Astronom Saksikan Lubang Hitam Merobek Bintang hingga Berkeping-keping
Selasa, 15 November 2022 - 13:19 WIB
KOPENHAGEN - Para astronom menyaksikan lubang hitam berukuran sedang, menjerat dan mencabik-cabik bintang yang bergerak di dekatnya. Kejadian itu menimbulkan berkas cahaya yang kuat atau suar sehingga digunakan para astronom untuk mengamatinya.
Para astronom melihat suar, yang disebut AT 2020neh, menggunakan Eksperimen Supernova Muda, sebuah teleskop di Hawaii yang mendeteksi kilatan singkat dari peristiwa kosmik seperti ledakan supernova. Para peneliti menggambarkan penemuan peristiwa itu pada 10 November dalam jurnal Nature Astronomy.
Lubang hitam berukuran sedang, terletak 850 juta tahun cahaya dari Bumi di galaksi SDSS J152120.07+140410.5. Pengamatan ini dapat membantu para astronom mengetahui bagaimana lubang hitam supermasif lahir.
"Fakta bahwa kami dapat menangkap lubang hitam berukuran sedang saat melahap sebuah bintang memberi kami kesempatan luar biasa untuk mendeteksi apa yang selama ini tersembunyi," kata Charlotte Angus, seorang astrofisikawan di Universitas Kopenhagen, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (15/11/2022).
Lubang hitam adalah pemakan bintang yang ganas di luar angkasa. Ketika sebuah lubang hitam memakan sebuah bintang, menghasilkan sebuah fenomena yang disebut peristiwa gangguan pasang surut atau tidal disruption event (TDE), terbentuk dari gaya dahsyat gravitasi lubang hitam ketika memakan bintang yang tak berdaya.
Setelah ditangkap oleh gravitasi lubang hitam, sebuah bintang akan semakin terhuyung-huyung lebih dekat ke lingkarean raksasa yang rakus sebelum ditelanjangi dan diregangkan lapis demi lapis saat jatuh ke dalam. Proses ini mengubah bintang menjadi plasma panas panjang seperti mie yang melilit lubang hitam seperti spageti di sekitar garpu.
Proses tersebut menyebabkan plasma berakselerasi, berputar menjadi pancaran energi dan materi yang sangat besar yang menghasilkan kilatan terang yang khas. Para astronom kemudian dapat mendeteksi kilatan ini menggunakan teleskop optik, sinar-X, dan gelombang radio.
“Kita dapat menggunakan properti suar itu sendiri untuk lebih memahami kelompok lubang hitam kelas menengah yang sulit dipahami ini. Dengan pengamatan ini dapat menjelaskan sebagian besar lubang hitam di pusat galaksi,” ujar Angus.
Lubang hitam yang baru terlihat itu langka karena berukuran sedang, termasuk dalam kategori lubang hitam dengan massa antara 100 hingga 10.000 kali massa matahari. Para ilmuwan percaya bahwa singularitas menengah ini melahap gas, debu, bintang, dan bahkan lubang hitam lainnya untuk akhirnya berubah menjadi lubang hitam supermasif.
Lubang hitam supermasif, yang seringkali berukuran jutaan atau bahkan miliaran kali lebih masif dari matahari. Dia bertindak sebagai jangkar untuk materi panjang yang berputar-putar di orbit di sekitarnya.
Para astronom melihat suar, yang disebut AT 2020neh, menggunakan Eksperimen Supernova Muda, sebuah teleskop di Hawaii yang mendeteksi kilatan singkat dari peristiwa kosmik seperti ledakan supernova. Para peneliti menggambarkan penemuan peristiwa itu pada 10 November dalam jurnal Nature Astronomy.
Lubang hitam berukuran sedang, terletak 850 juta tahun cahaya dari Bumi di galaksi SDSS J152120.07+140410.5. Pengamatan ini dapat membantu para astronom mengetahui bagaimana lubang hitam supermasif lahir.
"Fakta bahwa kami dapat menangkap lubang hitam berukuran sedang saat melahap sebuah bintang memberi kami kesempatan luar biasa untuk mendeteksi apa yang selama ini tersembunyi," kata Charlotte Angus, seorang astrofisikawan di Universitas Kopenhagen, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (15/11/2022).
Lubang hitam adalah pemakan bintang yang ganas di luar angkasa. Ketika sebuah lubang hitam memakan sebuah bintang, menghasilkan sebuah fenomena yang disebut peristiwa gangguan pasang surut atau tidal disruption event (TDE), terbentuk dari gaya dahsyat gravitasi lubang hitam ketika memakan bintang yang tak berdaya.
Setelah ditangkap oleh gravitasi lubang hitam, sebuah bintang akan semakin terhuyung-huyung lebih dekat ke lingkarean raksasa yang rakus sebelum ditelanjangi dan diregangkan lapis demi lapis saat jatuh ke dalam. Proses ini mengubah bintang menjadi plasma panas panjang seperti mie yang melilit lubang hitam seperti spageti di sekitar garpu.
Proses tersebut menyebabkan plasma berakselerasi, berputar menjadi pancaran energi dan materi yang sangat besar yang menghasilkan kilatan terang yang khas. Para astronom kemudian dapat mendeteksi kilatan ini menggunakan teleskop optik, sinar-X, dan gelombang radio.
“Kita dapat menggunakan properti suar itu sendiri untuk lebih memahami kelompok lubang hitam kelas menengah yang sulit dipahami ini. Dengan pengamatan ini dapat menjelaskan sebagian besar lubang hitam di pusat galaksi,” ujar Angus.
Lubang hitam yang baru terlihat itu langka karena berukuran sedang, termasuk dalam kategori lubang hitam dengan massa antara 100 hingga 10.000 kali massa matahari. Para ilmuwan percaya bahwa singularitas menengah ini melahap gas, debu, bintang, dan bahkan lubang hitam lainnya untuk akhirnya berubah menjadi lubang hitam supermasif.
Lubang hitam supermasif, yang seringkali berukuran jutaan atau bahkan miliaran kali lebih masif dari matahari. Dia bertindak sebagai jangkar untuk materi panjang yang berputar-putar di orbit di sekitarnya.
(wib)
tulis komentar anda