NASA Akan Gunakan Roket Nuklir agar Cepat Menuju Mars

Minggu, 30 Juli 2023 - 07:33 WIB
loading...
NASA Akan Gunakan Roket Nuklir agar Cepat Menuju Mars
NASA berharap pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir akan membantu badan tersebut mencapai tujuannya mengirim manusia ke Mars pada tahun 2040.. FOTO/ LIVE SCIENSE
A A A
NEW YORK - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ( NASA ) berencana untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir ke orbit Bumi pada awal 2025.



Para ilmuwan yakin teknologi tersebut dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak 480 juta kilometer ke Mars.

Pesawat ruang angkasa, yang dikenal sebagai DRACO, akan dibangun oleh perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan Lockheed Martin melalui proyek yang dipimpin oleh NASA dan US Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).

Administrator NASA, Bill Nelson mengatakan, jika tes awal berhasil, NASA berharap pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir akan membantu badan tersebut mencapai tujuannya mengirim manusia ke Mars pada tahun 2040.

Dia menjelaskan bahwa teknologi yang digunakan memasukkan panas dari reaktor fisi nuklir ke dalam propelan hidrogen untuk memberikan daya dorong yang diyakini jauh lebih efisien daripada mesin roket berbahan kimia tradisional.

“Ini karena roket termal nuklir (NTR) diketahui menawarkan rasio dorong-ke-berat yang tinggi sekitar 10.000 kali lebih besar daripada propulsi listrik dengan efisiensi dua hingga lima kali propulsi kimia di ruang angkasa,” kata Bill seperrti dilansir dari Unilad.

Deputy President of Lockheed Martin's Exploration Campaign, Kirk Shireman, mengatakan pihaknya berharap teknologi nuklir yang digunakan mampu mempercepat misi menginjakkan kaki di planet keempat dari matahari yang sebelumnya diperkirakan memakan waktu sekitar tujuh bulan. .

"Kami akan menguji teknologi nuklir ini dan meluncurkan demonstrasi untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin,''

“Bersamaan dengan transit yang lebih cepat, sistem NTR akan membantu astronot mengurangi risiko paparan radiasi berbahaya di luar angkasa dan masalah kekurangan pasokan makanan, serta mereka juga tidak perlu terlalu lama berada di luar angkasa." jelas Kirs
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1918 seconds (0.1#10.140)