Ilmuwan Mencari Cara Mengubah Energi Lubang Hitam Menjadi Energi Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah berusaha mengungkap misteri fisika yang kompleks. Mungkinkah energi besar yang dihasilkan oleh lubang hitam bisa dimanfaatkan oleh manusia?
Jika manusia mampu memanfaatkan energi luar biasa dari lubang hitam, nampaknya pasokan energi untuk planet yang jauh akan bisa terjamin. Saat ini para ilmuwan sedang berusaha untuk mencari cara bagaimana memanfaatkan energi lubang hitam itu untuk kehidupan manusia. (Baca: Tiga Penemu Lubang Hitam Raih Penghargaan Nobel 2020)
"Lubang hitam biasanya dikelilingi oleh partikel plasma panas yang membawa medan magnet," jelas astrofisikawan Luca Comisso dari Universitas Columbia.
Teori para ilmuwan menunjukkan, ketika garis medan magnet terputus dan terhubung kembali secara benar akan mempercepat partikel plasma menjadi energi. Dengancara ini sejumlah besar energi lubang hitam akan diubah menjadi energi yang bermanfaat.
Berdasarkan desain baru Comisso yang disusun bersama fisikawan Felipe A. Asenjo dari Universidad Adolfo Ibáñez di Chili, mereka membuat prisma untuk melihat bagaimana ekstraksi energi dari lubang hitam yang berputar dapat bekerja. (Baca juga: Peneliti Tercengang, Ternyata Ular Bisa Memanjat dengan Cara Tak Lazim)
Mengingat massa mereka yang ekstrim, wajar jika menganggap lubang hitam juga mengandung energi yang sangat besar. Sayangnya itu semua terkunci di dasar lubang ruang-waktu.
Nampaknya, fisikawan dan matematikawan Emminent University of Oxford, Roger Penrose, menyarankan satu metode yang cerdik. Dalam apa yang kemudian dikenal sebagai proses Penrose, energi secara teoritis dapat diekstraksi dari wilayah di luar cakrawala peristiwa lubang hitam, yang disebut ergosfer.
Ide terkenal ini secara eksperimental diverifikasi oleh para ilmuwan dalam sebuah makalah yang diterbitkan beberapa bulan yang lalu. Tetapi itu bukan satu-satunya cara yang disarankan untuk memanfaatkan energi lubang hitam yang berputar. (Baca juga: Merasakan Rileksasi dengan Liburan di Pulau Pribadi Itaafhusi)
Cara lain yang disarankan adalah dengan memanfaatkan Radiasi Hawking. Dimana pada teori ini didasarkan pada emisi mekanis kuantum, atau yang lebih dikenal sebagai proses Blandford – Znajek. Dengan teori ini, energi dapat diekstraksi secara elektromagnetik melalui medan magnet di sekitar lubang hitam.
Dari perspektif lubang hitam, partikel yang jatuh akan berubah menjadi sejumlah energi negatif. Dari luar lubang hitam , partikel yang keluar akan memiliki energi positif yang dapat digunakan untuk kebutuhan energi.
“Kami menghitung bahwa proses energi plasma dapat mencapai efisiensi 150 persen, jauh lebih tinggi daripada pembangkit listrik manapun yang ada di Bumi,” kata Asenjo. (Baca juga: Lebih Menular, Strain Baru Virus Corona Berevolusi di Amerika Serikat)
Mencapai efisiensi lebih dari 100 persen adalah hal yang memungkinkan mengingat lubang hitam mengeluarkan energi yang diberikan secara gratis ke plasma yang keluar dari lubang hitam. "Memang kita harus bekerja keras memanfaatkan energi ini secara praktis," katanya.
Jika manusia mampu memanfaatkan energi luar biasa dari lubang hitam, nampaknya pasokan energi untuk planet yang jauh akan bisa terjamin. Saat ini para ilmuwan sedang berusaha untuk mencari cara bagaimana memanfaatkan energi lubang hitam itu untuk kehidupan manusia. (Baca: Tiga Penemu Lubang Hitam Raih Penghargaan Nobel 2020)
"Lubang hitam biasanya dikelilingi oleh partikel plasma panas yang membawa medan magnet," jelas astrofisikawan Luca Comisso dari Universitas Columbia.
Teori para ilmuwan menunjukkan, ketika garis medan magnet terputus dan terhubung kembali secara benar akan mempercepat partikel plasma menjadi energi. Dengancara ini sejumlah besar energi lubang hitam akan diubah menjadi energi yang bermanfaat.
Berdasarkan desain baru Comisso yang disusun bersama fisikawan Felipe A. Asenjo dari Universidad Adolfo Ibáñez di Chili, mereka membuat prisma untuk melihat bagaimana ekstraksi energi dari lubang hitam yang berputar dapat bekerja. (Baca juga: Peneliti Tercengang, Ternyata Ular Bisa Memanjat dengan Cara Tak Lazim)
Mengingat massa mereka yang ekstrim, wajar jika menganggap lubang hitam juga mengandung energi yang sangat besar. Sayangnya itu semua terkunci di dasar lubang ruang-waktu.
Nampaknya, fisikawan dan matematikawan Emminent University of Oxford, Roger Penrose, menyarankan satu metode yang cerdik. Dalam apa yang kemudian dikenal sebagai proses Penrose, energi secara teoritis dapat diekstraksi dari wilayah di luar cakrawala peristiwa lubang hitam, yang disebut ergosfer.
Ide terkenal ini secara eksperimental diverifikasi oleh para ilmuwan dalam sebuah makalah yang diterbitkan beberapa bulan yang lalu. Tetapi itu bukan satu-satunya cara yang disarankan untuk memanfaatkan energi lubang hitam yang berputar. (Baca juga: Merasakan Rileksasi dengan Liburan di Pulau Pribadi Itaafhusi)
Cara lain yang disarankan adalah dengan memanfaatkan Radiasi Hawking. Dimana pada teori ini didasarkan pada emisi mekanis kuantum, atau yang lebih dikenal sebagai proses Blandford – Znajek. Dengan teori ini, energi dapat diekstraksi secara elektromagnetik melalui medan magnet di sekitar lubang hitam.
Dari perspektif lubang hitam, partikel yang jatuh akan berubah menjadi sejumlah energi negatif. Dari luar lubang hitam , partikel yang keluar akan memiliki energi positif yang dapat digunakan untuk kebutuhan energi.
“Kami menghitung bahwa proses energi plasma dapat mencapai efisiensi 150 persen, jauh lebih tinggi daripada pembangkit listrik manapun yang ada di Bumi,” kata Asenjo. (Baca juga: Lebih Menular, Strain Baru Virus Corona Berevolusi di Amerika Serikat)
Mencapai efisiensi lebih dari 100 persen adalah hal yang memungkinkan mengingat lubang hitam mengeluarkan energi yang diberikan secara gratis ke plasma yang keluar dari lubang hitam. "Memang kita harus bekerja keras memanfaatkan energi ini secara praktis," katanya.
(ysw)