Ilmuwan Temukan 2 Ruang Magma Raksasa di Bawah Gunung Supervolcano Yellowstone
loading...
A
A
A
WYOMING - Gunung Supervolcano Yellowstone yang berada di Wyoming, Amerika Serikat (AS) ternyata memiliki 2 ruang magma raksasa di bawahnya. Fakta ini mengungkap seberapa besar kandungan magma dan potensi letusan yang bisa ditimbulkan.
Para ilmuwan telah mengetahui konsistensi magma di bawah kaldera Supervolcano Yellowstone menggunakan gelombang seismik. Mereka juga mengetahui reservoir yang penuh dengan "bubur magma" diperkirakan tidak menimbulkan ancaman letusan yang akan segera terjadi.
“Meskipun kami menemukan porsi cairan yang jauh lebih tinggi daripada yang ditemukan sebelumnya, itu masih hanya sampai 28%. Jadi, sepengetahuan kami, Yellowstone tidak akan mengalami letusan dalam waktu dekat,” kata Sin-Mei Wu, ahli geofisika dan peneliti pascadoktoral Layanan Seismologi Swiss di Institut Teknologi Federal (ETH) di Zurich kepada Live Science, Kamis (29/6/2023).
Dari penelitian ini diketahui reservoir magma di bawah gunung berapi Yellowstone terdiri dari dua ruang. Reservoir dangkal di dekat permukaan dengan panjang sekitar 90 kilometer dan lebar 40 km, sedangkan ruang yang lebih dalam yang berukuran sekitar 4,5 kali lebih besar.
Untuk reservoir yang lebih dalam mengandung sekitar 2% pencairan batuan magma, dan ruang bagian atas mengandung jauh lebih banyak lagi. Sebuah studi yang diterbitkan di Science pada Desember 2022 menempatkan proporsi pencairan magma pada reservoir bagian atas antara 16% dan 20%.
Tim menggunakan data gelombang seismik untuk menilai tekstur dan komposisi reservoir magma bagian atas, yang kedalamannya sekitar 5 km di bawah supervolcano Yellowstone. Hasil penelitian yang diterbitkan 8 Juni di jurnal Earth and Planetary Science Letters, menunjukkan ruang atas terdiri dari 28% lelehan.
“Jumlah ini 8% hingga 12% lebih banyak dari perkiraan tahun 2022, yang ditemukan dengan metode berbeda. Jauh dari campuran halus batuan cair, reservoir magma mengandung sejumlah besar batuan padat, kristal semi-cair, gas, dan zat volatil lainnya,” kata Wu.
Terlepas dari terobosan baru-baru ini, para ilmuwan tidak dapat memastikan apa sebenarnya yang tersembunyi di bawah supervolcano Yellowstone. Michael Poland, seorang ahli geofisika penelitian dan ilmuwan yang bertanggung jawab di Observatorium Gunung Api Yellowstone mengatakan, sistem magmatik ini "bubur".
“Kami sering menyebut 'bubur magmatik' untuk menyampaikan kesan bahwa itu bukan bola cair 100%, tetapi juga mengandung banyak bahan padat. Jauh lebih padat daripada bahan cair. Mungkin seperti sup lentil yang sangat kental,” ujarnya.
Para ilmuwan telah mengetahui konsistensi magma di bawah kaldera Supervolcano Yellowstone menggunakan gelombang seismik. Mereka juga mengetahui reservoir yang penuh dengan "bubur magma" diperkirakan tidak menimbulkan ancaman letusan yang akan segera terjadi.
“Meskipun kami menemukan porsi cairan yang jauh lebih tinggi daripada yang ditemukan sebelumnya, itu masih hanya sampai 28%. Jadi, sepengetahuan kami, Yellowstone tidak akan mengalami letusan dalam waktu dekat,” kata Sin-Mei Wu, ahli geofisika dan peneliti pascadoktoral Layanan Seismologi Swiss di Institut Teknologi Federal (ETH) di Zurich kepada Live Science, Kamis (29/6/2023).
Dari penelitian ini diketahui reservoir magma di bawah gunung berapi Yellowstone terdiri dari dua ruang. Reservoir dangkal di dekat permukaan dengan panjang sekitar 90 kilometer dan lebar 40 km, sedangkan ruang yang lebih dalam yang berukuran sekitar 4,5 kali lebih besar.
Untuk reservoir yang lebih dalam mengandung sekitar 2% pencairan batuan magma, dan ruang bagian atas mengandung jauh lebih banyak lagi. Sebuah studi yang diterbitkan di Science pada Desember 2022 menempatkan proporsi pencairan magma pada reservoir bagian atas antara 16% dan 20%.
Tim menggunakan data gelombang seismik untuk menilai tekstur dan komposisi reservoir magma bagian atas, yang kedalamannya sekitar 5 km di bawah supervolcano Yellowstone. Hasil penelitian yang diterbitkan 8 Juni di jurnal Earth and Planetary Science Letters, menunjukkan ruang atas terdiri dari 28% lelehan.
“Jumlah ini 8% hingga 12% lebih banyak dari perkiraan tahun 2022, yang ditemukan dengan metode berbeda. Jauh dari campuran halus batuan cair, reservoir magma mengandung sejumlah besar batuan padat, kristal semi-cair, gas, dan zat volatil lainnya,” kata Wu.
Terlepas dari terobosan baru-baru ini, para ilmuwan tidak dapat memastikan apa sebenarnya yang tersembunyi di bawah supervolcano Yellowstone. Michael Poland, seorang ahli geofisika penelitian dan ilmuwan yang bertanggung jawab di Observatorium Gunung Api Yellowstone mengatakan, sistem magmatik ini "bubur".
“Kami sering menyebut 'bubur magmatik' untuk menyampaikan kesan bahwa itu bukan bola cair 100%, tetapi juga mengandung banyak bahan padat. Jauh lebih padat daripada bahan cair. Mungkin seperti sup lentil yang sangat kental,” ujarnya.
(wib)