Ini Fakta Menarik Vaksin buatan Oxford yang Menunjukan Hasil Menjanjikan
loading...
A
A
A
OXFORD - Vaksin virus corona buatan Universitas Oxford telah diujicobakan ke manusia. Hasilnya relatif aman dan terbukti menginduksi respon imun tubuh. Ada beberapa fakta menarik terkait vaksin ini
Misalnya, mengutip dari CNN, uji coba tahap akhir melibatkan 1.077 orang berusia 18 hingga 55 tahun, yang tidak memiliki riwayat COVID-19. Pengujian berlangsung di lima rumah sakit di Inggris, dari akhir April hingga akhir Mei. BACA JUGA - Usut Punya Usut, Ternyata si Maung Tidak Murni Buatan Indonesia?
Hasilnya, vaksin itu memicu respon antibodi dalam 28 hari dan respon sel-T dalam 14 hari. Tetapi ada efek samping seperti sakit kepala, kelelahan, bahkan sakit di kulit tempat disuntik vaksin. Ada juga efek nyeri otot, kedinginan, dan demam.
Sementara menurut laporan BBC, Inggris telah memesan 100 juta dosis vaksin yang disebut ChAdOx1 nCoV-19 ini. Vaksin ini hasil dari rekayasa virus secara genetika yang membuat simpanse menjadi pilek. BACA JUGA - Menhan Prabowo Berharap 500 Maung Selesai Diproduksi saat HUT TNI
Antibodi menguat karena vaksin ini adalah protein kecil yang dibuat oleh sistem kekebalan dan menempel pada permukaan virus. Antibodi netralisasi dapat menonaktifkan virus corona.
Sementara sel-T adalah sejenis sel darah putih yang membantu mengoordinasikan sistem kekebalan tubuh, dan mampu mengenali sel-sel tubuh mana yang telah terinfeksi dan menghancurkannya. Hampir semua vaksin efektif menginduksi respon antibodi dan sel-T.
Dalam penelitian ini, diketahui 90% orang mengembangkan antibodi setelah satu dosis. Hanya sepuluh orang yang diberi dua dosis dan semuanya menghasilkan antibodi penawar.
Meski hasilnya menjanjikan, tetapi butuh penelitan lebih lanjut untuk memastikan bahwa benar-benar aman ketika diberikan kepada orang lain.
Dalam uji coba tahap berikutnya, akan ada lebih dari 10 ribu orang yang ikut serta di Inggris. Uji coba serupa juga akan dilakukan di Amerika Serikat yang melibat kan 30 ribu orang, Afrika Selatan 2.000 orang, dan Brasil 5.000 orang.
Vaksin buatan Oxford ini kemungkinan m akan mulai efektif digunakan pada akhir tahun ini. Tetapi itupun tidak langsung secara luas.
Pekerja kesehatan dan perawatan akan mendapat prioritas, sama seperti orang yang dianggap berisiko tinggi dari COVID-19 karena usia atau kondisi medis. Jadi, vaksinasi secara luas kemungkinan akan ada awal tahun depan, itu pun jika semuanya berjalan sesuai rencana.
Misalnya, mengutip dari CNN, uji coba tahap akhir melibatkan 1.077 orang berusia 18 hingga 55 tahun, yang tidak memiliki riwayat COVID-19. Pengujian berlangsung di lima rumah sakit di Inggris, dari akhir April hingga akhir Mei. BACA JUGA - Usut Punya Usut, Ternyata si Maung Tidak Murni Buatan Indonesia?
Hasilnya, vaksin itu memicu respon antibodi dalam 28 hari dan respon sel-T dalam 14 hari. Tetapi ada efek samping seperti sakit kepala, kelelahan, bahkan sakit di kulit tempat disuntik vaksin. Ada juga efek nyeri otot, kedinginan, dan demam.
Sementara menurut laporan BBC, Inggris telah memesan 100 juta dosis vaksin yang disebut ChAdOx1 nCoV-19 ini. Vaksin ini hasil dari rekayasa virus secara genetika yang membuat simpanse menjadi pilek. BACA JUGA - Menhan Prabowo Berharap 500 Maung Selesai Diproduksi saat HUT TNI
Antibodi menguat karena vaksin ini adalah protein kecil yang dibuat oleh sistem kekebalan dan menempel pada permukaan virus. Antibodi netralisasi dapat menonaktifkan virus corona.
Sementara sel-T adalah sejenis sel darah putih yang membantu mengoordinasikan sistem kekebalan tubuh, dan mampu mengenali sel-sel tubuh mana yang telah terinfeksi dan menghancurkannya. Hampir semua vaksin efektif menginduksi respon antibodi dan sel-T.
Dalam penelitian ini, diketahui 90% orang mengembangkan antibodi setelah satu dosis. Hanya sepuluh orang yang diberi dua dosis dan semuanya menghasilkan antibodi penawar.
Meski hasilnya menjanjikan, tetapi butuh penelitan lebih lanjut untuk memastikan bahwa benar-benar aman ketika diberikan kepada orang lain.
Dalam uji coba tahap berikutnya, akan ada lebih dari 10 ribu orang yang ikut serta di Inggris. Uji coba serupa juga akan dilakukan di Amerika Serikat yang melibat kan 30 ribu orang, Afrika Selatan 2.000 orang, dan Brasil 5.000 orang.
Vaksin buatan Oxford ini kemungkinan m akan mulai efektif digunakan pada akhir tahun ini. Tetapi itupun tidak langsung secara luas.
Pekerja kesehatan dan perawatan akan mendapat prioritas, sama seperti orang yang dianggap berisiko tinggi dari COVID-19 karena usia atau kondisi medis. Jadi, vaksinasi secara luas kemungkinan akan ada awal tahun depan, itu pun jika semuanya berjalan sesuai rencana.
(wbs)