Gaia Temukan Planet Asing dengan Inti Fusi Nuklir, Berukuran 13 Kali Lebih Besar dari Jupiter

LONDON - Tim ilmuwan internasional menemukan planet ekstrasurya baru yang berhasil dideteksi pesawat ruang angkasa Gaia milik Badan Antariksa Eropa . Planet yang berukuran 13 kali lebih besar dari Jupiter ini memiliki inti fusi nuklir yang sedang berlangsung di dalamnya.

Tim yang dipimpin oleh Profesor Sasha Hinkley dari University of Exeter di Inggris, menemukan planet ekstrasurya ini mengorbit kira-kira 483 juta kilometer dari bintang HD 206893. Jarak bintang ini terletak sekitar 130 tahun cahaya dari Bumi dan berjarak sekitar 30 % lebih besar dari matahari kita.

Misi Gaia dari Badan Antariksa Eropa membuat pengukuran yang sangat tepat dari lokasi bintang saat mereka bergerak melintasi langit. Menindaklanjuti data Gaia, tim menggunakan instrumen GRAVITY pada Very Large Telescope di Gurun Atacama Chile utara untuk mengkonfirmasi secara langsung keberadaan planet baru yang dikenal sebagai HD 206893 c.



Terlebih lagi, pengamatan tersebut juga memungkinkan para peneliti untuk menganalisis spektrum cahaya dari atmosfer planet tersebut. Kecerahan objek yang tampak menunjukkan bahwa inti planet raksasa ini sedang mengalami fusi nuklir menggunakan deuterium, isotop hidrogen yang membawa neutron.

Planet ekstrasurya yang baru ditemukan ini kemungkinan besar berukuran sekitar 13 kali lebih masif dari Jupiter. Ukuran yang sangat besar dan bukti fusi berarti berada di batas antara menjadi planet dan katai coklat.

Penemuan ini dapat memberikan wawasan baru bagi para ilmuwan untuk membedakan antara planet masif dan katai coklat. “Penemuan (planet) HD 206893 c adalah momen yang sangat penting untuk mempelajari exoplanet, karena merupakan deteksi langsung pertama dari exoplanet Gaia,” kata Hinkley dikutip SINDOnews dari laman Space, Sabtu (21/1/2023).


Penemuan ini menunjukkan bahwa Gaia dapat menunjukkan jalan ke exoplanet potensial, yang kemudian dapat langsung dideteksi dengan pengamatan lanjutan. Baik pengamatan dari darat atau oleh observatorium berbasis ruang angkasa seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA.



Studi baru ini telah diterima oleh jurnal Astronomi & Astrofisika dan tersedia melalui ArXiv. Selain itu, Hinkley mempresentasikan penemuannya awal bulan ini di konferensi American Astronomical Society di Seattle.