Foto Satelit Rekam Kelahiran Pulau Vulkanik Baru Setelah Letusan Gunung Hunga Tonga
Senin, 03 Oktober 2022 - 23:10 WIB
TONGA - Foto satelit merekam kelahiran pulau vulkanik baru dekat gunung berapi bawah laut Hunga Tonga yang meletus pada 21 Desember 2021. Satelit Landsat 9 yang kuat, sebuah proyek bersama antara NASA dan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menangkap pulau baru itu pada 10 September 2022.
Pulau baru itu muncul setelah gunung bawah laut Home Reef telah naik di atas permukaan laut akibat letusan kecil. Gunung berapi muncul dari laut hanya 11 jam setelah letusan dimulai, dengan lava dan abu menciptakan sebuah pulau kecil.
Landsat 9 mengambil fotonya pada 14 September atau empat hari kemudian, luas daratan pulau kecil itu sudah mencapai sekitar 0,4 hektare. Kemudian pada 20 September, luas pulau itu mencapai 2,4 hektare.
Bidikan ini menunjukkan air yang berubah warna karena erupsi, serta gumpalan putih besar. “Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gumpalan air laut asam yang sangat panas ini mengandung partikel, fragmen batuan vulkanik, dan belerang,” menurut pernyataan NASA.
Saat ini ada letusan lain yang terjadi di negara Pasifik, yang terdiri dari sekitar 170 pulau, tetapi situasinya jauh lebih tenang. Secara keseluruhan, letusannya agak kecil dibandingkan dengan ledakan Hunga Tonga-Hunga Ha'apai tahun lalu.
Imbauan terkini dari pemerintah Tonga menyarankan agar para pelaut tetap berada setidaknya 2,5 mil atau 4 kilometer jauhnya dari lokasi letusan baru. Mereka juga diminta mewaspadai gumpalan uap dan abu menimbulkan risiko rendah bagi pesawat.
Diketahui pada 21 Desember 2021, gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Tonga meletus dengan kekuatan eksplosif, mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia beberapa kali. Berdasarkan data yang diukur menggunakan satelit NASA, semburan abu vulkanik dari letusan gunung berapi Tonga di Kepulauan Pasifik menembus ketinggian 58 kilometer.
Pulau baru itu muncul setelah gunung bawah laut Home Reef telah naik di atas permukaan laut akibat letusan kecil. Gunung berapi muncul dari laut hanya 11 jam setelah letusan dimulai, dengan lava dan abu menciptakan sebuah pulau kecil.
Landsat 9 mengambil fotonya pada 14 September atau empat hari kemudian, luas daratan pulau kecil itu sudah mencapai sekitar 0,4 hektare. Kemudian pada 20 September, luas pulau itu mencapai 2,4 hektare.
Bidikan ini menunjukkan air yang berubah warna karena erupsi, serta gumpalan putih besar. “Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gumpalan air laut asam yang sangat panas ini mengandung partikel, fragmen batuan vulkanik, dan belerang,” menurut pernyataan NASA.
Saat ini ada letusan lain yang terjadi di negara Pasifik, yang terdiri dari sekitar 170 pulau, tetapi situasinya jauh lebih tenang. Secara keseluruhan, letusannya agak kecil dibandingkan dengan ledakan Hunga Tonga-Hunga Ha'apai tahun lalu.
Imbauan terkini dari pemerintah Tonga menyarankan agar para pelaut tetap berada setidaknya 2,5 mil atau 4 kilometer jauhnya dari lokasi letusan baru. Mereka juga diminta mewaspadai gumpalan uap dan abu menimbulkan risiko rendah bagi pesawat.
Diketahui pada 21 Desember 2021, gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Tonga meletus dengan kekuatan eksplosif, mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia beberapa kali. Berdasarkan data yang diukur menggunakan satelit NASA, semburan abu vulkanik dari letusan gunung berapi Tonga di Kepulauan Pasifik menembus ketinggian 58 kilometer.
(wib)
tulis komentar anda