Teliti Kehidupan Bawah Laut, China Rancang Kapal Super Canggih

Rabu, 16 Agustus 2023 - 21:47 WIB
loading...
Teliti Kehidupan Bawah...
China siapkan kapal untuk teliti laut dalam. FOTO/ DAILY
A A A
BEIJING - China kembangkan sebuah kapal serbaguna untuk penelitian ilmiah laut dalam dan penyelidikan arkeologis.



Kapal serbaguna yang dipatenkan tersebut memiliki banyak fungsi, termasuk navigasi air tak terbatas, penyelaman dalam berawak, eksplorasi laut dalam, dukungan operasi komprehensif, dan muatan keselamatan yang berat.

Para ilmuwan dapat menggunakan kapal ini untuk mengambil sampel dan data untuk penelitian geologi laut dalam, lingkungan, serta ilmu kehidupan.

” Kapal itu juga dapat menawarkan panduan disipliner dan dukungan operasi bawah air untuk arkeologi laut dalam,” kata Institut Ilmu Pengetahuan dan Teknik Laut Dalam yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS), penyandang dana proyek kapal tersebut, sebagaimana dilansir dari Xinhua News.

Lembaga penelitian tersebut juga menyoroti kemampuan kapal itu memecah es untuk ekspedisi kutub saat musim panas, seraya mengatakan bahwa kapal ini dapat mendukung operasi bawah air berawak maupun nirawak di wilayah kutub.

Dengan panjang desain 103 meter dan berat benaman sekitar 9.200 ton, kapal baru itu memiliki jangkauan maksimum 15.000 mil laut. Kapal tersebut juga dapat menampung 80 orang di dalamnya.

Menurut para peneliti China, perangkat berbentuk ubin yang mereka kembangkan dapat menganalisis frekuensi sonar musuh dan menghasilkan gelombang suara yang berlawanan. Akibatnya operator sonar akan mengira kapal selam yang bergerak itu air.

Laman South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong melaporkan, Tim Institut Teknologi Beijing mengklaim bahwa suara frekuensi rendah yang dihasilkan oleh ubin memiliki intensitas hingga 147 desibel. Intensitas ini lebih keras daripada konser rock dan cukup kuat untuk memblokir beberapa sonar aktif paling kuat yang digunakan oleh militer AS atau sekutunya.

Lebih lanjut, para insinyur China dapat menempelkan perangkat itu di seluruh lambung kapal selam untuk menghadapi sonar yang datang dari berbagai sudut. Satu unit ubin lengkap ini berukuran kurang dari setengah ketebalan batu bata.

Material ini dinamai berdasarkan fenomena yang diidentifikasi oleh fisikawan Inggris James Joule pada tahun 1842. Fenomena yang dikenal sebagai "magnetostriksi", di mana beberapa bahan meregang atau berkontraksi saat didekatkan dengan magnet.

Kemudian ilmuwan China membuat ubin aktif didasarkan pada teknologi yang dikenal sebagai material magnetostriktif raksasa (GMM). Pembuatan GMM membutuhkan unsur Tanah Langka yang mahal dan berat dalam jumlah yang signifikan, seperti Terbium dan Dysprosium, sehingga penggunaan teknologi tersebut masih terbatas.
.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1199 seconds (0.1#10.140)