Logam Terbium Langka Ditemukan di Atmosfer Exoplanet Kelt-9 B

Kamis, 27 April 2023 - 18:17 WIB
loading...
Logam Terbium Langka...
Ilustrasi logam terbium. Foto: Istimewa
A A A
JAKARTA - Peneliti dari Lund University, Swedia, menemukan logam terbium yang sangat langka di atmosfer exoplanet Kelt-9 B untuk pertama kalinya.

Nicholas Borsato, mahasiswa Astrofisika di Universitas Lund mengatakan, mereka juga mengembangkan metode baru untuk menganalisis exoplanet dan mempelajarinya secara lebih rinci.

"Kelt-9 B adalah exoplanet terpanas di galaksi, mengorbit sekitar 670 tahun cahaya dari bumi. Memiliki suhu rata-rata 4.000 derajat celcius," katanya, dikutip dari Space Ref, Kamis (27/4/2023).



Di exoplanet itu, pihaknya telah menemukan tujuh elemen, termasuk zat langka terbium, yang belum pernah ditemukan di atmosfer exoplanet apa pun.

Terbium adalah logam tanah yang termasuk dalam lanthanoids. Zat itu pertama kali ditemukan pada 1843 oleh ahli kimia Swedia, Carl Gustaf Mosander, di Tambang Ytterby, Kepulauan Stockholm.

"Substansi ini sangat jarang di alam, dan 99 persen produksi terbum dunia saat ini terjadi di distrik pertambangan Bayan Obo, di Mongolia dalam. Menemukan Terbium di atmosfer exoplanet sangat mengejutkan," jelasnya.

Sebagian besar exoplanet ditemukan oleh para astronom yang melakukan pengukuran bagaimana bintang-bintang yang cerah bersinar. Ketika sebuah exoplanet lewat di depan bintangnya, kecerahan bintang menurun.



Berkat metode pengukuran canggih mereka, para peneliti telah berhasil menyaring sinyal dominan di atmosfer Kelt-9 B. Ini membuka kemungkinan mencari tahu lebih banyak tentang atmosfer dari exoplanet lainnya.

"Mempelajari lebih banyak tentang elemen yang lebih berat membantu kita, antara lain untuk menentukan usia exoplanet dan bagaimana mereka terbentuk," sambungnya.

Exoplanet, atau planet ekstrasolar, adalah planet yang ada di tata surya lain di luar bumi. Penemuan pertama exoplanet dikonfirmasi pada 1992, dari sebuah exoplanet yang mengorbit bintang neutron.



Tiga tahun kemudian, exoplanet pertama dengan bintang seperti matahari ditemukan. Sejak itu, lebih dari 5.000 exoplanet telah dicatat.

Keberadaan planet ekstrasurya sering menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan kehidupan di tempat lain di alam semesta. Mendeteksi unsur-unsur berat di atmosfer exoplanet ultra-panas adalah langkah lain untuk mempelajari bagaimana atmosfer planet bekerja.

"Semakin baik kita mengenal planet-planet ini, semakin besar kemungkinan kita menemukan Bumi 2.0 di masa depan," tukasnya menyimpulkan.
(san)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1331 seconds (0.1#10.140)