Daftar ilmuwan Iran yang Mati Terbunuh karena Penemuannya Jadi Ancaman AS dan Israel
loading...
A
A
A
TEHERAN - Label sebagai negara berteknologi canggih untuk Iran cukuplah beralasan, pasalnya Iran memiliki segudang ilmuwan Top dunia yang sangat ditakuti Amerika Serikat dan Israel.
Ketidaksukaan negara barat, seperti Israel dan Amerika Serikat terhadap kemajuan Iran membuat Inovasi negara tersebut terhalang.
Terbukti dengan tewasnya, Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan Iran yang tewas dibunuh di satu lokasi di dekat ibu kota Teheran pada 27 November.
Seperti dilansir BBC, sejak 2010, setidaknya lima ilmuwan Iran, termasuk Fakhrizadeh, tewas.
Negara-negara Barat dan sejumlah pihak yang mengikuti dari dekat program nuklir Iran, tahu persis siapa Fakhrizadeh.
Ilmuwan ini dianggap sebagai figur kunci di program nuklir Iran, kata peneliti di LSE dan SOAS, Inggris, Massoumeh Torfeh.
Juga, fakta bahwa ia dikawal oleh beberapa orang saat dibunuh, mengisyaratkan Fakhrizadeh bukan "orang sembarangan".
Bermakna pula, sebenarnya pemerintah Iran khawatir dengan keselamatannya sehingga perlu menugaskan beberapa pengawal pribadi.
Namun, di atas kertas, pemerintah Iran - seperti tercermin di media - "berusaha mengecilkan peran" Fakhrizadeh.
Ia hanya digambarkan sebagai ilmuwan dan peneliti yang terlibat dalam proyek pemerintah "untuk menemukan alat tes Covid-19".
Yang jelas, Fakhrizadeh adalah ilmuwan Iran kelima yang tewas dibunuh dalam 10 tahun terakhir.
Sebelumnya, pada Januari 2010, ledakan pada bom yang dipasang di sepeda motor menewaskan ilmuwan bernama Masoud Alimohammad. Ia diyakini terlibat dalam program nuklir Iran.
Mengapa Fakhrizadeh 'harus dihilangkan'?, untuk insiden pembunuhan Fakhrizadeh, muncul analisis bahwa ia perlu "dihilangkan untuk melemahkan program nuklir Iran".
Dokumen yang dicuri dari Iran diklaim memuat informasi bahwa Fakhrizadeh adalah direktur AMAD, proyek rahasia untuk mengembangkan senjata nuklir, yang semestinya dibekukan oleh Iran pada 2003.
Zimmt mengatakan "AMAD dilanjutkan di belakang layar, yang membuat kemampuan Iran mengembangkan senjata nuklir mengalami kemajuan yang signifikan".
PLTN Iran di Natanz menjadi 'target operasi rahasia Iisrael'. Karena itulah, kata Zimmt, Iran bisa meninggalkan kesepakatan nuklir dengan AS.
Situasi ini membuat Israel "mengambil tindakan dengan tujuan mengganggu program nuklir Iran".
Beberapa kalangan mengatakan sudah sejak lama "Mossad dan CIA ingin menggagalkan program nuklir Iran melalui operasi-operasi rahasia".
Maher, yang menulis artikel ilmiah soal Iran, mengklaim bahwa operasi rahasia oleh Israel dimulai pada awal 2000-an.
"Mereka mencoba melakukan sabotase pada rantai pasok yang biasanya diandalkan Iran untuk mendapatkan sentrifugal dan peralatan lain untuk program nuklir," kata Maher.
Ia mengatakan Iran mendapatkan peralatan "di pasar gelap" dan dilakukan secara diam-diam.
Program nuklir Iran diyakini mengalami kemajuan signifikan meski terus mengalami serangan. Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu
Selain melakukan operasi rahasia dan sabotase, Israel dan AS juga diyakini "bekerja sama mengembangkan program jahat komputer Stuxnet, yang pernah digambarkan sebagai malware terbesar dan paling mahal".
Tercatat, delama periode 2007 hingga 2010, terjadi serangan siber terhadap PLTN. Diduga serangan ini berhasil melumpuhkan seperlima sentrifugal yang dimiliki Iran di PLTN ini.
Serangan fisik terhadap PLTN Natanz terjadi pada pertengahan tahun ini. Dari foto terlihat ada kerusakan yang cukup parah.
