Misi NASA Berkunjung ke Venus Ada di Ujung Tanduk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Misi NASA berkunjung ke Venus melalui misi VERITAS ternyata berada di ujung tanduk. Pasalnya pendanaan yang diberikan untuk misi tersebut justru telah ditarik kembali. Alhasil keinginan NASA agar bisa datang ke Venus akan mengalami perlambatan.
Kondisi itu justru bertolak belakang dengan temuan NASA baru-baru ini. Dimana pada minggu lalu mereka mengetahui bahwa Venus ternyata masih memiliki gunung berapi yang aktif. Artinya Venus bukanlah planet mati yang seperti diduga banyak orang.
Kondisi itu membuat banyak orang bersemangat untuk mengeksplorasi Venus. Hanya saja kenyataannya pendanaan misi VERITAS justru telah banyak yang ditarik.
Diketahui pada 2021 NASA mengumumkan dua misi untuk berangkat ke Venus yakni DAVINCI+ ((Deep Atmosphere Venus Investigation of Noble gases, Chemistry, and Imaging) dan VERITAS (Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topography, and Spectroscopy). Kedua misi itu dijalankan untuk menyelidiki apakah Venus memiliki atau memiliki lempeng tektonik dan menentukan apakah masih ada gunung berapi aktif di Venus.
Diperkirakan kedua misi itu akan segera dijalankan pada 2028-203. Kedua misi diberikan anggaran yang cukup besar yakni masing-masing USD500 juta atau mencapai Rp7,6 triliun.
Hanya saja IFL Science menyebutkan bahwa satu-satunya anggaran yang tersedia saat ini untuk misi VERITAS adalah anggaran USD1,5 juta atau sebesar Rp22,9 miliar untuk sains. Artinya misi VERITAS memang benar-benar akan tertunda.
“Penundaan VERITAS sangat mengecewakan. Kami berharap memiliki VERITAS di Venus akhir dekade ini, mengembalikan data yang akan digunakan untuk mengkalibrasi pengukuran oleh misi EnVision ESA, yang akan terbang ke Venus pada awal tahun 2030-an,” ujar Asisten Profesor Paul Byrne, dari Universitas Washington di St Louis.
Kondisi itu jelas membuat para ilmuwan frustasi. Khususnya mereka yang ingin memahami Venus sebagai planet aktif dengan lebih baik. “Menurut pendapat saya, NASA masih belum memberikan penjelasan yang memuaskan mengapa VERITAS ditunda begitu lama,” terang Paul Byrne.
Kondisi itu justru bertolak belakang dengan temuan NASA baru-baru ini. Dimana pada minggu lalu mereka mengetahui bahwa Venus ternyata masih memiliki gunung berapi yang aktif. Artinya Venus bukanlah planet mati yang seperti diduga banyak orang.
Kondisi itu membuat banyak orang bersemangat untuk mengeksplorasi Venus. Hanya saja kenyataannya pendanaan misi VERITAS justru telah banyak yang ditarik.
Diketahui pada 2021 NASA mengumumkan dua misi untuk berangkat ke Venus yakni DAVINCI+ ((Deep Atmosphere Venus Investigation of Noble gases, Chemistry, and Imaging) dan VERITAS (Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topography, and Spectroscopy). Kedua misi itu dijalankan untuk menyelidiki apakah Venus memiliki atau memiliki lempeng tektonik dan menentukan apakah masih ada gunung berapi aktif di Venus.
Diperkirakan kedua misi itu akan segera dijalankan pada 2028-203. Kedua misi diberikan anggaran yang cukup besar yakni masing-masing USD500 juta atau mencapai Rp7,6 triliun.
Hanya saja IFL Science menyebutkan bahwa satu-satunya anggaran yang tersedia saat ini untuk misi VERITAS adalah anggaran USD1,5 juta atau sebesar Rp22,9 miliar untuk sains. Artinya misi VERITAS memang benar-benar akan tertunda.
“Penundaan VERITAS sangat mengecewakan. Kami berharap memiliki VERITAS di Venus akhir dekade ini, mengembalikan data yang akan digunakan untuk mengkalibrasi pengukuran oleh misi EnVision ESA, yang akan terbang ke Venus pada awal tahun 2030-an,” ujar Asisten Profesor Paul Byrne, dari Universitas Washington di St Louis.
Kondisi itu jelas membuat para ilmuwan frustasi. Khususnya mereka yang ingin memahami Venus sebagai planet aktif dengan lebih baik. “Menurut pendapat saya, NASA masih belum memberikan penjelasan yang memuaskan mengapa VERITAS ditunda begitu lama,” terang Paul Byrne.
(wsb)