Manusia Pertama di Amerika dan Jepang Ternyata Berasal dari China Utara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gelombang pertama manusia ke Amerika, selama zaman es terakhir ternyata banyak yang berasal dari China utara. Hal ini terungkap dari studi DNA tentang masyarakat adat kuno dan modern baru-baru ini.
Dilansir dari Live Science, selain ke Amerika, kelompok-kelompok dari pantai utara kuno China juga melakukan migrasi ke Jepang. Hal ini tampak dari kesamaan dalam artefak Zaman Batu di Amerika, China dan Jepang.
"Ada dua model terkemuka tentang bagaimana orang pertama kali bermigrasi ke Amerika," tulis penelitian di jurnal Cell Reports, dikutip Kamis (11/5/2023).
Penelitian itu juga mengungkapkan, bahwa kelompok dari Siberia kuno melakukan perjalanan ini ketika Jembatan Darat Bering yang pernah menghubungkan Asia dengan Amerika Utara.
"Bukti yang lebih baru berpendapat, bahwa beberapa gelombang manusia melakukan perjalanan ke Amerika dari berbagai bagian Eurasia, mungkin di perahu di sepanjang pantai Pasifik Asia, Jembatan Darat Bering, dan Amerika Utara," sambungnya.
Untuk menjelaskan asal-usul penduduk asli Amerika, para ilmuwan memeriksa DNA dari mitokondria, pembangkit tenaga listrik sel. Mitokondria memiliki gen mereka sendiri yang diturunkan dari ibu.
Para peneliti menganalisis lebih dari 100.000 sampel DNA kontemporer dan 15.000 kuno dari seluruh Eurasia. Mereka fokus pada garis keturunan DNA mitokondria langka D4H, yang bisa ditemukan 1 dari 200 orang di seluruh dunia.
"Jenis genetik ini hanya dilaporkan secara sporadis dalam penelitian yang berbeda," ungkap penulis Yu-Chun Li, antropolog molekuler di Kunming Institute of Zoology di China.
"Oleh karena itu, garis keturunan wanita ini, serta asal-usulnya dan sejarah penyebarannya, terutama penyebarannya ke Amerika mendapat sedikit perhatian sampai sekarang," sambungnya.
Penelitian sebelumnya menemukan, bahwa satu cabang D4H yang dikenal sebagai D4H3A, terlihat di Amerika.
Sementara cabang lain D4H3B terdeteksi di China dan Thailand. Ini menunjukkan, bahwa anggota kuno dari garis keturunan D4H dapat membantu menjembatani Asia dan Amerika.
"Pekerjaan yang paling sulit adalah mengumpulkan sebanyak mungkin sampel milik D4H.
Peneliti senior Qing-Peng Kong, ahli genetika evolusi di Kunming Institute of Zoology, menambahkan, dengan membandingkan mutasi yang terlihat pada DNA mitokondria, para ilmuwan menemukan D4H3A di pantai utara.
"Sumber leluhur penduduk asli Amerika di Asia lebih rumit dari yang ditunjukkan sebelumnya," timpal Li.
Temuan baru menunjukkan bahwa leluhur dan kerabat terdekat D4H3A memasuki Amerika melalui setidaknya dua migrasi. Keduanya terjadi ketika jembatan darat dari Asia ke Amerika terhambat oleh es.
"Sehingga orang-orang Zaman Es mungkin telah melakukan perjalanan melalui pantai Pasifik," bebernya.
Migrasi pertama kemungkinan terjadi antara 19.500 dan 26.000 tahun yang lalu, saat zaman es terakhir. Saat itu, lapisan es menutupi sebagian besar planet ini, dan tinggal di China utara sulit bagi manusia.
"Para ilmuwan memperkirakan peristiwa kedua terjadi antara 19.000 dan 11.500 tahun yang lalu, ketika lapisan es mulai meleleh. Selama gelombang kedua ini, satu garis keturunan melakukan perjalanan ke Jepang," tukasnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan untuk sementara bahwa penduduk asli Amerika dan Jepang dari China utara.