Pemerintah Iran menggambarkannya sebagai "ledakan misterius" dan menuduh Israel sebagai pelakunya.
Ketidaksukaan negara barat, seperti Israel dan Amerika Serikat terhadap kemajuan Iran membuat Inovasi negara tersebut terhalang.
Terbukti dengan tewasnya, Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan Iran yang tewas dibunuh di satu lokasi di dekat ibu kota Teheran pada 27 November.
Seperti dilansir BBC, sejak 2010, setidaknya lima ilmuwan Iran, termasuk Fakhrizadeh, tewas.
Negara-negara Barat dan sejumlah pihak yang mengikuti dari dekat program nuklir Iran, tahu persis siapa Fakhrizadeh.
Ilmuwan ini dianggap sebagai figur kunci di program nuklir Iran, kata peneliti di LSE dan SOAS, Inggris, Massoumeh Torfeh.
Juga, fakta bahwa ia dikawal oleh beberapa orang saat dibunuh, mengisyaratkan Fakhrizadeh bukan "orang sembarangan".
Bermakna pula, sebenarnya pemerintah Iran khawatir dengan keselamatannya sehingga perlu menugaskan beberapa pengawal pribadi.
Namun, di atas kertas, pemerintah Iran - seperti tercermin di media - "berusaha mengecilkan peran" Fakhrizadeh.
Ia hanya digambarkan sebagai ilmuwan dan peneliti yang terlibat dalam proyek pemerintah "untuk menemukan alat tes Covid-19".
Yang jelas, Fakhrizadeh adalah ilmuwan Iran kelima yang tewas dibunuh dalam 10 tahun terakhir.
Sebelumnya, pada Januari 2010, ledakan pada bom yang dipasang di sepeda motor menewaskan ilmuwan bernama Masoud Alimohammad. Ia diyakini terlibat dalam program nuklir Iran.
Mengapa Fakhrizadeh 'harus dihilangkan'?, untuk insiden pembunuhan Fakhrizadeh, muncul analisis bahwa ia perlu "dihilangkan untuk melemahkan program nuklir Iran".
Dokumen yang dicuri dari Iran diklaim memuat informasi bahwa Fakhrizadeh adalah direktur AMAD, proyek rahasia untuk mengembangkan senjata nuklir, yang semestinya dibekukan oleh Iran pada 2003.
Zimmt mengatakan "AMAD dilanjutkan di belakang layar, yang membuat kemampuan Iran mengembangkan senjata nuklir mengalami kemajuan yang signifikan".
PLTN Iran di Natanz menjadi 'target operasi rahasia Iisrael'. Karena itulah, kata Zimmt, Iran bisa meninggalkan kesepakatan nuklir dengan AS.
Situasi ini membuat Israel "mengambil tindakan dengan tujuan mengganggu program nuklir Iran".
Beberapa kalangan mengatakan sudah sejak lama "Mossad dan CIA ingin menggagalkan program nuklir Iran melalui operasi-operasi rahasia".
Maher, yang menulis artikel ilmiah soal Iran, mengklaim bahwa operasi rahasia oleh Israel dimulai pada awal 2000-an.
"Mereka mencoba melakukan sabotase pada rantai pasok yang biasanya diandalkan Iran untuk mendapatkan sentrifugal dan peralatan lain untuk program nuklir," kata Maher.
Ia mengatakan Iran mendapatkan peralatan "di pasar gelap" dan dilakukan secara diam-diam.
Program nuklir Iran diyakini mengalami kemajuan signifikan meski terus mengalami serangan. Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu
Selain melakukan operasi rahasia dan sabotase, Israel dan AS juga diyakini "bekerja sama mengembangkan program jahat komputer Stuxnet, yang pernah digambarkan sebagai malware terbesar dan paling mahal".
Tercatat, delama periode 2007 hingga 2010, terjadi serangan siber terhadap PLTN. Diduga serangan ini berhasil melumpuhkan seperlima sentrifugal yang dimiliki Iran di PLTN ini.
Serangan fisik terhadap PLTN Natanz terjadi pada pertengahan tahun ini. Dari foto terlihat ada kerusakan yang cukup parah.
Pemerintah Iran menggambarkannya sebagai "ledakan misterius" dan menuduh Israel sebagai pelakunya.
(wbs)