka sedang mengerjakan roket satu tahap yang dapat digunakan kembali yang akan membawa sebanyak tujuh penumpang dalam perjalanan 10 menit di atas garis Karman pada jarak 100 kilometer. Itu secara umum dikenal sebagai batas antara atmosfer bumi dan luar angkasa.
Desain yang disajikan dalam render CAS Space telah menarik perbandingan dengan Blue Origin dan roket suborbital New Shephard dan kapsul Dragon SpaceX. Pejabat senior perusahaan mengatakan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mewujudkan wisata luar angkasa.
“Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi antariksa, wisata antariksa bagi masyarakat awam bukan lagi fantasi tetapi menjadi kenyataan. Perjalanan ke luar angkasa akan membawa wisatawan pengalaman baru yang belum pernah mereka alami sebelumnya,” kata Yang Yiqiang , pendiri CAS Space, kepada China Daily dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Selasa (19/7/2022).
CAS Space adalah salah satu dari sejumlah perusahaan peluncuran komersial China yang muncul dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan saat ini sedang mempersiapkan melakukan upaya peluncuran orbital pertamanya dengan roket padat ZK-1A dari Jiuquan.
Perusahaan China lainnya, Space Transportation, sedang mengembangkan "roket bersayap" yang akan digunakan untuk wisata luar angkasa. Astronot pertama China di luar angkasa, Yang Liwei, juga menyatakan awal tahun ini bahwa stasiun luar angkasa negara itu akan terbuka untuk menerima pengunjung di akhir dekade ini.
CAS Space, sebuah perusahaan roket yang berbasis di Beijing, bukan Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) milik negara, menandatangani perjanjian dengan China Tourism Group yang berbasis di Hong Kong untuk mewujudkan pariwisata luar angkasa. CAS Space, mengumumkan kesepakatan itu di akun resminya di aplikasi media sosial China WeChat pada 12 Juli 2022.
Kesepakatan itu tidak keluar begitu saja. CAS Space mengumumkan tahun lalu bahwa mereka sedang mengerjakan roket satu tahap yang dapat digunakan kembali yang akan membawa sebanyak tujuh penumpang dalam perjalanan 10 menit di atas garis Karman pada jarak 100 kilometer. Itu secara umum dikenal sebagai batas antara atmosfer bumi dan luar angkasa.
Desain yang disajikan dalam render CAS Space telah menarik perbandingan dengan Blue Origin dan roket suborbital New Shephard dan kapsul Dragon SpaceX. Pejabat senior perusahaan mengatakan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mewujudkan wisata luar angkasa.
“Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi antariksa, wisata antariksa bagi masyarakat awam bukan lagi fantasi tetapi menjadi kenyataan. Perjalanan ke luar angkasa akan membawa wisatawan pengalaman baru yang belum pernah mereka alami sebelumnya,” kata Yang Yiqiang , pendiri CAS Space, kepada China Daily dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Selasa (19/7/2022).
CAS Space adalah salah satu dari sejumlah perusahaan peluncuran komersial China yang muncul dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan saat ini sedang mempersiapkan melakukan upaya peluncuran orbital pertamanya dengan roket padat ZK-1A dari Jiuquan.
Perusahaan China lainnya, Space Transportation, sedang mengembangkan "roket bersayap" yang akan digunakan untuk wisata luar angkasa. Astronot pertama China di luar angkasa, Yang Liwei, juga menyatakan awal tahun ini bahwa stasiun luar angkasa negara itu akan terbuka untuk menerima pengunjung di akhir dekade ini.
(wib)
tulis komentar anda