Bukan Gertak Sambal! Vladimir Putin Siap Ciptakan Kiamat di Eropa

Selasa, 27 September 2022 - 17:01 WIB
Moskow mungkin akan menggunakan satu atau lebih bom nuklir 'taktis' yang berukuran kecil dan memiliki daya ledak 0,3 kiloton hingga 100 kiloton dibandingkan dengan hulu ledak strategis terbesar AS (1,2 megaton) atau bom 58 megaton yang diuji Moskow pada 1961.

Bom taktis dirancang untuk memiliki dampak yang lebih terbatas di medan perang jika dibandingkan dengan dampak senjata nuklir strategis yang dikembangkan untuk 'memenangkan' perang.

Ukuran 'kecil' dan 'terbatas' itu relatif karena bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945 hanya memiliki daya ledak 15 kiloton, namun berdampak dahsyat.

Analis juga percaya bahwa tujuan Rusia menggunakan bom nuklir taktis di Ukraina adalah untuk menggertak Kiev agar menyerah atau tunduk pada tekanan untuk bernegosiasi dan memecah belah negara-negara Barat yang mendukungnya.

Pakar militer untuk Program Keamanan Internasional CSIS di Washington, Mark Cancian yakin bahwa Moskow tidak akan menggunakan senjata nuklir di garis depan.

“Dibutuhkan total 20 bom nuklir kecil untuk area seluas kurang lebih 32 kilometer. Ini hanya 'kemenangan kecil', tetapi melibatkan risiko besar jika menggunakan senjata berbahaya seperti itu," katanya.

Sebagai langkah untuk menghindari korban massal, Kremlin mungkin meluncurkan bom nuklir di atas permukaan laut atau meledakkannya di ketinggian tinggi di wilayah udara Kiev untuk menghasilkan pulsa elektromagnetik yang akan menonaktifkan peralatan elektronik.

Di bawah skenario yang lebih mengerikan, Putin mungkin akan menargetkan pangkalan militer atau pusat kota seperti Kiev yang tentunya akan berdampak lebih besar dengan korban tewas dalam skala yang tak terbayangkan termasuk membunuh para pemimpin politik di Ukraina.

"Rencana seperti itu dirancang untuk melemahkan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara ( NATO ) dan konsensus global melawan Putin," kata mantan pakar kebijakan nuklir Gedung Putih Jon Wolfsthal.

Sampai saat ini, Barat belum memberikan tanggapan yang jelas tentang bagaimana mereka akan menanggapi serangan nuklir taktis karena opsi yang tersedia diduga rumit.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More