Kurangi Emisi Karbon, Kapal Kargo Bertenaga Angin Mulai Berlayar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kapal kargo I nggris bernama Pyxis Ocean yang dilengkapi dengan layar bertenaga angin telah memulai pelayaran perdananya.
BACA JUGA - Kapal Kargo Bermuatan Kontainer Terbalik di Terminal Teluk Lamong
Perusahaan perkapalan Cargill, yang telah mencarter kapal tersebut, berharap teknologi yang diusung dapat membantu menuju masa depan yang lebih hijau.
Perjalanan pedana dimulai dari China ke Brasil. Kapal cargo satu ini akan menggunakan layar WindWings canggih yang memiliki tinggi mencapai 37,5 meter, yang bisa dilipat dan dibuka saat berlayar untuk memotong konsumsi bahan bakar sekaligus mengurangi emisi karbon dunia.
Jan Dieleman, presiden Cargill, mengatakan bahwa saat ini industri perkapalan sedang dalam perjalanan menuju dekarbonisasi. Menurutnya, kehadiran kapal yang minim emisi ini penting bagi dunia saat ini sebagai salah satu cara untuk menanggulangi risiko pemanasan global.
"Lima, enam tahun lalu, jika Anda bertanya kepada orang-orang di perkapalan tentang dekarbonisasi, mereka akan berkata ini akansulit dan tidak akan bisa hadir dalam waktu dekat. Tapi lima tahun kedepan, ini smeua akan berubah. Orang-orang mulai berpikir bahwa mereka perlu melakukan ini," ujarnya dikutip dari Reuters, Senin (21/8/2023).
Untuk diketahui, Pyxis Ocean turut dikembangkan oleh perusahaan Inggris BAR Technologies, yang dikeluarkan dari tim Piala Amerika 2017 Sir Ben Ainslie, sebuah kompetisi yang terkadang disebut Formula1 lautan. Pelayaran ini dinilai akan menjadi titik balik bagi industri maritim.
John Cooper, sosok yang pernah bekerja untuk tim Formula Satu McLaren memperkirakan pada tahun 2025 setengah dari kapal yang baru dibangun akan dipesan dengan penggerak angin. Menurutnya kapal ini akan dilirik banyak perusahaan karena kelebihan yang dibawanya.
"Alasan saya sangat yakin adalah kapal ini mampu memberikan penghematan satu setengah ton bahan bakar per hari. Memiliki empat sayap di kapal, berarti menghemat enam ton bahan bakar, menghemat 20 ton CO2 - per hari. Itu jumlah yang sangat besar," ungkapnya.
Para ahli mengatakan tenaga angin adalah bidang yang menjanjikan untuk dijelajahi, karena industri perkapalan mencoba mengurangi sekitar 837 juta ton CO2 yang dihasilkannya setiap tahun. Pada bulan Juli mereka setuju untuk mengurangi gas yang menghangatkan planet menjadi nol bersih sekitar tahun 2050.
Dr Simon Bullock, peneliti perkapalan di Tyndall Centre, di University of Manchester mengatakan bahan bakar baru yang lebih bersih akan membutuhkan waktu, jadi harus melakukan segala sesuatunya pada langkah-langkah operasional pada kapal yang ada seperti retrofit kapal dengan layar, layang-layang dan rotor.
"Pada akhirnya kami membutuhkan bahan bakar nol karbon di semua kapal, tetapi sementara itu, sangat penting untuk melakukan setiap perjalanan seefisien mungkin. Kecepatan yang lebih lambat juga merupakan bagian penting dari solusi," kata Simon memaparkan.
Cooper dengan optimis mengatakan bahwa masa depan sayap angin sangat cerah. Dia juga mengakui bahwa dia merasa puas dengan gagasan industri kembali ke asalnya.
Menurutnya, meski para insinyur selalu membenci tren penggunaan tenaga angin, ia bertekad untuk mencoba mengembalikan tren yang lebih baik, walupun harus kembali ke asalnya.
BACA JUGA - Kapal Kargo Bermuatan Kontainer Terbalik di Terminal Teluk Lamong
Perusahaan perkapalan Cargill, yang telah mencarter kapal tersebut, berharap teknologi yang diusung dapat membantu menuju masa depan yang lebih hijau.
Perjalanan pedana dimulai dari China ke Brasil. Kapal cargo satu ini akan menggunakan layar WindWings canggih yang memiliki tinggi mencapai 37,5 meter, yang bisa dilipat dan dibuka saat berlayar untuk memotong konsumsi bahan bakar sekaligus mengurangi emisi karbon dunia.
Jan Dieleman, presiden Cargill, mengatakan bahwa saat ini industri perkapalan sedang dalam perjalanan menuju dekarbonisasi. Menurutnya, kehadiran kapal yang minim emisi ini penting bagi dunia saat ini sebagai salah satu cara untuk menanggulangi risiko pemanasan global.
"Lima, enam tahun lalu, jika Anda bertanya kepada orang-orang di perkapalan tentang dekarbonisasi, mereka akan berkata ini akansulit dan tidak akan bisa hadir dalam waktu dekat. Tapi lima tahun kedepan, ini smeua akan berubah. Orang-orang mulai berpikir bahwa mereka perlu melakukan ini," ujarnya dikutip dari Reuters, Senin (21/8/2023).
Untuk diketahui, Pyxis Ocean turut dikembangkan oleh perusahaan Inggris BAR Technologies, yang dikeluarkan dari tim Piala Amerika 2017 Sir Ben Ainslie, sebuah kompetisi yang terkadang disebut Formula1 lautan. Pelayaran ini dinilai akan menjadi titik balik bagi industri maritim.
John Cooper, sosok yang pernah bekerja untuk tim Formula Satu McLaren memperkirakan pada tahun 2025 setengah dari kapal yang baru dibangun akan dipesan dengan penggerak angin. Menurutnya kapal ini akan dilirik banyak perusahaan karena kelebihan yang dibawanya.
"Alasan saya sangat yakin adalah kapal ini mampu memberikan penghematan satu setengah ton bahan bakar per hari. Memiliki empat sayap di kapal, berarti menghemat enam ton bahan bakar, menghemat 20 ton CO2 - per hari. Itu jumlah yang sangat besar," ungkapnya.
Para ahli mengatakan tenaga angin adalah bidang yang menjanjikan untuk dijelajahi, karena industri perkapalan mencoba mengurangi sekitar 837 juta ton CO2 yang dihasilkannya setiap tahun. Pada bulan Juli mereka setuju untuk mengurangi gas yang menghangatkan planet menjadi nol bersih sekitar tahun 2050.
Dr Simon Bullock, peneliti perkapalan di Tyndall Centre, di University of Manchester mengatakan bahan bakar baru yang lebih bersih akan membutuhkan waktu, jadi harus melakukan segala sesuatunya pada langkah-langkah operasional pada kapal yang ada seperti retrofit kapal dengan layar, layang-layang dan rotor.
"Pada akhirnya kami membutuhkan bahan bakar nol karbon di semua kapal, tetapi sementara itu, sangat penting untuk melakukan setiap perjalanan seefisien mungkin. Kecepatan yang lebih lambat juga merupakan bagian penting dari solusi," kata Simon memaparkan.
Cooper dengan optimis mengatakan bahwa masa depan sayap angin sangat cerah. Dia juga mengakui bahwa dia merasa puas dengan gagasan industri kembali ke asalnya.
Menurutnya, meski para insinyur selalu membenci tren penggunaan tenaga angin, ia bertekad untuk mencoba mengembalikan tren yang lebih baik, walupun harus kembali ke asalnya.
(wbs)