Badai Matahari Kanibal yang Jarang Terjadi Siap Menghantam Bumi

Selasa, 18 Juli 2023 - 20:36 WIB
loading...
Badai Matahari Kanibal yang Jarang Terjadi Siap Menghantam Bumi
Ejeksi massa koronal (coronal mass ejection/CME) kanibal yang jarang terjadi siap menghantam Bumi. Foto/Live Science/NASA/SDO
A A A
WASHINGTON - Ejeksi massa koronal (coronal mass ejection/CME) kanibal yang jarang terjadi siap menghantam Bumi . Ejeksi Massa koronal yang dikenal sebagai badai matahari menghantam Bumi pada 18 Juli 2023 dan berpotensi memicu badai geomagnetik lemah.

Dikutip dari laman Live Science, Selasa (18/7/2023), badai matahari kanibal ini merupakan dua lontaran massa koronal yang menjadi satu membentuk awan plasma magnetis yang sangat besar. Ejeksi massa koronal kanibal terjadi ketika CME awal diikuti oleh CME kedua yang lebih cepat.

Ketika CME kedua mengejar awan pertama, dia menelannya, menciptakan satu gelombang plasma masif. Kedua lontaran massa koronal berasal dari semburan matahari kelas C, tingkat menengah dari kekuatan erupsi matahari.



Ukuran dan kecepatan gabungan kedua CMS cenderung memicu gangguan tingkat G1 atau G2, dua kelas terendah untuk badai geomagnetik. Sebuah simulasi dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) awan CME kanibalistik kemungkinan besar akan menghantam Bumi pada 18 Juli.

CME kanibal jarang terjadi karena membutuhkan CME berurutan yang diselaraskan dengan sempurna dan bergerak dengan kecepatan tertentu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir banyak ditemukan fenomena badai matahari kanibal ini.
Badai Matahari Kanibal yang Jarang Terjadi Siap Menghantam Bumi


Pada November 2021, CME kanibal menabrak Bumi, memicu salah satu badai geomagnetik besar pertama dari siklus matahari saat ini. Dua CME lagi menghantam planet kita pada tahun 2022, yang pertama pada bulan Maret dan satu lagi pada bulan Agustus, dan keduanya memicu badai kelas G3 yang kuat.

CME kanibal menjadi lebih mungkin terjadi selama aktivitas maksimum matahari, dari siklus matahari kira-kira 11 tahun. Selama ini, jumlah bintik matahari dan semburan matahari meningkat tajam karena medan magnet matahari semakin tidak stabil.



Para ilmuwan awalnya memperkirakan bahwa aktivitas maksimum matahari berikutnya akan tiba pada tahun 2025 dan lebih lemah dibandingkan dengan siklus matahari sebelumnya. Bumi telah dilanda lima badai geomagnetik besar (G4 atau G5) tahun ini, termasuk badai terkuat selama lebih dari enam tahun.

Badai ini telah memanaskan termosfer, lapisan tertinggi kedua di atmosfer Bumi, ke suhu tertingginya dalam lebih dari 20 tahun. Jumlah bintik matahari juga meningkat saat mendekati matahari maksimum, mencapai total tertinggi selama hampir 21 tahun pada bulan Juni.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3065 seconds (0.1#10.140)