Peneliti BRIN Ingatkan Hujan Badai akibat Siklon Herman hingga 3 Hari Kedepan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peneliti BRIN, Dr. Erma Yulihastin menyatakan, meso-vorteks gamma di dekat Sumatera, kini sudah berkembang menjadi raksasa siklon tropis Herman. Pertumbuhannya terus melaju menjadi super siklon.
Melalui Twitter miliknya, @EYulihastin, masyarakat pun diimbau untuk waspada dan hati-hati dengan bencana yang akan terjadi hingga 3 hari kedepan.
"Tak hanya siklon Herman yang berpotensi tumbuh terus, tapi efeknya akan memperkuat angin baratan dan memberikan dukungan angin zonal yang memadai untuk pertumbuhan vorteks-selatan di Laut Banda. Karena itu, wilayah Kupang dan Flores harus mewaspadai dampak vorteks tersebut," katanya, dikutip Rabu (29/3/2023).
Dilanjutkan dia, kondisi alam yang terjadi di atmosfer selatan Indonesia saat ini, seperti mengulang kejadian pada 28 Maret hingga 4 April 2021, dari vorteks berubah menjadi Seroja menghantam Flores.
"Anda harus tahu satu hal, mengapa siklon Seroja menelan korban meninggal hingga 181 orang dan menghilangkan 72 orang? Sebab minim pengetahuan masyarakat, bahwa ada anomali dari sistem badai besar vorteks yang bertahan lama (persisten) dan terus berlanjut (sustain) di dekat wilayah mereka," sambungnya.
Cepatnya perubahan cuaca itu, sudah mulai dirasakan saat ini. Wilayah Jabodebatek diguyur hujan deras. Warga pun diminta waspada dengan kemungkinan terjadinya hujan disertai angin hingga 3 hari kedepan.
"Sudah dimulai efeknya, hujan badai dalam pola memanjang bernama squall line ini dihantarkan oleh Siklon Herman ke Sumatra dan Jawa. Start dari Jabodetabek now," pungkasnya.
Melalui Twitter miliknya, @EYulihastin, masyarakat pun diimbau untuk waspada dan hati-hati dengan bencana yang akan terjadi hingga 3 hari kedepan.
"Tak hanya siklon Herman yang berpotensi tumbuh terus, tapi efeknya akan memperkuat angin baratan dan memberikan dukungan angin zonal yang memadai untuk pertumbuhan vorteks-selatan di Laut Banda. Karena itu, wilayah Kupang dan Flores harus mewaspadai dampak vorteks tersebut," katanya, dikutip Rabu (29/3/2023).
Dilanjutkan dia, kondisi alam yang terjadi di atmosfer selatan Indonesia saat ini, seperti mengulang kejadian pada 28 Maret hingga 4 April 2021, dari vorteks berubah menjadi Seroja menghantam Flores.
"Anda harus tahu satu hal, mengapa siklon Seroja menelan korban meninggal hingga 181 orang dan menghilangkan 72 orang? Sebab minim pengetahuan masyarakat, bahwa ada anomali dari sistem badai besar vorteks yang bertahan lama (persisten) dan terus berlanjut (sustain) di dekat wilayah mereka," sambungnya.
Cepatnya perubahan cuaca itu, sudah mulai dirasakan saat ini. Wilayah Jabodebatek diguyur hujan deras. Warga pun diminta waspada dengan kemungkinan terjadinya hujan disertai angin hingga 3 hari kedepan.
"Sudah dimulai efeknya, hujan badai dalam pola memanjang bernama squall line ini dihantarkan oleh Siklon Herman ke Sumatra dan Jawa. Start dari Jabodetabek now," pungkasnya.
(san)