Fungsi Glutamat dan Glutamin pada Tubuh Manusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kandungan Glutamat dan Glutamin berperan membantu produksi dan pemeliharaan sel imunitas termasuk antibodi.yang kita kenal.
Glutamat dan Glutamin ibarat saudara kembar, keduanya merupakan asam amino non esensial yang berlimpah pada tubuh manusia, artinya setiap saat dapat diubah menjadi asam amino lain yang diperlukan tubuh. Pada kondisi sel tubuh sehat, glutamat lebih disukai tubuh.
Sebaliknya ketika sel sedang mengalami stres atau cedera ataupun terserang penyakit, Glutamin akan diperlukan lebih banyak, terutama untuk menjaga keutuhan mukosa usus.
'' Tidak hanya itu saja, Glutamin ini juga berperan sebagai aktivator sistem kekebalan pada saluran cerna. Ia bisa membantu mencegah racun-racun tubuh menyebar dan memperkuat sistem kekebalan agar siap menghadapi infeksi, tutur Endang S. Sunaryo, selaku Pengamat Gizi
Sistem kekebalan tubuh manusia sangatlah kompleks. Ketika bakteri atau virus menyerang, sel tubuh seperti limfosit, makrofag, dan neutrofil saling bekerja sama.
Layaknya pasukan perang, mereka membutuhkan logistik yang kuat untuk bisa melawan musuhnya. Tanpa adanya ‘bahan pendukung’, sistem kekebalan kita bisa kalah duluan sebelum berperang.
Limfosit terdiri dari limfosit T dan limfosit B yang memiliki ketergantungan untuk saling bekerja sama. Dalam sistem kerjanya, Glutamin berperan untuk memperbanyak sel limfosit T saat mendapatkan signal dari sel yang terinfeksi oleh alergen berupa interferon.
Tanpa adanya interferon, sel T tidak dapat bereaksi. Sedangkan limfosit B berperan untuk membentuk antibodi setelah mendapat sinyal dari sel T. Dengan demikian jumlah dan kewaspadaan sel limfosit T sangat penting dalam aktifitas pertahanan tubuh.
Oleh karena itu, tanpa adanya Glutamat dan Glutamin, Limfosit tidak akan berfungsi optimal sebagaimana mestinya. Tanpanya, kekebalan tubuh akan kehilangan ‘prajurit’ terbaiknya. Kewaspadaan limfosit sel T berkurang demikian pula “sel Nk”. Alhasil, virus dan bakteri akan mudah menyerang tubuh.
Selain Limfosit, Neutrofil dan Monosit juga membutuhkan Glutamin. Neutrofil dan Monosit yang bekerja dengan cara fagositosis atau menelan musuh sangat bertumpu pada bantuan pasokan Glutamin.
Tak hanya itu Neutrofil dan Monosit juga mendukung laju produksi superoksida yaitu radikal bebas, kunci yang diperlukan untuk membunuh alergen atau musuh yang masuk, sehingga efektif dalam penyembuhan penyakit.
Glutamat dan Glutamin ibarat saudara kembar, keduanya merupakan asam amino non esensial yang berlimpah pada tubuh manusia, artinya setiap saat dapat diubah menjadi asam amino lain yang diperlukan tubuh. Pada kondisi sel tubuh sehat, glutamat lebih disukai tubuh.
Sebaliknya ketika sel sedang mengalami stres atau cedera ataupun terserang penyakit, Glutamin akan diperlukan lebih banyak, terutama untuk menjaga keutuhan mukosa usus.
'' Tidak hanya itu saja, Glutamin ini juga berperan sebagai aktivator sistem kekebalan pada saluran cerna. Ia bisa membantu mencegah racun-racun tubuh menyebar dan memperkuat sistem kekebalan agar siap menghadapi infeksi, tutur Endang S. Sunaryo, selaku Pengamat Gizi
Sistem kekebalan tubuh manusia sangatlah kompleks. Ketika bakteri atau virus menyerang, sel tubuh seperti limfosit, makrofag, dan neutrofil saling bekerja sama.
Layaknya pasukan perang, mereka membutuhkan logistik yang kuat untuk bisa melawan musuhnya. Tanpa adanya ‘bahan pendukung’, sistem kekebalan kita bisa kalah duluan sebelum berperang.
Limfosit terdiri dari limfosit T dan limfosit B yang memiliki ketergantungan untuk saling bekerja sama. Dalam sistem kerjanya, Glutamin berperan untuk memperbanyak sel limfosit T saat mendapatkan signal dari sel yang terinfeksi oleh alergen berupa interferon.
Tanpa adanya interferon, sel T tidak dapat bereaksi. Sedangkan limfosit B berperan untuk membentuk antibodi setelah mendapat sinyal dari sel T. Dengan demikian jumlah dan kewaspadaan sel limfosit T sangat penting dalam aktifitas pertahanan tubuh.
Oleh karena itu, tanpa adanya Glutamat dan Glutamin, Limfosit tidak akan berfungsi optimal sebagaimana mestinya. Tanpanya, kekebalan tubuh akan kehilangan ‘prajurit’ terbaiknya. Kewaspadaan limfosit sel T berkurang demikian pula “sel Nk”. Alhasil, virus dan bakteri akan mudah menyerang tubuh.
Selain Limfosit, Neutrofil dan Monosit juga membutuhkan Glutamin. Neutrofil dan Monosit yang bekerja dengan cara fagositosis atau menelan musuh sangat bertumpu pada bantuan pasokan Glutamin.
Tak hanya itu Neutrofil dan Monosit juga mendukung laju produksi superoksida yaitu radikal bebas, kunci yang diperlukan untuk membunuh alergen atau musuh yang masuk, sehingga efektif dalam penyembuhan penyakit.
(wbs)