Gara-gara Ini! Rusia Bikin Mati Kutu Industri Luar Angkasa Eropa

Jum'at, 23 Juni 2023 - 23:16 WIB
loading...
Gara-gara Ini! Rusia...
Tujuan utama di balik pengembangan Soyuz-5 adalah untuk memfasilitasi peluncuran pesawat ruang angkasa tak berawak ke berbagai orbit dekat Bumi. FOTO/ TJF
A A A
MOSCOW - Perusahaan luar angkasa Roscosmos menyelesaikan produksi mesin roket cair RD-171MV untuk uji terbang pertama Soyuz-5 baru pada bulan Juni.



Hadirnya mesin baru ini artinya berakhir pula produksi RD-171M hal ini tentunya membuat industri luar angkasa Rusia jauh meninggalkan Eropa. Pasalnya industri penerbangan Eropa membutuhkan mesin pendorong roket ini.

Tujuan utama di balik pengembangan Soyuz-5 adalah untuk memfasilitasi peluncuran pesawat ruang angkasa tak berawak ke berbagai orbit dekat Bumi, memanfaatkan kemampuan pendorong bila diperlukan.

Seperti dilansir dari Sputnik News, Jumat (23/6/2023) pada 2023, perusahaan berencana menyelesaikan perakitan mesin untuk roket penerbangan kedua dan memproduksi mesin untuk yang ketiga.

Menurut Roscosmos, proyek tersebut diluncurkan pada 2017, dan sejak itu dua contoh RD-171MV telah diproduksi dan dikirim untuk pengembangan dan pengujian akhir.

Secara total, mesin tersebut telah menjalani lebih dari dua puluh pengujian. Dua mesin RD-171MV yang dimaksudkan untuk uji penyetelan halus dan penyesuaian akhir juga diperiksa untuk kerusakan.

“Tahap selanjutnya dari program ini akan mencakup uji antardepartemen RD-171MV dan pengiriman serial mesin untuk roket Soyuz-5,” perwakilan dari perusahaan negara menambahkan.

Seperti dilansir dari Sputnik News, Roscosmos menekankan bahwa mesin baru tersebut akan menjadi “yang paling bertenaga di dunia” dan mengumumkan penyelesaian uji coba mesin pada Agustus 2022. .

Roscosmos mencatat bahwa RD-171MV, yang merupakan versi modifikasi dari mesin RD-171M 2001, akan menjadi dasar roket Soyuz-5 baru dan daya dorong mesin melebihi 800 ton, menjadikannya yang paling bertenaga di dunia.

Roket Soyuz-5, juga dikenal sebagai Irtysh, akan memiliki dua tahap dan diperkirakan akan diluncurkan dari stasiun luar angkasa Baikonur di Kazakhstan.

Menurut Roscosmos roket tersebut akan dapat mengirimkan hingga 17 ton kargo ke luar angkasa, dan fungsi utamanya adalah mengirimkan perangkat ruang angkasa otomatis ke berbagai orbit dekat Bumi.

Sementara itu, Eropa menghadapi masalah dalam operasi luar angkasanya di tengah konflik antara Moskow dan Kiev. Sanksi yang dikenakan pada industri luar angkasa Rusia telah mencabut roket Soyuz Rusia dari perusahaan luar angkasa Eropa.

Setelah peluncuran Vega-C yang gagal pada bulan Desember, yang dilaporkan disebabkan oleh kerusakan suku cadang buatan Ukraina, perusahaan antariksa Eropa bahkan menghadapi ketersediaan kapasitas kargo yang lebih terbatas untuk peluncuran satelit komersial.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2827 seconds (0.1#10.140)