AS Siap Luncurkan Satelit Mata-Mata Terbaru dengan Roket Terkuat Delta IV
Sabtu, 24 September 2022 - 19:33 WIB
CALIFORNIA - Roket Delta IV Heavy United Launch Alliance (ULA) akan meluncurkan satelit mata-mata terbaru Amerika Serikat (AS) pada Sabtu 24 September 2022 atau Minggu 25 September 2022 WIB. Roket terkuat milik AS itu dijadwalkan lepas landas dari Vandenberg Space Force Base di California pukul 2:53 waktu setempat.
Misi peluncuran kali ini membawa satelit mata-mata milik Kantor Pengintaian Nasional AS (US National Reconnaissance Office/NRO) yang disebut NROL-91. Menurut analis independent, satelit mata-mata rahasia di atas roket Delta 4-Heavy kemungkinan merupakan platform pencitraan tipe Keyhole elektro-optik bermata tajam baru untuk NRO.
Tetapi NRO belum mengungkapkan rincian satelit itu, sesuai dengan kebijakan badan mata-mata itu untuk tidak mengomentari rincian misinya. Misi yang diberi nama kode NROL-91, akan menandai peluncuran Delta IV terakhir dari Vandenberg.
Ini akan menjadi penerbangan ketiga hingga terakhir secara keseluruhan untuk keluarga roket Delta, yang dihentikan ULA demi roket Vulcan Centaur generasi berikutnya. Roket Vulcan akan menggantikan armada roket Atlas dan Delta ULA.
Peluncuran terakhir Delta IV dijadwalkan pada tahun 2023 dan 2024 dari Cape Canaveral. Misi tersebut juga akan mengangkut satelit mata-mata rahasia ke orbit untuk NRO.
“Ini akan menjadi peluncuran keamanan nasional keenam kami tahun ini. Kami telah bekerja bersama ULA untuk mempersiapkan Delta IV Heavy ini, dan hanya dalam beberapa hari, kami akan melihat hasilnya,” kata Brigadir Jenderal Stephen Purdy, pejabat eksekutif program Space Force dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Sabtu (24/9/2022).
Diperkirakan roket Delta 4-Heavy pada misi NROL-91 akan terbang ke selatan-tenggara dari Vandenberg di atas Samudra Pasifik. Berdasarkan data yang tersedia untuk umum, analis memperkirakan misi tersebut akan bertujuan untuk menempatkan kargo rahasianya ke orbit rendah Bumi pada garis lintang sekitar 400 kilometer dan kemiringan sekitar 74 derajat ke khatulistiwa.
Parameter tersebut sangat cocok dengan peluncuran roket Delta 4-Heavy sebelumnya untuk NRO pada Januari 2019, yang disebut NROL-71. Delta 4-Heavy adalah roket paling kuat di armada roket operasional ULA. Para insinyur merancang roket dengan tiga inti roket Delta 4 yang disatukan, masing-masing ditenagai oleh mesin RS-68A yang diproduksi oleh Aerojet Rocketdyne.
Mesin utama Delta 4-Heavy akan menghasilkan sekitar 2,1 juta pon daya dorong saat lepas landas. Kemudian, menggerakkan peluncur lebih cepat dari kecepatan suara dalam 81 detik saat meluncur ke bawah di atas Samudra Pasifik.
Misi peluncuran kali ini membawa satelit mata-mata milik Kantor Pengintaian Nasional AS (US National Reconnaissance Office/NRO) yang disebut NROL-91. Menurut analis independent, satelit mata-mata rahasia di atas roket Delta 4-Heavy kemungkinan merupakan platform pencitraan tipe Keyhole elektro-optik bermata tajam baru untuk NRO.
Tetapi NRO belum mengungkapkan rincian satelit itu, sesuai dengan kebijakan badan mata-mata itu untuk tidak mengomentari rincian misinya. Misi yang diberi nama kode NROL-91, akan menandai peluncuran Delta IV terakhir dari Vandenberg.
Baca Juga
Ini akan menjadi penerbangan ketiga hingga terakhir secara keseluruhan untuk keluarga roket Delta, yang dihentikan ULA demi roket Vulcan Centaur generasi berikutnya. Roket Vulcan akan menggantikan armada roket Atlas dan Delta ULA.
Peluncuran terakhir Delta IV dijadwalkan pada tahun 2023 dan 2024 dari Cape Canaveral. Misi tersebut juga akan mengangkut satelit mata-mata rahasia ke orbit untuk NRO.
“Ini akan menjadi peluncuran keamanan nasional keenam kami tahun ini. Kami telah bekerja bersama ULA untuk mempersiapkan Delta IV Heavy ini, dan hanya dalam beberapa hari, kami akan melihat hasilnya,” kata Brigadir Jenderal Stephen Purdy, pejabat eksekutif program Space Force dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Sabtu (24/9/2022).
Baca Juga
Diperkirakan roket Delta 4-Heavy pada misi NROL-91 akan terbang ke selatan-tenggara dari Vandenberg di atas Samudra Pasifik. Berdasarkan data yang tersedia untuk umum, analis memperkirakan misi tersebut akan bertujuan untuk menempatkan kargo rahasianya ke orbit rendah Bumi pada garis lintang sekitar 400 kilometer dan kemiringan sekitar 74 derajat ke khatulistiwa.
Parameter tersebut sangat cocok dengan peluncuran roket Delta 4-Heavy sebelumnya untuk NRO pada Januari 2019, yang disebut NROL-71. Delta 4-Heavy adalah roket paling kuat di armada roket operasional ULA. Para insinyur merancang roket dengan tiga inti roket Delta 4 yang disatukan, masing-masing ditenagai oleh mesin RS-68A yang diproduksi oleh Aerojet Rocketdyne.
Mesin utama Delta 4-Heavy akan menghasilkan sekitar 2,1 juta pon daya dorong saat lepas landas. Kemudian, menggerakkan peluncur lebih cepat dari kecepatan suara dalam 81 detik saat meluncur ke bawah di atas Samudra Pasifik.
(wib)
tulis komentar anda