Arab Saudi Buang Limbah Nuklir di Laut Yaman, Sebabkan Kematian Ribuan Ton Ikan

Minggu, 11 Juni 2023 - 14:26 WIB
loading...
Arab Saudi Buang Limbah Nuklir di Laut Yaman, Sebabkan Kematian Ribuan Ton Ikan
Ilustrasi ribuan ton ikan mati. Foto: Istimewa
A A A
JAKARTA - Kementerian Perikanan di Pemerintah Keselamatan Nasional (NSG) yang berbasis di Sanaa, menuduh Arab Saudi ingin mengubah Yaman, menjadi tempat pembuangan limbah beracun.

Menurut sebuah pernyataan yang diperoleh Kantor Berita Saba, para pejabat NSG memperingatkan konsekuensi dari penandatanganan perjanjian apa pun untuk membuang limbah nuklir antara Otoritas Nuklir Saudi dan Pemerintah Tentara bayaran, mengacu pada Dewan Kepemimpinan Presiden (PLC) yang diajukan Saudi.

Dikutip dari laman The Cradle, Minggu (11/6/2023), kerajaan itu ingin mengubur limbah nuklir di padang pasir dan lautan Yaman. Selain itu, mereka menuduh koalisi yang dipimpin Saudi sudah membuang limbah beracun dan kimia di pantai Yaman.



"Tingkat radiasi tinggi baru-baru ini ditemukan di Laut Merah dan Laut Arab dan menyebabkan penghancuran terumbu karang dan kehidupan air di pantai Aden, Abyan, Al-Mahrah, dan Provinsi Hadramout, serta kematian ribuan ton ikan," tulis laman itu, dikutip Minggu (11/6/2023).

Pada bulan Januari, Arab Saudi mengumumkan rencana untuk menggunakan uranium yang bersumber di dalam negeri untuk membangun industri tenaga nuklir kerajaan sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk menjadi pemimpin global di sektor energi terbarukan.

Sebagai bagian dari ambisi ini, kerajaan dilaporkan mengambil tawaran dari beberapa negara untuk membangun industri nuklir sipilnya.

Sejak 2015, Yaman telah menjadi sasaran perang brutal yang dipimpin oleh Arab Saudi dan sekutu regionalnya dengan dukungan NATO. Di atas kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh senjata Barat, negara termiskin di dunia Arab itu juga menghadapi banyak bencana lingkungan.


"Bulan lalu, PBB mengumumkan dimulainya operasi penyelamatan untuk membongkar dan mengamankan supertanker FSO yang lebih aman di lepas pantai Yaman, yang ditinggalkan pada awal perang yang dipimpin Saudi," sambungnya.

Jumlah minyak yang dapat tumpah dari FSO lebih aman berpotensi mencapai pantai Afrika, menempatkan banyak spesies laut dalam risiko dan menghancurkan stok ikan yang bisa memakan waktu puluhan tahun untuk pulih.

Beberapa minggu sebelum pengumuman PBB, raksasa minyak Prancis Totalenergies dituduh melakukan skandal lingkungan terbesar dalam sejarah Yaman.

Totalenergies Energy dilaporkan bertanggung jawab untuk membuang jutaan liter air beracun secara tidak tepat, menyebabkan tumpahan minyak, menggunakan teknik operasi non-standar, mencemari air tanah terbesar di negara itu, dan gagal mendaur ulang limbah beracun.

Pernyataan dari Sanaa adalah tuduhan terbaru yang dilontarkan terhadap Riyadh, setelah pembicaraan damai yang dimediasi Oman, yang dilaporkan terganggu oleh AS dan Inggris.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1514 seconds (0.1#10.140)