Tren Baru, Kirim Abu Jenazah Orang Tersayang ke Luar Angkasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Proses kremasi semakin kreatif dan unik. Baru-baru ini ada tren dimana abu jenazah orang tersayang dikirim ke luar angkasa.
Biasanya, setelah proses kremasi, banyak orang memilih mengirimkan abu jenazah orang yang mereka ke tempat-tempat khusus. Mulai dari lokasi impian, pantai, hingga ditaruh di lokasi khusus. Bahkan ada juga yang menjadikan abu jenazah tersebut jadi pupuk.
Kini tren baru justru muncul dimana abu jenazah justru dikirim ke luar angkasa . Hal itu yang coba ditawarkan oleh Celestis Inc. Mereka siap mengirimkan abu jenazah ke luar angkasa dengan biaya USD3.000 atau sekitar Rp44,7 juta.
Mahal? Tentu saja karena memang proses pengirimannya tidak semudah menebar abu jenazah di pantai.
“Kami membantu dorongan keseluruhan umat manusia ke luar angkasa,” kata Charles Chafer, CEO Celestic Inc.
Dia mengatakan untuk proses pengiriman abu jenazah keluar angkasa, mereka telah bekerja sama dengan perusahaan satelit dan roket. Proses pengiriman dilakukan dengan menempatkan abu jenazah itu ke dalam kapsul yang ada di pesawat luar angkasa.
Nantinya begitu berada di luar angkasa, abu jenazah itu akan dilepaskan. Tidak main-main Charles Cafer mengaku sejak perusahaannya didirikan pada 1994 sudah ada 18 penerbangan dilakukan guna mengirimkan abu jenazah keluar angkasa.
Namun jika hal itu dianggap terlalu radikal, Charles Cafer mengatakan Celestic Inc punya layanan lainnya. Pertama adalah layanan dimana abu jenazah dikirim ke luar angkasa.
Selama di luar angkasa, abu jenazah itu kemudian ditempatkan di sebuah pesawat khusus. Saat terkena gravitasi, ia masuk kembali melalui parasut. Kapsul tersebut diambil kembali dan diberikan kepada keluarga sebagai kenang-kenangan.
Pilihan selanjutnya adalah layanan orbit Bumi. Kapsul tersebut berada di atas pesawat ruang angkasa yang mengorbit dari beberapa tahun hingga beberapa ratus tahun. Jadinya keluarga pemilik abu jenazah dapat melacak keberadaannya.
Opsi terakhir adalah layanan bulan. Layanan ini akan menempatkan abu jenazah itu di bulan. Jadi setiap kali melihat ke bulan, keluarga bisa merasakan ada keluarga mereka yang telah berpulang di sana.
Charles Cafer mengatakan tren kremasi sedang meningkat di Amerika Serikat. Pada tahun 2006, tingkat kremasi hanya 3,8 persen. Pada 2021, jumlahnya justru meningkat tinggi hingga 57,5 persen.
Charles Chafer mengaku dalam waktu dekat dia sudah memiliki daftar pemesanan pengiriman abu jenazah ke bulan.
“Kami akan menerbangkan misi pertama itu dengan, menurut saya, sekitar 250 peserta di dalamnya,” katanya.
Biasanya, setelah proses kremasi, banyak orang memilih mengirimkan abu jenazah orang yang mereka ke tempat-tempat khusus. Mulai dari lokasi impian, pantai, hingga ditaruh di lokasi khusus. Bahkan ada juga yang menjadikan abu jenazah tersebut jadi pupuk.
Kini tren baru justru muncul dimana abu jenazah justru dikirim ke luar angkasa . Hal itu yang coba ditawarkan oleh Celestis Inc. Mereka siap mengirimkan abu jenazah ke luar angkasa dengan biaya USD3.000 atau sekitar Rp44,7 juta.
Mahal? Tentu saja karena memang proses pengirimannya tidak semudah menebar abu jenazah di pantai.
“Kami membantu dorongan keseluruhan umat manusia ke luar angkasa,” kata Charles Chafer, CEO Celestic Inc.
Dia mengatakan untuk proses pengiriman abu jenazah keluar angkasa, mereka telah bekerja sama dengan perusahaan satelit dan roket. Proses pengiriman dilakukan dengan menempatkan abu jenazah itu ke dalam kapsul yang ada di pesawat luar angkasa.
Nantinya begitu berada di luar angkasa, abu jenazah itu akan dilepaskan. Tidak main-main Charles Cafer mengaku sejak perusahaannya didirikan pada 1994 sudah ada 18 penerbangan dilakukan guna mengirimkan abu jenazah keluar angkasa.
Namun jika hal itu dianggap terlalu radikal, Charles Cafer mengatakan Celestic Inc punya layanan lainnya. Pertama adalah layanan dimana abu jenazah dikirim ke luar angkasa.
Selama di luar angkasa, abu jenazah itu kemudian ditempatkan di sebuah pesawat khusus. Saat terkena gravitasi, ia masuk kembali melalui parasut. Kapsul tersebut diambil kembali dan diberikan kepada keluarga sebagai kenang-kenangan.
Pilihan selanjutnya adalah layanan orbit Bumi. Kapsul tersebut berada di atas pesawat ruang angkasa yang mengorbit dari beberapa tahun hingga beberapa ratus tahun. Jadinya keluarga pemilik abu jenazah dapat melacak keberadaannya.
Opsi terakhir adalah layanan bulan. Layanan ini akan menempatkan abu jenazah itu di bulan. Jadi setiap kali melihat ke bulan, keluarga bisa merasakan ada keluarga mereka yang telah berpulang di sana.
Charles Cafer mengatakan tren kremasi sedang meningkat di Amerika Serikat. Pada tahun 2006, tingkat kremasi hanya 3,8 persen. Pada 2021, jumlahnya justru meningkat tinggi hingga 57,5 persen.
Charles Chafer mengaku dalam waktu dekat dia sudah memiliki daftar pemesanan pengiriman abu jenazah ke bulan.
“Kami akan menerbangkan misi pertama itu dengan, menurut saya, sekitar 250 peserta di dalamnya,” katanya.
(wsb)