Sudah Terkubur Debu, Penjelajah Mars Milik China Sempat Temukan Bukti Sumber Air
loading...
A
A
A
BEIJING - Rover penjelajah planet Mars milik milik China, Zhurong, memang sudah terkubur debu dan tak merespons sinyal komunikasi lagi. Namun, Zhurong sempat menemukan data sebagai bukti bahwa planet Mars sumber air permukaan dari salju dan embun beku.
Para peneliti menggunakan tiga instrumen Zhurong untuk mengambil sampel bukit pasir dari Utopia Planitia Mars, wilayah dataran rendah di belahan bumi utara. Di retakan asin yang berbeda di kawasan itu, para peneliti mengaku telah menemukan jejak bukti air jauh lebih baru daripada yang ditemukan sebelumnya berusia 400.000 tahun lalu.
“Kami menyimpulkan karakteristik permukaan bukit pasir ini terkait dengan keterlibatan air garam cair. Ini terbentuk oleh pencairan es/salju yang jatuh di permukaan bukit pasir yang mengandung garam,” kata Qin Xiaoguang, ahli geofisika di Akademi Ilmu Pengetahuan China dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (3/5/2023).
Temuan ini dipublikasikan pada 28 April di jurnal Science Advances. Para ilmuwan telah mencari air di Mars sejak akhir 1800-an, ketika beberapa astronom secara keliru meyakini bahwa mereka telah melihat "kanal" yang melintasi permukaan Planet Merah.
Sejak itu, data dari berbagai wahana, penjelajah, dan alat spektroskopi mengungkapkan bahwa sejumlah kecil air beku ada di permukaan Mars di lapisan es kutub dan di dalam kawahnya. Sisa planet ini, menurut para peneliti, mengering miliaran tahun yang lalu.
Tapi temuan tim Qin bisa membatalkan anggapan itu. Mereka menentukan bahwa pola pegunungan dan retakan di Utopia Planitia kemungkinan besar merupakan hasil dari pencairan salju atau embun beku.
Terlebih lagi, berdasarkan tingkat pelapukan dan kawah permukaan Mars, para peneliti percaya bahwa fitur tersebut terbentuk antara 1,4 juta hingga 400.000 tahun yang lalu. Singkatnya, manusia modern pertama (homo sapiens) diperkirakan telah berevolusi sekitar 300.000 tahun yang lalu, yang berarti nenek moyang manusia seperti Homo erectus mungkin telah berjalan di Bumi saat air mengalir di Mars.
Penjelajah Zhurong mendarat di Mars pada Mei 2021 dan telah menempuh jarak hampir 2 kilometer. Penjelajah Zhurong telah diam sejak Mei 2022 ketika memasuki mode hibernasi untuk menghemat daya selama musim dingin Mars.
Tim insinyur China memperkirakan lapisan debu yang menutupi panel surya membuat Zhurong tak bisa aktif kembali. Ini akhir yang biasa terjadi pada robot penjelajah Mars, nasib serupa menimpa penjelajah InSight NASA pada Desember 2022.
Namun, Zhurong terus mengirimkan data berharga kembali ke Bumi. Bahkan data itu dapat membantu menginformasikan pencarian mikroba masa depan di Mars, yang, berdasarkan temuan Zhurong, kemungkinan perlu disesuaikan dengan lingkungan yang sangat asin.
Para peneliti menggunakan tiga instrumen Zhurong untuk mengambil sampel bukit pasir dari Utopia Planitia Mars, wilayah dataran rendah di belahan bumi utara. Di retakan asin yang berbeda di kawasan itu, para peneliti mengaku telah menemukan jejak bukti air jauh lebih baru daripada yang ditemukan sebelumnya berusia 400.000 tahun lalu.
“Kami menyimpulkan karakteristik permukaan bukit pasir ini terkait dengan keterlibatan air garam cair. Ini terbentuk oleh pencairan es/salju yang jatuh di permukaan bukit pasir yang mengandung garam,” kata Qin Xiaoguang, ahli geofisika di Akademi Ilmu Pengetahuan China dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Rabu (3/5/2023).
Temuan ini dipublikasikan pada 28 April di jurnal Science Advances. Para ilmuwan telah mencari air di Mars sejak akhir 1800-an, ketika beberapa astronom secara keliru meyakini bahwa mereka telah melihat "kanal" yang melintasi permukaan Planet Merah.
Sejak itu, data dari berbagai wahana, penjelajah, dan alat spektroskopi mengungkapkan bahwa sejumlah kecil air beku ada di permukaan Mars di lapisan es kutub dan di dalam kawahnya. Sisa planet ini, menurut para peneliti, mengering miliaran tahun yang lalu.
Tapi temuan tim Qin bisa membatalkan anggapan itu. Mereka menentukan bahwa pola pegunungan dan retakan di Utopia Planitia kemungkinan besar merupakan hasil dari pencairan salju atau embun beku.
Terlebih lagi, berdasarkan tingkat pelapukan dan kawah permukaan Mars, para peneliti percaya bahwa fitur tersebut terbentuk antara 1,4 juta hingga 400.000 tahun yang lalu. Singkatnya, manusia modern pertama (homo sapiens) diperkirakan telah berevolusi sekitar 300.000 tahun yang lalu, yang berarti nenek moyang manusia seperti Homo erectus mungkin telah berjalan di Bumi saat air mengalir di Mars.
Penjelajah Zhurong mendarat di Mars pada Mei 2021 dan telah menempuh jarak hampir 2 kilometer. Penjelajah Zhurong telah diam sejak Mei 2022 ketika memasuki mode hibernasi untuk menghemat daya selama musim dingin Mars.
Tim insinyur China memperkirakan lapisan debu yang menutupi panel surya membuat Zhurong tak bisa aktif kembali. Ini akhir yang biasa terjadi pada robot penjelajah Mars, nasib serupa menimpa penjelajah InSight NASA pada Desember 2022.
Namun, Zhurong terus mengirimkan data berharga kembali ke Bumi. Bahkan data itu dapat membantu menginformasikan pencarian mikroba masa depan di Mars, yang, berdasarkan temuan Zhurong, kemungkinan perlu disesuaikan dengan lingkungan yang sangat asin.
(wib)