Dilansir dari Live Science, selain ke Amerika, kelompok-kelompok dari pantai utara kuno China juga melakukan migrasi ke Jepang. Hal ini tampak dari kesamaan dalam artefak Zaman Batu di Amerika, China dan Jepang.
"Ada dua model terkemuka tentang bagaimana orang pertama kali bermigrasi ke Amerika," tulis penelitian di jurnal Cell Reports, dikutip Kamis (11/5/2023).
Penelitian itu juga mengungkapkan, bahwa kelompok dari Siberia kuno melakukan perjalanan ini ketika Jembatan Darat Bering yang pernah menghubungkan Asia dengan Amerika Utara.
"Bukti yang lebih baru berpendapat, bahwa beberapa gelombang manusia melakukan perjalanan ke Amerika dari berbagai bagian Eurasia, mungkin di perahu di sepanjang pantai Pasifik Asia, Jembatan Darat Bering, dan Amerika Utara," sambungnya.
Untuk menjelaskan asal-usul penduduk asli Amerika, para ilmuwan memeriksa DNA dari mitokondria, pembangkit tenaga listrik sel. Mitokondria memiliki gen mereka sendiri yang diturunkan dari ibu.
Para peneliti menganalisis lebih dari 100.000 sampel DNA kontemporer dan 15.000 kuno dari seluruh Eurasia. Mereka fokus pada garis keturunan DNA mitokondria langka D4H, yang bisa ditemukan 1 dari 200 orang di seluruh dunia.
"Jenis genetik ini hanya dilaporkan secara sporadis dalam penelitian yang berbeda," ungkap penulis Yu-Chun Li, antropolog molekuler di Kunming Institute of Zoology di China.
"Oleh karena itu, garis keturunan wanita ini, serta asal-usulnya dan sejarah penyebarannya, terutama penyebarannya ke Amerika mendapat sedikit perhatian sampai sekarang," sambungnya.
Penelitian sebelumnya menemukan, bahwa satu cabang D4H yang dikenal sebagai D4H3A, terlihat di Amerika.
Sementara cabang lain D4H3B terdeteksi di China dan Thailand. Ini menunjukkan, bahwa anggota kuno dari garis keturunan D4H dapat membantu menjembatani Asia dan Amerika.
"Pekerjaan yang paling sulit adalah mengumpulkan sebanyak mungkin sampel milik D4H.
Peneliti senior Qing-Peng Kong, ahli genetika evolusi di Kunming Institute of Zoology, menambahkan, dengan membandingkan mutasi yang terlihat pada DNA mitokondria, para ilmuwan menemukan D4H3A di pantai utara.
"Sumber leluhur penduduk asli Amerika di Asia lebih rumit dari yang ditunjukkan sebelumnya," timpal Li.
Temuan baru menunjukkan bahwa leluhur dan kerabat terdekat D4H3A memasuki Amerika melalui setidaknya dua migrasi. Keduanya terjadi ketika jembatan darat dari Asia ke Amerika terhambat oleh es.
"Sehingga orang-orang Zaman Es mungkin telah melakukan perjalanan melalui pantai Pasifik," bebernya.
Migrasi pertama kemungkinan terjadi antara 19.500 dan 26.000 tahun yang lalu, saat zaman es terakhir. Saat itu, lapisan es menutupi sebagian besar planet ini, dan tinggal di China utara sulit bagi manusia.
"Para ilmuwan memperkirakan peristiwa kedua terjadi antara 19.000 dan 11.500 tahun yang lalu, ketika lapisan es mulai meleleh. Selama gelombang kedua ini, satu garis keturunan melakukan perjalanan ke Jepang," tukasnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan untuk sementara bahwa penduduk asli Amerika dan Jepang dari China utara.
(san)