Inilah Penjelasan Soal Gerhana Matahari Hibrida yang Akan Terjadi 20 April
loading...
A
A
A
LONDON - Gerhana Matahari hibrida sangat langka diperkirakan akan terjadi pada 20 April 2023. Gerhana matahari ini hanya dapat terjadi beberapa kali saja dalam waktu satu abad.
Ada beberapa gerhana Matahari yang umum. Pertama, gerhana sebagian ketika Bulan hanya menghalangi sebagian Matahari dan membuat bayangan melintasi Bumi.
Kemudian gerhana annular ketika Bulan menghalangi pusat Matahari, dan menyisakan lingkaran cahayanya yang terlihat dari lokasi bayangan. Ini disebut juga gerhana Matahari “cincin api”.
Kemudian yang ketiga gerhana Matahari total di mana seluruh piringan Matahari tertutup oleh Bulan. Terkahir ada gerhana Matahari hibrida yang langka.
Karena sangat jarang terjadi, tak sedikit yang menganggap fenomena ini paling menarik dan spektakuler dibanding gerhana matahari lainnya.
Dilansir dari Space, Minggu (9/4/2023), gerhana Matahari hibrida merupakan gabungan antara annular dan gerhana Matahari total. Pengamat di berbagai titik jalur gerhana dapat mengalami fenomena yang berbeda.
Ketika menyaksikannya saat Matahari terbit atau terbenam kemungkinan pengamat akan melihat fenomena “cincin api” secara singkat. Apabila melihatnya pada siang tengah hari, pengamat akan melihat gerhana Matahari total. Jadi, keduanya terjadi secara terpisah, tidak bisa bersamaan.
Fenomena gerhana Matahari hibrida terjadi ketika jarak Bulan yang mendekati batas bayangan umbral untuk mencapai Bumi karena melengkung.
Ketika sudah berada pada posisinya, puncak bayangannya yang berbentuk kerucut berada di atas permukaan Bumi pada awal dan akhir jalur gerhana.
Hal tersebut akan menyebabkan bayangan antumbra Bulan bergerak melintasi Bumi yang memperlihatkan gerhana Matahari annular.
Pada pertengahan jalur gerhana, puncak bayangan umbral Bulan menghantam permukaan Bumi karena ada bagian planet ini sedikit lebih dekat ke Bulan. Maka jarak Bulan ke Bumi akan dapat memperkirakan bayangan yang di permukaan Bumi.
Setiap tahun ada dua hingga lima gerhana Matahari yang terjadi. Namun selama abad ke-21 hanya 7 dari 224 (3,1%) yang merupakan gerhana Matahari hibrida. Terakhir kali gerhana Matahari hibrida terjadi pada 3 November 2013 lalu.
Ada beberapa gerhana Matahari yang umum. Pertama, gerhana sebagian ketika Bulan hanya menghalangi sebagian Matahari dan membuat bayangan melintasi Bumi.
Kemudian gerhana annular ketika Bulan menghalangi pusat Matahari, dan menyisakan lingkaran cahayanya yang terlihat dari lokasi bayangan. Ini disebut juga gerhana Matahari “cincin api”.
Kemudian yang ketiga gerhana Matahari total di mana seluruh piringan Matahari tertutup oleh Bulan. Terkahir ada gerhana Matahari hibrida yang langka.
Karena sangat jarang terjadi, tak sedikit yang menganggap fenomena ini paling menarik dan spektakuler dibanding gerhana matahari lainnya.
Dilansir dari Space, Minggu (9/4/2023), gerhana Matahari hibrida merupakan gabungan antara annular dan gerhana Matahari total. Pengamat di berbagai titik jalur gerhana dapat mengalami fenomena yang berbeda.
Ketika menyaksikannya saat Matahari terbit atau terbenam kemungkinan pengamat akan melihat fenomena “cincin api” secara singkat. Apabila melihatnya pada siang tengah hari, pengamat akan melihat gerhana Matahari total. Jadi, keduanya terjadi secara terpisah, tidak bisa bersamaan.
Fenomena gerhana Matahari hibrida terjadi ketika jarak Bulan yang mendekati batas bayangan umbral untuk mencapai Bumi karena melengkung.
Ketika sudah berada pada posisinya, puncak bayangannya yang berbentuk kerucut berada di atas permukaan Bumi pada awal dan akhir jalur gerhana.
Hal tersebut akan menyebabkan bayangan antumbra Bulan bergerak melintasi Bumi yang memperlihatkan gerhana Matahari annular.
Pada pertengahan jalur gerhana, puncak bayangan umbral Bulan menghantam permukaan Bumi karena ada bagian planet ini sedikit lebih dekat ke Bulan. Maka jarak Bulan ke Bumi akan dapat memperkirakan bayangan yang di permukaan Bumi.
Setiap tahun ada dua hingga lima gerhana Matahari yang terjadi. Namun selama abad ke-21 hanya 7 dari 224 (3,1%) yang merupakan gerhana Matahari hibrida. Terakhir kali gerhana Matahari hibrida terjadi pada 3 November 2013 lalu.
(wbs)